Cinta Pada Istri Urakan - Bab 237 Masih Belum Sampai Tahap Itu

Sudah bekerja keras begitu lama di dunia hiburan, Ariel sudah berlatih mengontrol emosinya, perasaan sedih dia simpan langsung.

"Halo, kak Ariel? Kak Ariel?"

"Aku sudah tau," Ariel berusaha menahan suaranya, berkata, "Aku menyetujui program kemarin, segera pergi buat."

"Sangat bagus, kalau begitu aku segera mengubungi kantor, agar media dapat mempublikasikan artikel besok pagi."

"Baik, tapi mau tambah satu hal lagi."

"Apa?"

"Anak perempuan bungsu keluarga Atmaja Manda takut mati, saat pintu kelas belum terbuka sudah lari duluan, lalu aku yang berusaha sekuat tenaga membuka pintu yang rusak. Di tengah jalan, ada teman yang terjatuh meminta bantuan kepada Manda, tetapi Manda malah kabur, takut mati, sangat penakut."

"Ini......Apa harus ditambah?" Asisten tidak mengerti.

Harus diketahui, sebenarnya mereka yang kabur duluan untuk melindungi nyawa mereka, dan orang yang berlari ke kelas untuk menolong yang lain adalah Manda.

Bahkan jika keadaan Manda menyelematkan orang lain tidak dapat dipastikan, juga tidak perlu menghancurkannya bukan?

Asisten memastikan sekali lagi, "Kak Ariel, apa perlu ditambah?"

Ariel menegaskan nada bicaranya, berkata: "Ini baru poin pentingnya, harus ditegaskan dan dicetak tebal, kalau tidak tidak perlu dipublikasikan."

"Ini......Baiklah, aku segera mengubah naskah."

Setelah memutuskan panggilan, Ariel dengan marah melempar handphonenya ke sofa.

Wajahnya masih ada air mata, tetapi ekspresinya dari rasa sakit kehilangan pasangan berubah menjadi rasa benci.

Dia yang seperti ini, bahkan Sandra yang melihatnya saja takut, "Kakak Ariel, tidak apa-apa kan?"

Ariel dengan tenang berpikir, lalu memberikan kunci rumahnya kepada Sandra, berkata: "Kunci ini kamu tolong simpankan dulu, akhir-akhir ini aku akan bekerja diluar negri."

"Baik, tapi kak, apakah kamu hanya akan melihat Manda merebut kakak Rendra?"

"Tentu saja tidak," Ariel menggeleng kepala berkata, "Biarkan dia menjalaninya dulu, setelah dia jalani, sudah ada perbandingan, aku percaya dia akan kembali."

Sandra bahkan lebih heboh darinya, mengangguk kepalanya dengan cepat, berkata: "Benar, benar, si Manda itu dengan Laras sama-sama tidak berkualitas, tidak diajari keluarganya, sekarang keluarga Atmaja sudah mau bangkrut, kita lihat bagaimana dia bisa dibandingkan denganmu."

Ariel menghapus air mata disudut matanya dengan jarinya, setelah dia berpikir jelas dia sudah tidak begitu sedih lagi.

Bagaimana juga dia adalah orang yang memiliki banyak pengalaman, kalau dia tidak mampu mengontrol emosinya, bagaimana bisa menduduki posisi wanita pertama di dunia hiburan?

"Ayo pergi, aku masih harus pergi ke bandara."

"Ehn."

---

Pengakuan Rendra membuat Manda melupakan statusnya untuk sementara, dia seperti orang lain, sangat bersemangat, melakukan semua hal dengan penuh energi.

"Hahaha, benarkah?" Dari telepon, Laras sudah mendengar cerita sebelumnya, dengan tidak percaya bertanya, "Kamu tidak membohongiku kan? Hahaha, kalau kamu membohongiku, kamu mandul."

"Aku sekarang tinggal dirumahnya, untuk apa membohongimu?"

"Hei, boleh juga, jempol untukmu, tidak sangka kamu benar-benar bisa mendapatkan kakak iparku."

"Kamu bisa saja, kakak kamu ini lumayan hebat lho, aku......"

Suara Manda tiba-tiba terhenti, dia bukan anak kandung Rama dan Nagita, otomatis juga bukan kakak sepupu Laras lagi, dia dengan Laras tidak memiliki hubungan darah lagi.

Hal ini sama seperti bom, sewaktu-waktu akan meledak di otaknya.

Walaupun dia sedang dimabuk cinta, juga dalam waktu tidak tepat bom ini meledak membuatnya sangat sakit.

"Ada apa? Kalau ada apa-apa bilang saja, bicara setengah-setengah bukan gayamu."

"Tidak apa-apa."

"Apa aku harus memujimu?"

"Benar-benar bukan...... Intinya kamu tidak perlu mengkhawatirkanku, Aku sangat baik disini, kalau mereka bertanya padamu, kamu jangan bilang aku ada dimana."

Laras yang mendengar merasa aneh, "Kamu dengan paman dan bibi berantem?...... Bukankah, paman dan bibi yang sedang ribut mau cerai, kamu kenapa ribut dengan mereka? Ibumu sudah sangat sedih, apa kamu mau menabur garam diatas luka?"

"Kamu tidak tau."

"Kamu beritahu aku biar aku tau. Manda, diantara kita tidak pernah ada rahasia."

Manda berpikir, terakhir hanya berkata: "Aku akan memberitahumu, tunggu aku mempersiapkan diri."

"Kamu bukan sudah hamil kan?"

"Apaan, tidak ada, aku dan dia baru mulai hari ini, belum sampai tahap itu."

Laras juga tau, hanya saja ingin menggodanya, "Kalau begitu yang cepat, oh iya, kaki kakak sekarang sedang susah, tapi tidak apa-apa, ketika pria sedang butuh, dalam hitungan menit akan berubah menjadi binatang buas, apalagi kakak sudah sendiri begitu lama."

"......Laras, cukup."

"Hahahaha, hal seperti ini yang penting ada pertimbangan yang baik saja."

"Kamu masih berani bilang?!"

"Sudah sudah, tidak menggodamu lagi, dengarkan aku, antara orang tua dan anak tidak ada dendam yang berlama-lama, kamu lihat aku dan papaku saja bisa melupakan masa lalu, kamu malah kabur dari rumah pula, terlalu childish."

Hati Manda sangat sedih, tapi malah tidak bisa dia katakan, "Hal ini kamu jangan urus, intinya biarkan aku tenang selama beberapa hari, mencernanya dulu, aku akan menghadapinya sendiri."

"Ada hal besar apa yang tidak bisa kamu beritahu padaku? Kecuali......Kamu adalah anak tetangga? Hahaha."

"......"

"Sudahlah, tidak bercanda lagi denganmu, ada masalah langsung telepon aku, jangan tiba-tiba menghilang lagi, aku bisa khawatir."

"Ehn."

"Ada lagi, walaupun kamu sedang pacaran, jangan lupa kalau beberapa hari lagi sudah mulai sekolah."

"Itu mana bisa dilupakan, tidak terlupakan."

"Baik, kalau ada waktu keluar bermain, Gavin pergi dinas, aku sangat bosan sendirian dirumah."

"Tau, sudah dulu ya."

"Oke, kututup ya."

Setelah meletakkan handphonenya, Manda tidak bisa menunggu untuk mencari Rendra.

Pasangan yang baru dilanda cinta, tidak akan bosan melihat satu sama lain, walaupun selalu bersama juga tidak merasa bosan.

Manda jatuh cinta kepada Rendra, bukan karena dia tampan.

Dan Rendra mencintai Manda, karena inner beauty-nya.

"Kamu belajar jurusan apa?" Dia tiba-tiba bertanya.

Manda memiringkan sudut bibirnya, berkata: "Eeee, kamu benar-benar sangat mengerti tentang aku ya, sampai aku jurusan apa pun tak tau."

"Makanya aku bertanya padamu, gadis baik, cepat beritahu aku."

"Penyiaran dan speaking."

"Benarkah?" Rendra sangat terkejut, dia mengira Manda mengambil jurusan desain ataupun bidang seni lainnya"

"Sebegitu anehkah? Kenapa? Aku tidak mirip pembawa acara?"

Sambil berbicara, Manda duduk di depan meja belajar, mengangkat kepala dan dadanya, berdiri tegak, "Apa tidak mirip?"

Rendra tersenyum, mengangguk pelan: "Mirip, kamu tau tidak? Aku dulu juga ingin mengambil jurusan penyiaran dan speaking, bahkan sudah mengisi kolom jurusan yang diinginkan, hanya saja ayahku menentangku, memaksaku belajar filsafat."

Setelah berbicara, dia menunjuk laci paling bawah meja belajar, berkata: "Kamu buka, didalam ada sebuah album, ambil keluar."

Manda menurut, itu adalah sebuah album yang sangat lama, sangat berat, sangat tua, setidaknya ada 10 tahun keatas.

"Berat sekali, ini cerita kelammu ya?"

Rendra mengambil alih album dengan hati-hati, memegang kulit album, lalu melihat sudut album, sangat jelas kalau album ini adalah benda yang sangat berharga.

"Benar-benar cerita kelam ya? Aku boleh lihat tidak? Apa ada fotomu yang luar biasa?"

"Ada, kemari, aku kasih lihat."

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu