Cinta Pada Istri Urakan - Bab 193 Dia Disukai Banyak Orang

Di kelas, seorang murid mengingatkan : “Guru Atmaja, yang baru saja anda katakan adalah teks kemarin.”

“......” wajah Manda saat itu, seketika berwarna merah “Oh, tolong buka halaman selanjutnya.”

Di kelas itu, dia tidak tahu cara untuk melanjutkan, benar-benar linglung.

Melihat dari mata yang berair itu, dia merasa sangat malu.

Setelah kelas, dia mengemasi barangnya dan tertatih-tatih keluar dari kelas.

Di ujung koridor, dia bertemu tatap muka dengan Rendra Pradipta yang akan memasuki kelas, setelah kelas ini adalah kelas Rendra.

Wajahnya merah dan putih, dia malu juga canggung, bicaranya juga tergagap-gagap : “ka-ka-ka........ halo kak.”

Haduh, Laras memanggilnya kakak, kenapa aku harus ikutan dia?!

Jadi, dia segera mengubah cara bicaranya : “Halo Guru Rendra, sangat kebetulan hahahaha.”

Rendra berdiri diam, menatap kakinya yang terluka, bengkaknya belum kempes, dia hanya memakai sendal, dia berkata dengan khawatir : “pulang ke asrama ? Aku akan membantumu.”

“Hah? Tidak usah lah, bukannya kamu akan mengajar? “

Tidak menunggu penolakan Manda, Rendra mengambil inisiatif untuk memegang tangannya, berbicara : “Ini baru saja selesai kelas, mengantarmu dan kembali kesini tidak makan waktu.”

Jadi, Rendra membantu Manda, jalan pelan-pelan menuju asramanya.

Dalam perjalanan, Manda diam-diam meliriknya dari waktu ke waktu, dia pikir sangat baik menyembunyikannya, tapi setiap gerakan kecil semuanya tertangkap oleh mata Rendra.

“Apa yang kamu lihat, ada yang ingin kamu katakan?”

“....tidak, tidak ada hehehe.”

“Aku dengar kamu dari jurusan penyiaran, dengan masalah gagapmu, jurusan penyiaran juga bisa menerimamu? Lewat jalur belakang?”

Manda membalas : “omong kosong, aku mengerjakan ujian sendiri, aku tidak gagap.”

Rendra tertawa kecil : “Oh.”

“......” Apa maksudnya? Tidak bisakah dia berhenti tertawa sepanjang waktu? Tidak tahukah kalau aku tidak tahan digoda?

Pada saat itu, suara Ariel tiba-tiba datang dari belakang, “Guru Rendra.”

Hati Manda berdebar, tangannya otomatis melambaikan tangan Rendra Pradipta, rasanya seperti tertangkap basah di tempat tidur, dia merasa tidak nyaman dimanapun.

Ariel mendekat, melihat ke Manda, bertanya sambil tersenyum : “Halo Guru Manda, bagaimana keadaan kakimu?”

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa, hehe...” Dia cepat-cepat menarik diri (pergi), “kalian berdua bicaralah, aku bisa kembali sendiri, terima kasih Guru Rendra, Dadah.”

Dia mengikuti cara kuda liar melarikan diri, tertatih-tatih dengan satu kaki dan melompat begitu cepat, sehingga dia menghilang dalam sekejap mata.

Rendra menggelengkan kepalanya, menatap sosoknya dari belakang dan menghela napas.

Ariel tidak mengabaikan ekspresi Rendra Pradipta, buru-buru menarik kembali perhatiannya, “Rendra, sore ini kamu tidak ada kelas kan?”

“ya, kenapa?”

“Hari ini sangat cerah, aku ingin membawa anak-anakku menggambar di luar, hanya disekitaran sekolah, tapi aku takut tidak bisa mengatur banyak orang, bisakah kamu ikut bersamaku?”

Karena alasan ini, Rendra tidak punya apa-apa untuk menolak, “Oke.”

“Terima kasih,” katanya, Ariel terbiasa centil kepadanya seperti dulu, mengambil inisiatif untuk memegang lengannya, dengan senyum yang cantik berkata, “terima kasih banyak.”

Namun, kebetulan Manda berbalik dan secara tidak sengaja melihat itu.

Dia malu, segera menundukkan kepalanya dan pura-pura tidak melihat apa-apa, kemudian dia kembali lagi gagap, “itu..... aku..... aku meninggalkan sesuatu di kelas.”

Rendra bertanya : “Barang apa? Itu akan menyusahkan kakimu, aku akan membantu untuk mengambil kembali untukmu.”

“Buku pelajaranku.”

Rendra melepas tangan Ariel, berbalik dan pergi mengambilnya.

Ariel berjalan kearahnya sambil tersenyum, dia selalu menjaga postur tubuhnya tetap elegan, ada angin sepoi-sepoi saat dia berjalan, dan menunjukkan kecantikannya.

“Kakimu terluka, tugas itu sudah dilakukan oleh laki-laki, jangan merasa bersalah, Rendra, dia adalah orang sangat ramah.”

“Mm-hmm.” Selain mengangguk, apalagi yang bisa aku lakukan?

“Apa kamu tahu berita yang baru saja berlalu? Aku bisa menjamin kepribadiannya itu bahwa dia pasti dijebak, tidak peduli orang-orang di luar sana yang memfitnah dan mengotorinya, dia akan selalu mencoba menjadi orang yang jujur di dalam hatiku selamanya. Karena aku mengenalnya dengan baik, dia adalah orang yang paling bersemangat, dan yang paling dia pedulikan adalah kesulitan orang banyak, alasan mengapa aku banyak berinvestasi dalam amal juga terinspirasi olehnya.”

Manda meremas senyum kaku untuk membuat dirinya untuk terlihat mengurangi malunya.

Ariel tiba-tiba bertanya : “Gadis seperti kalian, bukankah sangat mengaguminya?”

“Ah?” Detak jantungku melonjak hingga 180, apakah aku menyukai dia terlihat begitu jelas?

Ariel terkekeh : “tidak usah malu, aku tahu kalian menyukainya.”

“... ... he he.”

“Dia sudah terkenal di kalangan gadis sejak dia masih kecil, ketika dia masih pelajar, dia mendapatkan surat cinta setiap hari, kemudian ketika dia sudah bekerja, dia menjadi semakin dewasa dan stabil, dia menjadi lebih populer di kalangan lawan jenis, terutama di kalangan gadis muda seperti kalian, jangan terpesona olehnya.”

Manda sangat ingin menyelesaikan topik ini secepat mungkin, menatap sisi ruang kelas yang lain dengan cemas.

“Namun, dia adalah orang yang tradisional dan tulus dalam perasaan, jika dia mencintai dia tidak akan mudah untuk berubah, itulah hal yang paling aku sukai dari dia.”

Ariel cemberut sambil tersenyum, dengan maaf mengatakannya : “Bukankah aku terlalu banyak memberi tahumu? Hehe, kalau begitu jangan beritahu kepada orang lain, anggap seperti tidak pernah mendengarnya.”

Manda bertanya dengan penasaran : “Kak Ariel, kamu dengan Guru Rendra.....apakah kalian balikan?”

Ariel berpura-pura marah, “Hum, aku tahu kalian diam-diam mendengarnya pada hari itu.” Dia tertawa dan berkata “tapi tidak masalah, aku sering di caci maki diluar, aku tidak peduli kalian membicarakan tentangku di belakangku.”

Manda dengan cepat menggoyangkan tangannya : “tidak, tidak, tidak, kita tidak membicarakan tentangmu di belakangmu, sungguh.”

Ariel tertawa, : “aku tahu, apakah kamu menginginkan fotoku yang ditandatangani? Aku tidak membawanya, berikan aku alamatmu, nanti aku kirimkan padamu ketika aku kembali.”

“Oh, terima kasih.”

Rendra kembali dengan buku, menyerahkan kepada Manda, “buku ini kah?”

“Ya, terima kasih.”

Setelah bolak-balik ini, bel kelas berbunyi, Rendra mengatakan sesuatu, “hati-hati di jalan saat kembali, aku pergi ke kelas.”

Dibawah pengawasan Ariel, Manda tidak berani untuk menatapnya langsung, melambaikan tangan tidak peduli, dengan seenaknya : “aku tahu.”

Rendra berbalik lagi dan pergi, berlari kecil menuju kelas.

Manda takut Ariel terus berbicara, untuknya, setiap kata yang keluar darinya seperti alat pengikis yang mencungkil hatinya, bahkan darah dan dagingnya, itu menyakitkan.

Ya, itu bukan kesedihan, juga bukan keputus-asaan, tapi itu sakit hati.

Daripada disbanding pria itu menolak untuk memberikan nomor teleponnya secara langsung, juga masih lebih menyakitkan!

“kak Ariel, aku berdiri sudah sangat lama, kakiku tidak kuat, aku kembali ya.”

“haruskah aku membantumu untuk kembali?”

Manda mundur dua langkah, “tidak, tidak, aku bisa melakukannya sendiri.”

Ariel tersenyum padanya seperti seorang pemenang, “Oke, kalau begitu hati-hati, berjalan harus melihat jalan, jangan tersesat, ada beberapa jalan yang tidak boleh salah dilewati oleh perempuan, jangan pergi ke jalan yang salah, reputasi adalah hal seumur hidup.”

“......” mengapa berbicara padaku? Mengherankan!

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu