Cinta Pada Istri Urakan - Bab 521 Siapa Suruh Orang Yang Kamu Sukai Adalah Putriku

Romo secara pribadi datang untuk menjemput Laras pulang.

Romo sekarang sudah bisa berjalan tanpa menggunakan tongkat, dia bisa berjalan sendiri, dan dia kelihatannya lebih bersemangat dari sebelumnya.

Sebenarnya, pernikahannya dengan Reni sudah lama hanya sisa nama saja, jika Reni tidak begitu kejam dan merencanakan langkah demi langkah untuk mengambil alih perusahaannya, Romo juga tidak akan berpikir untuk bercerai dengannya.

Setelah Reni masuk penjara, Romo mengajukan perceraian bukan karena dia ingin menjebak Reni, tetapi dia tidak ingin berhubungan dengannya lagi, dia tidak ingin melanjutkan pernikahannya dengan pembunuh yang membunuh papanya.

Setelah mengajukan perceraian, tidak peduli permintaan seperti apa yang diajukan Reni, Romo akan menyerahkannya kepada pengacara.

Sikap Romo adalah dia tidak akan mengurangi apa yang pantas Reni dapatkan, tetapi apa yang tidak pantas Reni dapatkan, dia juga tidak akan memberinya lebih.

Jadi sekarang dia hidup dengan sangat nyaman.

Di barisan belakang mobil, Romo dan Laras berbicara sambil tertawa, mereka sangat bahagia, Laras dari waktu ke waktu melihat ke belakang, mobil Gavin mengikuti mereka dengan cermat.

“Apakah dia ingin mengantar kita pulang, atau dia ingin mencoba untuk masuk ke rumah kita?” Romo bertanya.

"Siapa yang tahu?"

"Jika dia ingin memasuki rumah kita, apakah kamu perlu papa mengusirnya dengan sapu?"

Laras tersenyum dengan santai, ekspresinya acuh tak acuh, "papa yang memutuskan saja."

Romo dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu aku tidak berani, lagi pula, dia adalah perwira tinggi TNI, jika aku membuatnya kesal, bagaimana jika dia membawa mobil tank dan meratakan Mansion Atmajaku?"

"Itu tidak mungkin."

"Haha, siapa tahu mungkin suatu hari ketika aku keluar dari rumah dan mau pergi bekerja, dia menunjuk sniper ke arahku, kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?"

"..." Laras tidak tahan, "papa, katakan saja apa yang ingin kamu katakan, ok?"

Romo tersenyum dengan tenang dan membayangkan adegan dia mempermainkan Gavin, "Aku harus memikirkan cara mempermainkannya, sebelumnya aku tidak ada di sini, sehingga dia terlalu mudah untuk menikah denganmu, sekarang aku ada di sini, dia harus mendapatkan persetujuanku sebelum menikah denganmu. "

"papa, kamu jangan sembarang melakukan sesuatu."

"Aku masih belum mulai dan kamu sudah tidak tega ya?"

"Tidak ada."

"Lihat, wajahmu sudah memerah, papa ingat ketika kamu masih kecil, jika kamu berbohong, maka wajahmu akan memerah, sekarang juga begitu."

"..."

Romo mulai berpikir, "Karena Gavin telah menjagamu selama berhari-hari, maka kita tentu saja harus berterima kasih padanya, bagaimana jika kita meninggalkannya untuk makan malam hari ini dan membiarkan papa mencoba seberapa hebat dia minum anggur."

"... Minum anggur tidak bagus untuk kesehatan, bisakah kamu meminumnya?"

"Aku tidak minum, Gavin yang minum, aku membiarkannya minum, apakah dia berani untuk tidak minum?"

"..."

"Tidak masalah jika dia mabuk, ada kamar tamu lebih di rumah kita, kita bisa membiarkannya tinggal semalam."

"Apakah kamu serius?"

"Apakah aku kelihatannya sedang bercanda? Aku mau lihat di dalam kondisi dia mabuk, dia akan bangun jam berapa besok pagi."

"Apakah perlu begitu?"

"Ya, ini adalah cara untuk menguji stamina seorang pria, semakin baik staminanya, semakin baik kemampuan metabolismenya, jadi semakin cepat dia bangun."

"..."

Mereka sambil mengobrol dan waktu berjalan dengan sangat cepat, Mansion Atmaja tiba dalam sekejap mata.

Benar saja, Gavin tidak bermaksud untuk kembali ke rumahnya, dia dengan bermuka tebal mengikuti mereka masuk ke Mansion Atmaja.

Dia mengambil barang-barang Laras ke kamarnya dan perlahan mengemasnya, setelah dia selesai mengemasnya, dia pergi ke kamar Bobi dan Nana.

Sekarang Bobi dan Nana tidur di kamar yang berbeda, Gavin tidak hanya memeriksa buku, mainan, dan tempat tidur mereka, tetapi dia juga memikirkan di mana ada bahaya yang tersembunyi.

Singkatnya, dia tidak ingin pergi.

Romo sedang duduk di sofa dan minum teh, Laras juga duduk di sofa, dia selalu melihat ke lantai dua.

Romo seolah-olah telah mengerti semuanya, dia tertawa dan berkata, "Gavin tidak akan turun sebelum tiba waktunya untuk pergi menjemput anak dari sekolah."

"..."

"Oh ya, Lana tahu bahwa kamu dipulangkan dari rumah sakit, dan dia sudah kembali ke Australia."

Laras sangat terkejut, "Jadi dia tidak peduli dengan ibunya lagi?"

Romo menggelengkan kepalanya, "Sebenarnya, aku sudah sangat terkejut bahwa dia tidak berlari kembali ke Australia pada hari ibunya terjadi sesuatu dan masih tinggal di sini sampai sekarang."

"Bagaimana dengan anggota keluarga Bakri lainnya?"

"Orang-orang yang egois itu sudah kembali ke Australia pada hari itu."

"... Mereka begitu banyak orang dan tidak ada yang tinggal di sini? Kalau begitu, bukankah Bibi Reni akan mampus?"

"Reni pantas menerima hasil tersebut, apakah kamu mulai berhati lembut?"

"Tidak, aku hanya khawatir dengan bagaimana perasaanmu."

Romo langsung melambaikan tangannya, "Aku juga tidak ingin menyembunyikan darimu, aku telah melihat dengan jelas semua orang di Keluarga Bakri, termasuk Reni, aku hanya menyesal mengapa aku tidak lebih awal bercerai dengannya, sehingga menyebabkan kakekmu meninggal secara tidak adil. Setiap kali aku memikirkan bagaimana sengsara dan tak berdaya kakekmu selama bertahun-tahun itu, aku membenci diriku sendiri karena tidak berbakti, aku bukan hanya membawa serigala masuk ke rumah dan juga secara tidak langsung menjadi pembantunya dalam melakukan kejahatan.

Apa yang Romo katakan, Laras juga merasakan hal yang sama, dan matanya langsung merah.

Tidak masalah jika Reni mengusirnya dari rumah, tidak masalah jika Reni memutuskan kerja sama perusahaan, bahkan tidak masalah juga jika Reni menggelapkan harta papanya, yang paling dia benci adalah Reni membunuh kakek kesayangannya secara tidak langsung.

Romo memegang kepala putrinya, sama seperti ketika Laras masih kecil, dia menghiburnya dengan nada lembut: "Kakek tidak akan membenci kita, Kakek hanya ingin kita bahagia, setelah lukamu sembuh, mari kita pergi melihat Kakek. "

"Ya."

Benar saja, ketika tiba waktunya untuk menjemput anak-anak dari sekolah, Gavin bergegas menuruni tangga dan berkata, "Aku pergi jemput Bobi dan Nana."

Romo tertawa tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan menunjukkan ekspresi "Lihat, apa yang aku katakan benar".

Laras tersenyum canggung.

Setelah beberapa saat, Gavin menjemput anak pulang dari sekolah, pengurus rumah sudah mengingat plat mobil Gavin, ketika dia melihat mobilnya, dia langsung membuka pintu dan membiarkannya masuk.

"Kami sudah pulang."

Gavin memegang dua kotak kecil di tangannya, ketika dia melihat Romo dan Laras, dia menggoyangkan kotak-kotak tersebut dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Kalian juga melihatnya, guru kelas berkata bahwa setiap anak harus membuat kue lilin, ini adalah bahan produksi yang aku beli di depan gerbang sekolah, nanti setelah makan, aku akan membuat bersama mereka. "

Romo mendekati telinga Laras dan berbisik, "Coba kamu dengarkan, betapa masuk akal alasannya, dia ingin tinggal untuk makan malam, ini adalah langkah pertamanya."

Laras tersenyum, dia menoleh untuk melihat Gavin, dan langsung berkata: "Tetapi guru kelas berkata bahwa itu dikumpul sebelum hari Senin, jadi kamu seharusnya tidak perlu begitu terburu-buru dan harus membuatnya hari ini, benar?"

Gavin berkata dengan sungguh-sungguh, "Anak-anak lagi ingin membuatnya, sementara mereka sedang bersemangat, aku akan mengajari mereka."

Laras menunjukkan ekspresi di mana dia telah membaca pikirannya, tetapi dia tetap bekerja sama dengan Gavin, "Oh, kalau begitu, maaf merepotkanmu."

Ketika makan malam, Romo menyerang terlebih dahulu, dia memindahkan sekotak vodka dan meletakkannya di meja makan, dan dia sendiri membuat sepoci teh.

Gavin bingung melihat sekotak vodka tersebut, papa mertuanya ingin mengujinya, dia lebih baik meminumnya atau tidak?

Sebelumnya, meskipun Romo adalah papa mertua, tetapi karena rasa bersalahnya terhadap Laras, dan juga mempertimbangkan latar belakang Gavin, Romo tidak berani memperlakukan Gavin seperti ini, bahkan ketika dia menghadapi Gavin, dia merasa tertekan, dia takut kelalaiannya sebagai papa akan membuat Gavin menyalahkannya.

Tetapi sekarang, dia yang sebagai papa mertua telah menjadi penguasa rumah, dan prosedur yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sekarang harus dilakukan semuanya.

Siapa suruh orang yang kamu sukai adalah putriku?

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu