Cinta Pada Istri Urakan - Bab 278 Yang Tampan Yang Benar

Dua kakak beradik keluarga Atmaja (Rama-Romo) dari luar kelihatannya cocok tapi tidak di hati ini merupakan hal yang diketahui oleh umum.

Reni dan Nagita tidak bertatap muka lagi di depan umum.

Rama masih mengundang Romo dan istrinya untuk hadir di pesta, lebih bermaksud untuk pamer.

Makanya di pesta, Romo dan Reni sebenarnya diperlakukan dengan dingin.

Harapan Romo jadi kosong, awalnya ingin pulang pagian, tapi Reni ingin berinteraksi dengan keluarga Ridwansyah.

Orang yang mewakili keluarga Ridwansyah yang datang, kebetulan adalah ayah dari Christian, Hatta Ridwansyah dan ibunya, Ainun.

Keluarga Ridwansyah 3 keturunan sebelumnya hanya merupakan keluarga biasa, setelah putri sulung keluarga Pradipta, Evelin Pradipta, menikah masuk ke keluarga Ridwansyah, membawa perubahan yang sangat besar ke keluarga Ridwansyah.

Sampai generasi Christian, nama keluarga Ridwansyah di Jakarta sama tersohornya dengan keluarga Pradipta menjadi salah satu dari 4 keluarga terhormat.

Jadi, Romo dan Reni menghampiri untuk berbincang, Hatta Ridwansyah dan Ainun juga tidak merasa ada yang aneh.

Reni: “Bapak dan Ibu Ridwansyah, aku adalah ibu dari Lana, anakku Lana dan putra kalian adalah teman sekelas.”

Ini yang membuat suami istri keluarga Ridwansyah sangat tidak menduga, Ainun berkata: “Oh ya, sungguh kebetulan sekali.”

Wajah Reni jadi berat, melihat respon dari nyonya Ridwansyah, Christian tidak pernah sama sekali di depan mereka menyebut Lana.

Dia mempertahankan senyuman yang bermartabat, berkata: “Iya benar sekali, terakhir kali mereka pulang, Christian yang mengantar Lana pulang, Christian sungguh dewasa, masih membantu Lana mengangkat koper, dia juga sangat sopan, aku lihat, dia hebat juga ada jasa kalian selaku orang tua.”

Mendengar putra kesayangannya disanjung orang, Ainun tentu saja sangat senang, “Terima kasih sanjungan nyonya Reni, teman sekelas saling membantu dan saling menyayangi itu sudah semestinya.”

Senyuman Reni agak kaku, teringat putri kesayangannya sudah berupaya keras demi Christian, namun tidak bisa mendapatkan perhatian dari Christian, dia bersedih untuk putrinya.

Tatapan mata Ainun berpindah ke Romo, dia tersenyum berkata: “Pak Romo, tetap saja Laras berjodoh dengan kita, dia dan Christian sebelumnya juga teman sekelas sewaktu SMA, sampai perguruan tinggi juga masih satu kelas, lalu langsung jadi tantenya Christian. Awalnya kita juga tidak tahu, saat bertemu di perjamuan makan tahun baru, ternyata masih ada jodoh sampai tingkatan ini, memang sangat berjodoh sekali.”

Romo tersenyum berkata: “Iya, itu adalah keberuntungan Laras.”

“Iya benar sekali, putrimu yang ini yang pasti adalah harta kecil berharga yang hidup, Gavin kita yang biasanya dingin sama seperti sepotong es besar, Laras lah, yang bisa membuatnya terhibur, adalagi tetua keluarga kita, juga dihibur oleh Laras setiap hari senang sekali. Ada sepatah kata bilang apa itu, penampilan luar yang cantik tidak ada yang spesial, tapi jiwa yang menarik sulit ditemukan, Laras, baru orang yang sulit ditemukan.

Mendengar sanjungan ini, Romo tidak dapat menutupi kebanggaan, juga tetap tenang, “Itu adalah keberuntungan Laras.”

“Iya benar sekali, itu sungguh adalah keberuntungan kita dua keluarga, putraku di sini ada teman kelas seperti Laras, ke luar negeri sekelas dengan Lana, menurutku kita dua keluarga di kemudian hari perlu lebih sering menjalin hubungan, mungkin saja di kemudian hari hubungan kita menjadi lebih dekat lagi.”

Reni mendengar sampai di sini baru menunjukkan senyuman sebenarnya, terus mengangguk: “Iya, aku juga berpemikiran sama.”

Nyonya kedua keluarga saling menambah kontak wechat, masih janjian lain kali sama-sama pergi melakukan perawatan wajah, hubungan mereka menjadi dekat dengan cara seperti ini.

Reni ikut dengan suami dari Australia ke Jakarta, juga sudah meninggalkan lingkaran persahabatan sendiri, sampai di sini, dia juga tidak ada teman, kali ini kebetulan sekali bertemu langsung cocok dengan nyonya Ridwansyah.

Terhadap keluarga Ridwansyah, Reni juga sudah mengecek, kalau bukan begitu juga tidak akan bersemangat sekali untuk mencomblangi Lana dan Christian.

Dia berpikir, Laras saja bisa menikah masuk ke keluarga Pradipta, kalau begitu putrinya Lana, pasti tidak boleh menikah dengan orang yang lebih jelek dari Laras, paling tidak juga harus menikah dengan keluarga terhormat yang setingkat dengan keluarga Pradipta.

Di salah satu pojok, Gavin diam-diam mengambil keluar satu earphone bluetooth, berpura-pura sedang menelepon.

Gavin: “Di dalam tidak ada Tere, apa kalian di luar ada kelihatan?”

Sonny: “Tidak ada yang aneh.”

Gavin: “Beberapa pengusaha yang berhubungan baik dengan Rama apa semuanya difoto dengan jelas?”

Sonny: “Boleh, sudah diselidiki satu per satu, sebelum jam 12 tengah malam semua data akan diberikan ke bos.”

Gavin: “Baik, aku sini siap-siap pergi, perhatikan terus Rama dengan baik.”

Sonny: “Baik.”

Tatapan mata Gavin yang tajam melototi Rama, sampai saat ini Rama adalah satu-satunya petunjuk mereka.

Laras keluar dari toilet, melihat Gavin masih menunggu di luar, dia menghampiri dengan cepat, “Sudah selesai, kita pergi berpamitan dengan paman Rama lalu pergi.”

“Baik.” Ini cocok dengan maksud pria itu.

Tidak perlu curiga Rama hari ini adalah tokoh utama, Nagita berdandan sangat gemerlap, mengalami beberapa masalah, kerutan di ujung matanya bertambah banyak, tapi, kalung berlian di lehernya, juga makin menyilaukan mata.

“Paman, Bibi, kita mau pamit.”

Nagita menarik tangan Laras, tersenyum dengan sangat hangat sekali, “Sekarang sudah mau pulang? Tidak minum makan banyakan lagi? ….. Gavin, kamu sungguh semakin tampan saja, bibi merasa kamu tambah enak dilihat.”

Ini memang adalah perkataan yang jujur, mengenyampingkan latar belakang keluarga, kemampuan dan lain-lain, hanya melihat paras wajah Gavin, juga tidak ada orang yang menandingi.

Ujung mulut Gavin melebar, tersenyum sebentar, “Bibi, aku suka perkataanmu ini.”

Nagita sungguh terkejut mendapat sanjugan ini, perlu diketahui, dulu bagaimanapun dia menyanjung Gavin, Gavin selalu merespon dengan dingin, ini adalah untuk pertama kalinya ditanggapi dengan serius.

“Gavin, masalah Maira untung saja ada bantuan kamu, kondisinya sekarang lebih baik banyak dari dulu, kalau bisa, bisa tidak minta Dokter Anis ke rumah untuk melihat Maira?”

Gavin menyetujui, “Tentu saja bisa, gimana kalau besok?”

Nagita sangat senang sekali, terus mengangguk, “Baik baik, terima kasih.”

Gavin dengan sopan berkata: “Bibi, satu keluarga jangan sungkan-sungkan, besok kalian tunggu di rumah saja, aku akan membawa Dokter Anis pergi ke sana.”

“Baik, baik.”

Laras: “Bibi kalau begitu, kamu sibuk saja, kita pulang dulu.”

Nagita menarik Laras, mengantar mereka sampai depan pintu,”Hati-hati di jalan, Gavin, aku besok tunggu kalian yah.”

Gavin: “Baik.”

Dari lubuk hati Laras mulai curiga, dengan curiga melihat Gavin, sejak kapan hubunganmu dengan Bibiku begitu baik.

Gavin tersenyum menarik Laras dari tangan Nagita, merangkul pundak wanita itu dan pergi.

Mengemudikan mobil pulang, Laras tidak bisa menahan kecurigaan dalam hati membuka mulut bertanya: “Hari ini kamu sangat berbeda, apa kamu sudah merubah pandanganmu terhadap Bibiku?”

Gavin berkonsentrasi mengemudi, dengan nada suara yang tenang berkata: “Kamu sudah salah paham, tidak pernah sekalipun.”

“Tidak pernah? Kenapa kalian berbincang dengan senang sekali?”

“Adakah?”

“Em, aku percaya dengan mataku, mataku sendiri yang melihat.”

Gavin tertawa, “Itu bukannya Bibimu, satu keluarga, setiap kali bertemu, harus selalu pasang wajah datar?”

Laras mendatarkan mulut, meski dalam hati ada penolakan, tapi juga tidak bisa menyangkal apapun di mulut.

“Baiklah, yang tampan yang benar.”

Gavin menginjak pedal gas menambah kecepatan, besok juga adalah satu hari yang indah.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu