Cinta Pada Istri Urakan - Bab 409 Aku Tidak Bisa Dengan Status Sekarang

Dua orang berbicara di gerbang sekolah, kelihatannya tidak senang. Pak satpam yang berada di dalam pos keamanan memperhatikan mereka dari waktu ke waktu.

Melindungi keselamatan murid adalah kewajibannya.

Rendra bukanlah seseorang yang suka berbelit-belit, kalau sudah tahu inti pembicaraan di mana, dia akan langsung mengatakannya.

Dia berkata: “Perihal Keluarga Atmaja dengan pekerjaanku, tidak dapat disamakan, mengapa kamu mempercayai omong kosong Bibi?! Lalu ibuku, ibuku tidak pernah menentang kita bersama, dia malah menyemangatiku untuk mencarimu. Manda, apakah kamu takut akan menyusahkanku? Aku tidak takut disusahkanmu, aku rela berkorban untukmu, orang lain biarlah mereka berbicara, aku tidak dapat mengatur hal itu, aku hanya ingin kita bersama. Itu sudah cukup.”

Manda melihat ke belakang dengan tidak percaya, berusaha menahan air mata untuk melihat muka Rendra, dia tidak terpikir Rendra akan berkata seperti itu, tidak peduli itu kata-kata menghibur, kata-kata manis, ataupun bohonganpun, membuatnya merasa sungguh tersentuh.

Pak satpam melihat siswi yang menangis, dia mengambil tongkat satpamnya dan keluar dari pos, jika perlu, dia akan beraksi.

Saat ini, HP Rendra berbunyi. Alexa yang meneleponnya, “Ma, ada apa?”

“Rendra, apakah sudah bertemu dengan Manda?”

Rendra melirik ke arah Manda, “Sudah.”

“Kalian di mana?”

“Di gerbang sekolah.”

“Baik, aku akan segera sampai, aku sendiri menjelaskan pada Manda.”

Rendra mengangkat HPnya, tersenyum ringan ke arahnya, “Ibuku sudah sampai, kalau kamu tidak mempercayai kata-kataku, biar dia yang bicara.”

Tidak diduga Manda, sebuah mobil hitam di depan mata, hanya terlihat Alexa yang tergesa-gesa turun dari mobil, lalu berlari ke arah mereka.

Bibi secara pribadi datang ke sini, Manda benar-benar merasa tidak enak.

Sekali datang Alexa langsung menarik tangan Manda, berkata: “Manda, semua ini hanyalah kesalahpahaman, semuanya adik iparku yang sembarang berbicara, hari ini aku akan menyatakan kepadamu di sini, aku suka kamu dan anak laki-lakiku bersama, tidak peduli apa margamu, anak dari keluarga siapa, asalkan kamu Manda, maka tidak apa-apa.”

Alexa menarik Manda di satu tangan, lalu menarik Rendra di tangan lainnya, berkata: “Nenek juga sudah tahu tentang kalian, orang tua sudah bersuara, hal tentang Keluarga Atmaja,sudah dialami Keluarga Pradipta beberapa tahun ini, apakah masih takut pada sebuah kasus yang tidak pasti?

Alexa menatap Manda dan menegaskan, “Manda, bibi tidak perlu membohongimu, aku juga baru mengetahui kenyataan beberapa waktu ini, sebelumnya aku tidak paham mengapa kamu ingin memutuskan anak laki-lakiku, sekarang aku sudah mengerti, kamu tidak ingin menyusahkannya maka kamu mengorbankan diri sendiri.”

“Tidak mudah dua orang untuk bersama, kalian bahkan hampir mengalami kematian, bibi tidak ingin kalian saling kehilangan karena kesalah-pahaman, semoga kamu bisa memikirkan hal ini.”

Manda mengalirkan air mata, beberapa kali membuka mulutnya tetapi tidak ada kata-kata yang keluar, sekarang otaknya sangat sangat kacau, tidak tahu bagaimana sebaiknya dia menjawab.

Sementara Pak satpam yang di sebelah pun termenung, adegan apa ini?

Dia menyimpan tongkat satpamnya secara diam-diam, mundur beberapa langkah, tetapi matanya masih memperhatikan mereka.

Alexa adalah orang yang perhatian, setelah kesalah-pahaman diselesaikan, dia langsung siap-siap pergi.

Dia bersikeras menyatukan tangan mereka berdua, masih tidak berhenti mengisyaratkan anak laki-lakinya, “Rendra, bukannya kamu belum makan malam? Manda, kamu bantu bibi memantaunya sebentar, harus menyuruhnya makan tepat waktu, kalau tidak nanti susah jika sakit perut.”

Manda: “….” Isyarat ini terlalu disengaja.

Rendra langsung menarik tangan Manda, sedangkan Manda tidak enak menolaknya.

Alexa pun pergi, Rendra dan Manda mencari sebuah restoran kecil di daerah sekolah.

Saat mereka berdampingan keluar dari gerbang, Pak satpam pergi bertanya, “Dek, apakah kamu mengenal dia?”

Manda masih menangis, matanya merah, mukanya juga merah, “Iya, aku kenal.”

“Baiklah, kamu harus hati-hati.”, Pak satpam akhirnya dapat dengan jelas melihat muka Rendra, seperti pernah melihat, tetapi tidak pasti.

Saat ini, perjalanan di sekolah tidak sepi, jalan di pasar malam itu sangat ramai, para murid berkumpul di jalan sambil bercanda gurau, juga ada pasangan-pasangan muda yang bermain-main di tepi jalan, juga ada yang berpelukan di tempat gelap.

Restoran ini tidak terletak di area ramai, apalagi sudah lewat jam makan, jadi jika dibandingkan pasti lebih sepi.

Manda masih belum dapat bereaksi dari kejadian yang terjadi, duduk termenung di sana, otaknya seperti tersumbat, dirapikan bagaimanapun tetap berantakan.

Rendra memesan beberapa lauk masakan rumah, sudah akan disajikan, dia melihat Manda yang terlihat bingung, diapun tidak mengganggu dan membiarkannya berpikir dengan tenang.

Dia sambil makan, tidak lupa mengambilkan lauk untuknya, “Tomyam di sini enak, coba kamu cicipi.”

Air mata Manda masih tergantung di bulu matanya, bekas air mata yang ada di ujung matanya belum kering sepenuhnya, dia melihat kearah Rendra dengan bingung.

Rendra tenang seperti biasanya, tersenyum hangat padanya dan berkata: “Tanu sana akan aku selesaikan, aku tidak akan membiarkan dia melukai kamu dan keluargamu, jangan khawatir.”

Manda tersentuh dan juga mengeluh, ternyata, dia tahu apa yang dikhawatirkannya.

Rendra berdiri, langsung berpindah tempat ke sebelahnya, dia tidak berkata apa-apa, hanya dengan lembut memeluk Manda ke dalam pelukannya.

Manda akhirnya tidak mendorongnya, malah dengan alami meletakkan kepalanya di dadanya, dua tangan dengan erat memeluk pinggangnya.

Dia menangis di dalam pelukannya, tersentuh oleh kata-katanya, juga dibuat nangis oleh keputusan bodohnya sendiri.

“Maaf…” katanya tiba-tiba.

Rendra dengan lembut menepuk punggungnya, menghiburnya, “Seharusnya aku yang harus meminta maaf.”

Manda menggelengkan kepalanya, “Bukan, aku, jangan berebut denganku.”

“Baik, aku tidak merebut, jadi apakah kamu bisa memberiku satu kesempatan lagi?”

Manda terlebih dahulu mengangguk kepalanya, lalu menggelengkan kepalanya, “Tunggu aku menjelaskan pada Tanu, aku tidak bisa bersamamu dengan status sekarang.”

“Baik.”

“Perihal aku dan Tanu, aku yang pergi bilang, kamu jangan campur tangan.”

“Baik”

……

Dengan cepat, pada hari kedua Manda mengajak Tanu untuk bertemu di villa. Satu, dia ingin berkomunikasi sebentar dengan Nagita. Dua, juga ingin membiarkan Kak Maira bertemu Tanu.

Manda lebih cepat tiba dari waktu bertemu, saat dia sampai, bibi pembantu membawa Maira berjalan di taman sekitar, hanya ada Nagita di rumah.

Walaupun Nagita berhasil dilepaskan, tapi dia tidak boleh meninggalkan Kota Jakarta, jika perlu, masih harus bekerja sama dengan polisi untuk pergi sesuai panggilan.

Jadi, dia sebenarnya tidak terlalu bebas.

“Manda, kamu datang pada masa yang tepat, aku tepat ingin mencarimu.”

“Ada apa, Ma?”

“Kamu suruh Tanu mendesak pihak polisi, kalau di Ayahmu sana tidak bisa, maka selesaikan aku dulu, akupun bisa membawa Maira ke luar negri untuk disembuhkan. Aku sudah berkomunikasi dengan ahli, dia juga menyarankan Maira untuk ke luar negri, mengganti suasana, mungkin akan lebih baik untuknya.

Muka Manda terlihat tidak sudi, “Ini adalah sebuah kasus, sebelum pihak polisi memeriksa dengan jelas, mana mungkin dengan mudah menutup kasus? Tanu juga tidak berhak mencampur tangani hal ini.”

“Dia sudah bilang, dia akan mendengarmu, jika kamu banyak memohon padanya, tunjukkan kelemahanmu, pasti dia akan lebih bertekad.”

Nada Nagita terdengar asam, kata-katanya juga sangat bertujuan, sama sekali tidak mempedulikan perasaan Manda.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu