Cinta Pada Istri Urakan - Bab 125 Perubahan Alur Yang Mencengangkan

Tempat itu menjadi kacau balau, Laras melihat Tuan Black sedang menuju ke arahnya, jadi dia segera memanggul snipernya dan menembakkannya ke arahnya.

Namun kenyataan menunjukkan kalau keahlian menembaknya benar-benar sangat buruk, dia sama sekali tidak bisa menembak Tuan Black.

Para penjahat yang sangat kejam ini sudah melakukan kejahatan yang sangat besar, begitu mereka tertangkap, jika bukan dikenakan hukuman mati setidaknya pasti akan menerima hukuman yang sangat berat, jadi di saat seperti ini mereka pasti akan menyerang balik mati-matian.

Tuan Black bagaikan sedang kerasukan, dia mengangkat pisaunya dan menerjang ke arah Laras.

Sniper benar-benar terlalu berat untuk Laras, jadi dia langsung membuang snipernya saat itu juga lalu berbalik dan lari dari sana.

Angin laut sangat besar, kapal pesiarnya sangat bergoyang, lorongnya juga sangat sempit, namun Laras mempunyai keseimbangan yang sangat bagus, bahkan Tuan Black saja berlari dengan tersaruk-saruk, namun Laras malah bagaikan sedang berlari di tanah datar, dalam seketika dia membuat jarak antara dirinya dan Tuan Black semakin jauh.

Jenny tergeletak di atas dek dan menyaksikan pemandangan yang sulit dipercaya ini dengan terpana.

Dia masih ingat ketika mereka berada di dalam ruangan kecil yang gelap itu, dirinya pernah memperingatkan Laras untuk jangan menjadi beban Gavin, dia juga pernah dengan penuh percaya dirinya berkata kalau hanya dirinyalah yang bisa membantu Gavin, namun saat ini tampaknya situasinya terbalik.

Banyak yang mati dari para penjahat itu, yang belum mati semua bersembunyi di dalam tempat yang tidak terlihat, agar tidak menjadi sasaran tembakan Gavin.

Mata Gavin tidak bisa melihat para penjahat itu, jadi dia memanggul snipernya di atas bahunya lalu melompat dan memeluk tiang penyangga dan merosot turun dari lantai 3 ke bawah dengan menggunakannya.

Kapal pesiar hanya sebesar itu jadi tidak ada tempat untuk bersembunyi, saat para penjahat itu melihat mayat para tentara bayaran yang bergelimpangan di atas lorong, mereka semakin merasa panik.

Sehingga Laras menjadi satu-satunya harapan terakhir mereka jika ingin tetap hidup, selain itu dia harus dalam keadaan hidup.

Laras terus berlari dengan sekuat tenaga, bercanda, ini benar-benar adalah pertempuran yang sesungguhnya, adrenalinnya terpacu dengan sangat kuat. begitu dia mulai berlari, dia sudah tidak terlalu pusing lagi, hanya saja kekuatannya terasa lebih lemah dibandingkan biasanya.

Bukankah ini hanyalah sebuah perkelahian melawan sekelompok orang saja, ini juga bukan yang pertama kalinya untuk Laras, jadi sebagai orang yang sudah berpengalaman, dia tidak perlu banyak bicara lagi, langsung hajar saja!

Gavin melompat ke bawah sambil memanggul snipernya dan mengejar Laras seperti orang gila, dia tidak akan membiarkan Laras terluka sedikitpun, itu adalah nyawanya.

Laras dikepung oleh Tuan Black dan 3 orang penjahat lainnya di lorong yang sempit dan panjang itu, di depannya ada serigala, di belakangnya ada harimau, di luar adalah lautan yang berwarna biru, jika dia melompat ke laut, dia pasti mati.

Dia melompat lalu mengulurkan tangan dan menangkap tiang yang ada di hadapannya, lalu dia melakukan tendangan berputar yang sangat indah dan menendang serigala dan harimau yang mengepungnya.

Di sisi yang satu, hidung Tuan Black ditendang olehnya sampai seketika itu juga darahnya mengalir deras.

Di sisi yang lain adalah ketiga penjahat yang lainnya, di tempat yang sesempit ini, orang yang banyak belum tentu merupakan sebuah keuntungan, mereka langsung jatuh ke atas dek bagaikan piramida manusia, yang paling depan berada di paling atas, yang di tengah menjadi roti isi, yang paling belakang menjadi matras dari tubuh manusia, digencet sampai hampir memuntahkan darah.

Tubuh Laras mungil, gerakannya juga lincah dan ringan, jadi dia dapat sepenuhnya menunjukkan kemampuan bertarungnya, oh bukan, tapi kemampuan melarikan dirinya!

Dia berhasil melepaskan dirinya dari kepungan mereka, setelah itu dia segera berlari kembali dengan cepat.

Namun.....

"Aduh!" kakinya terpeleset, dia kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke depan, secepat apa dia berlari sebelumnya, semenyedihkan itulah keadaannya saat ini.

Saat Tuan Black melihat hal itu, dia segera bangkit berdiri lalu mengangkat pisaunya dan mengarahkannya ke tenggorokan Laras, "Dasar gadis busuk, aku mau lihat kamu masih bisa berlari kemana?!"

".........Kak, kakak kecil, hidungmu berdarah...." Laras tertawa kering dan menunjuk hidungnya, "Kamu tidak mau menghapusnya sebentar?"

"Cuih!" Tuan Black meludahkan darah dan ludah dari mulutnya ke wajah Laras kemudian menariknya berdiri dengan garang.

Laras menutup matanya dan memaki di dalam hatinya, sh*t, bau sekali!

Dia menggunakan jurus menangisnya dan memohon kepada Tuan Black, "Kakak kecil, hati-hati dengan pisaumu, jangan sampai menggores wajahku, aku mengandalkan wajahku ini untuk mencari makan."

Tuan Black melingkarkan satu tangannya ke leher Laras, tangannya yang lain menodongkan pisaunya ke leher Laras dan bertatapan dengan Gavin yang berlari secepat kilat ke arah mereka.

"Mundur!" Tuan Black berteriak kencang, suaranya bergetar, tubuhnya bergetar, tangannya juga bergetar, pisau itu benar-benar sangat tajam, karena dia tidak hati-hati, pisau itu menggores kulit Laras.

Saat Gavin melihat darah segar yang berwarna merah terang itu mengalir keluar dari leher Laras, jantungnya langsung terasa menyusut, "Baik, aku mundur, hati-hati dengan pisaumu."

Di suasana yang menegangkan seperti itu, sebenarnya Laras tidak begitu merasakan sakit, namun dia tahu kalau pisau itu sudah melukainya.

Dia dapat merasakan kalau jantungnya berdebar dengan sangat keras, akan tetapi dia juga dapat merasakan debaran jantung Tuan Black yang berada di belakangnya, bahkan sepertinya berdetak lebih cepat dari pada dirinya.

"Turunkan senjatamu!"

Tatapan mata Gavin yang tajam terasa menusuk Tuan Black, dia langsung menjatuhkan snipernya tanpa mengatakan apapun.

Tuan Black dibuat kaget sampai tidak bisa mengatakan apapun oleh tindakannya yang begitu tegas itu, dia berhadapan dengan wajah Nimo yang dikenalnya, namun tatapan matanya yang bagaikan raja neraka itu terasa asing, dia sedikit tidak tahu harus melakukan apa, dia hanya tahu kalau dirinya harus memegang harapan terakhirnya ini dengan erat.

Tiga orang saudara yang ada di belakang juga ikut berkumpul bersama, mereka berempat seolah-olah menjadi sedikit lebih berani dan percaya diri jika berkumpul bersama seperti itu.

"Hhhhelikopternya dimana? Kenapa belum datang?" Tuan Black mendesaknya, "Kamu tidak sedang berusaha untuk mempermainkan kami bukan?"

Tatapan Gavin bagaikan obor, dia menatap pisau yang ada di tangan Tuan Black dengan mata yang berapi-api, kemudian dia mengangkat tangannya dan menunjuk langit di atasnya, "Sudah datang, tapi jika kamu berani melukainya, aku jamin kalau kamu tidak akan bisa naik helikopternya, melainkan akan langsung naik ke atas langit."

Tuan Black tertegun, tangannya yang tegang sedikit bergetar, pisaunya yang tajam bolak balik menggesek kulit Laras yang halus.

Hal itu sangat menyakitkan, kulitnya tergores namun Laras bahkan tidak berani meringis kesakitan.

"Perhatikan pisaumu!" Gavin mengeluarkan peringatan yang menakutkan.

Tuan Black sedikit menjauhkan pisaunya dengan gemetar, namun lengannya semakin erat mencengkram Laras dan mengubah posisi pisaunya, dia mengarahkan ujung pisaunya yang tajam menghadap ke tenggorokan Laras.

Jika Gavin berani mendekatinya, dia akan langsung menusukkan pisau itu.

Di saat inilah, "Shut" seorang pria yang berada di belakang Tuan Black jatuh ke belakang dengan dahi yang berlubang terkena tembakan.

Sebelum sempat bereaksi dari hal yang mencengangkan itu, kembali terdengar "shut shut" dua kali, dua pria yang lainnya juga ikut tumbang, karena tidak ada lagi yang menghalanginya, angin laut yang bertiup dari belakangnya membuat punggung Tuan Black terasa dingin, dia tahu kalau dia sudah tidak mempunyai jalan keluar lagi.

Heikopter yang ada di atasnya semakin lama semakin mendekat, kapal selam yang ada di laut juga semakin mendekat, para anggota pasukan khusus yang memakai pakaian selam juga sudah naik ke atas kapal pesiar dan sedang berusaha menyelamatkan Jenny yang dalam keadaan sekarat.

Semuanya berubah dengan sangat mendadak, jelas-jelas mereka sudah berjanji akan bergabung dengan paman keempat, jelas-jelas mereka mempunyai orang kepercayaan paman keempat yang bisa dijadikan bekingan, jelas-jelas nanti mereka akan mempunyai masa depan yang lebih baik dan bisa menghasilkan lebih banyak uang, sebelum dia sempat mencerna segala hal ini dengan baik, segalanya tiba-tiba berubah.

Kedua tangan Tuan Black gemetar, kedua matanya terasa buram karena air mata, dia teringat kepada ibunya yang sudah tua.

Sebelum dia pergi meninggalkan rumah, ibunya menarik tangannya lalu mengingatkannya untuk hati-hati selama berada di luar, dia bahkan menenangkan ibunya dan berkata, ma, lain kali saat aku kembali, aku tidak akan pergi lagi, aku akan menikahi seorang wanita dan membawanya pulang untuk berbakti kepada mama, kemudian kami akan melahirkan seorang anak yang lucu untuk bermain bersama mama.

Saat itu ibunya tertawa dengan sangat gembira, wajah ibunya dipenuhi dengan keriput, giginya bahkan sudah tidak ada, namun dia tetap tersenyum dengan sangat bahagia bagaikan seorang anak kecil.

Tuan Black mencengkram Laras semakin erat, dia takut dia bisa ditembak mati kapan saja.

Laras merasa ada yang tidak beres, dia diam-diam menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap Tuan Black, "Kakak kecil, apakah kamu sedang menangis? .......Kakak kecil, apakah kamu rindu kepada orang rumah?"

Perkataannya itu benar-benar terasa mengena ke lubuk hati Tuan Black yang terdalam.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu