Cinta Pada Istri Urakan - Bab 474 Kamu Satu Keluarga Mengalami Gangguan Endokrin

Setelah Randi meminum tehnya dia tidak ada maksud untuk pergi, mulai bermain dengan Nana dan Bobi lagi.

Laras merapikan barangnya, mumpung sedang di dekat jendela dia melihat kebawah, mobil Gavin sudah pergi.

"Anak-anak, jangan menempeli paman Uno lagi, paman Uno besok harus bekerja, biarkan dia cepat pulang."

"Tidak apa-apa, aku suka bermain bersama mereka."

"Tapi......Itu......Waktu.......Sudah larut........"

Akhirnya Randi mengerti maksudnya yang sedang mengusir tamu, berkata: "Oh, sudah malam sekali, Nana Bobi, kalian sudah harus tidur, besok paman bawa kalian pergi bermain, oke?"

Nana masih menarik baju Randi, sepasang mata besar yang berkelap kelip, "Paman Uno, besok Nana sangat ingin bermain sepatu roda, aku melihat abang dan kakak kecil yang bermain sepatu roda di lapangan, keren sekali."

Laras melarangnya: "Na, kamu masih kecil, nanti jatuh pasti menangis."

Randi memegang wajah kecil Nana, langsung menepatinya: "Baik, jadinya begini, paman besok membawa kalian pergi bermain sepatu roda."

"Aduh......Kamu.......Jangan manjakan dia......"

"Tidak apa-apa, kalau begitu aku pergi dulu."

"Baik, Nana Bobi, kalian bermain dulu di rumah, mama antar paman keluar."

Laras mengantar Randi keluar, berdiri di depan lift, tidak tergesa untuk menekan tombol lift.

Randi ingin mengatakannya tapi tidak dia katakan, dia merasa hari ini Laras berbeda sekali, sepertinya lebih dekat kepadanya dari biasanya, jadi dia merasa perjuangannya selama ini, tidak sia-sia.

"Laras, perasaanku......kamu tau kan?"

Suasana ini, canggung sekali, Laras mengangguk.

"Aku sangat suka Nana dan Bobi, kamu seorang mama, membawa dua orang anak, sekarang papamu juga sedang sakit......aku sungguh sangat ingin menjaga kalian, kedua anak-anak juga masih kecil, harus ada keluarga yang stabil."

Saat-saat ini, akhirnya datang juga.

Laras menarik nafas dalam, dengan sangat langsung mengatakan: "Tolong kedepannya kamu jangan membuang waktumu untukku lagi."

"Ah?"

"Kebaikanmu pada anak-anak, aku sangat berterimakasih, tapi, kalau aku, kamu jangan menghabiskan tenaga lagi."

Laras mengatakannya dengan sangat mudah, juga sangat langsung, sebuah kalimat langsung mematahkan pemikiran Randi seutuhnya.

Randi adalah orang yang pintar, dengan tersenyum bertanya: "Apa sedikit kesempatan pun tidak ada?"

Laras menekan tombol lift, "Kalau kamu menghabiskan tenagamu untuk orang yang tepat, pasti akan terjadi sesuai dengan keinginanmu. Hanya saja aku......maaf......"

Suara lift berdenting, pintu lift terbuka, Randi berjalan masuk, membalikkan badannya, melambai padanya, "Kalau begitu masih teman kan? Lain kali anak-anak mau mendaftar kelas minat di Pohon Kecil, juga boleh cari aku."

"Tentu saja, terimakasih."

"Sama-sama."

Pintu lift tertutup kembali, akhirnya Laras menghela nafas lega yang sangat panjang, di dunia ini yang paling sulit di bayar adalah utang budi, dia tidak ingin berutang pada siapapun.

-----

Hari pertama masuk Fanny masuk kerja, pagi-pagi sesampainya di kantor langsung membagikan bingkisan pernikahan.

Berita bagus ini bagi rekan kerjanya sedikit mendadak, bahkan ada beberapa rekan kerja pria yang tampaknya tidak begitu senang.

"Kak Fanny, sejak kapan kamu pacaran?"

"Benar, misterius sekali, disembunyikan dengan sangat baik, begitu dipublikasi langsung menikah, apa kalian menikah kilat?"

Fanny dengan malu-malu tersenyum, dia yang ekstrovert sangat jarang berwajah merah, "Termasuk menikah kilat, tapi juga tidak termasuk menikah kilat, kamu sudah kenal selama 5 6 tahun."

"Kapan kami bisa melihat pengantin pria?"

"Hehe, ada kesempatan baru lihat."

Laras sudah datang, Fanny seperti mendapatkan setangkai rumput penolong mendekati Laras, "Presdir Atmaja, kebetulan aku ada urusan mencarimu, ayo bicarakan di kantormu."

Begitu pintu ditutup, Fanny langsung mengeluh: "Orang-orang ini gosip sekali, semua mau ditanya, sebentar bertanya tentang mahar, sebentar bertanya tentang rumah, aku menikah apa hubungannya dengannya? Dasar duniawi!"

Laras tersenyum, "Setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda, biarkan saja mereka, yang penting kamu dan Jino senang."

Sambil berkata, Laras mengeluarkan sebuah amplop merah yag tebal, "Ini adalah amplop, selamat, nyonya Jino."

"Ha, kalau begitu aku tidak segan, terimakasih bos Atmaja."

Fanny memperhatikan wajahnya, Laras sampai malu, "Ada apa lagi?"

"Xixi, kamu dengan Randi akhir-akhir ini ada perkembangan tidak?"

"Aku sudah mengatakan padanya, jangan membuang waktunya untukku lagi."

"Ah? Begitu langsung?"

"Aku tidak suka hubungan intim, dia juga orang baik, aku tidak ingin menunda orang lain."

"Weh, weh, tuan muda Atmaja, kamu jangan samakan seperti mereka, mengatakan kalau wanita yang melahirkan maka turun harga apanya, kamu lihat kamu sendiri, walaupun sendirian membawa dua orang anak, tetapi membuka perusahaan sendiri, tidak peduli di rumah ataupun di perusahaan selalu mandiri, sebuah tolak ukur untuk wanita mandiri jaman sekarang, kalau kamu meremehkan dirimu sendiri, orang lain akan lebih meremehkanmu."

"Bukan, aku tidak memiliki perasaan padanya."

"Apa kamu sama sepertiku? Bersamanya lalu menganggapnya sebagai teman?"

Laras tertawa, Fanny dengan tertekan berkata: "Sungguh banyak yang suka berteman dengan Randi, kenapa dengan siapapun selalu menjadi teman? Hais......Tuan muda Atmaja, kalau begitu apa kamu masih memikirkan jendral Pradipta?"

"Weh, tadi kamu baru mengkritik mereka gosip, kamu sendiri bukannya sama saja?"

"Aku ini sedang khawatir padamu." Fanny tiba-tiba terpikir sesuatu, "Oh iya, Jino bilang kalau Jenny sudah bersama dengan Darius, teman perang yang sudah menjadi mata-mata selama 10 tahun lebih."

"......" Ini membuat Laras terkejut, dia tau Darius, hubungan yang juga guru juga teman dengan Gavin, yang juga papanya Bobi (Bobinya Darius).

"Tapi Darius mungkin akan masuk penjara, lebih jelasnya masih harus menunggu hasil dari pengadilan. Jenny ini hebat sekali, tidak lebih lemah dari pria."

Laras berpikir dalam hati, apakah aku sudah salah paham tentang Gavin dan Jenny? Apa mereka tidak bersama?

"Tuan muda Atmaja? Tuan muda Atmaja?"

"Ah?"

"Sedang melamunkan apa? Aku hanya ingin menegurmu, kalau kamu memang tidak bisa melepaskan jendral Pradipta, kalau begitu agresif sedikit, bagaimana juga waktu itu dia juga sangat tergila-gila denganmu, dan juga dia memberimu surat perceraian sebenarnya juga untuk kebaikanmu, kamu boleh mempertimbangkannya."

"Aiya, aku sedang sibuk, kalau kamu tidak ada urusan penting, jangan datang menggangguku."

"Ini adalah urusan penting, kamu lihat kamu sendiri, tepat di usia yang membutuhkan pria, tapi malah melewatinya dengan menjaga dua anak, hati-hati kamu terkena gangguan endokrin."

Laras mengambil kotak tisu dan memukul melempar ke arah Fanny: "Kamu yang terkena gangguan endokrin, kamu sekeluarga mengalami gangguan endokrin."

Fanny berlari keluar dengan cepat, mulutnya berteriak, "Masa menopause bos sudah tiba......"

"......"

Romo masih koma di rumah sakit, bagian kepalanya mengalami luka berat, bisa menyelamatkan nyawanya juga sangat bersyukur, tidak tau kapan akan sadarkan diri.

Setelah Laras menyiapkan rumahnya dengan baik, juga pergi mencari pengacara, langsung menggugat Reni karena membunuh.

Ada kesaksian yang diberikan dokter Jin juga suster Feng, dan juga hasil laboratorium kedua obat ini, dia harus memintakan keadilan untuk kakeknya yang sudah meninggal.

Pengacara memberitahunya, kemungkinan untuk menang gugatan semacam ini tidak besar, walaupun sudah menang, pengorbanan Reni juga hanya membayar denda saja.

Tapi, Laras masih saja kukuh mau menggugatnya, setidaknya dia memberi peringatan kepada Reni, dia mau memberitahu Reni, orang yang bermarga Atmaja bukan begitu mudah untuk disinggung.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu