Cinta Pada Istri Urakan - Bab 67 Kamu Harus Berhati-hati Terhadap Nadira (2)

Semenjak dia pernah diculik, kewaspadaannya sekarang jauh lebih meningkat, saat dia berjalan, dia akan lebih memperhatikan sekitarnya. Dia tidak tahu apakah itu karena efek psikologis, atau matanya bermasalah, dia selalu merasa kalau di belakangnya ada orang yang sedang mengikutinya.

Begitu sampai di stasiun kereta, Laras sangat berhati-hati, dia merasa trauma karena pernah diculik di sini, setiap kali dia melewati tempat yang bisa bercermin, dia akan selalu melihat ke belakang lewat cermin itu.

Dia berdiri berdesakan dengan gemetar di dalam kereta, dia bahkan sengaja berdiri di depan pintu kereta dan mengamati para penumpang kereta satu persatu.

Setelah tidak mendapatkan hasil apapun, dia malah merasa seperti orang gila yang paranoid.

Beberapa waktu belakangan ini, Gavin sangat sibuk, setiap hari dia pulang saat tengah malam, untuk mengimbangi waktunya, Laras biasanya akan tidur lebih awal, lalu saat Gavin pulang, dia baru bangun dan menemaninya mengobrol.

Dia dengar dari Lira kalau dulu saat Gavin sedang sibuk sekali, dia akan sekalian tidur di pangkalan militer, di sana ada asrama khusus untuknya.

Jadi, Laras tahu kalau Gavin pulang setiap harinya adalah demi dirinya.

Pada tengah malam, tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu dari luar, suara ketukan pintu yang mendesak membuat Laras terbangun dari tidurnya.

"Nyonya muda, bangun, terjadi masalah." ternyata Lira yang sedang mengetuk pintu di luar kamar.

Laras sembarangan mengambil satu jaket dan memakainya lalu segera membuka pintu, "Terjadi masalah apa?"

"Nyonya besar menelepon kemari mencari tuan muda, nyonya besar bilang kalau tuan besar terbangun tengah malam dan terjatuh, sekarang tuan besar tidak sadarkan diri."

"Hah?" pikiran Laras tiba-tiba kosong, "Kalau begitu tuan muda di mana?"

"Kepala pelayan Dewa sudah mencoba menelepon tuan muda, tetapi telepon tuan muda tidak aktif..... Kepala pelayan Dewa menyuruhku kemari untuk memberitahu anda, nyonya muda, apakah anda mau pergi melihat ke sana?"

"Mau, tentu saja mau."

Jantung Laras berdetak dengan sangat kencang, dia memegang dadanya, dia dapat merasakan kalau dadanya berdetak dengan sangat cepat, neneknya juga terbangun pada tengah malam dan terpeleset, kemudian dia tidak bangun-bangun lagi.

Malam semakin larut, udaranya sangat dingin, saat Laras mendengar tentang hal ini, dia langung bergegas ke rumah sakit.

Koridor ruang gawat darurat rumah sakit terasa panjang dan dingin, di sekelilingnya sangat sunyi, Laras mengenakan sandal dan mengeluarkan bunyi "tuk tuk tuk", langkah kakinya terdengar bergema di lorong panjang ini.

Dia tidak tahu tuan besar ada dimana, dia hanya secara naluriah pergi ke ruang gawat darurat.

Adegan dan suasana yang terasa familiar ini langsung menyeretnya kembali ke 3 tahun yang silam, kematian neneknya membuat hatinya terasa sangat sakit.

Pintu ruangan penyelamatan tertutup rapat, di luar ada 4 orang yang tidak dia kenal sedang menunggu, ada yang bersandar ke tembok, ada yang duduk termenung, wajah mereka terlihat cemas dan bingung.

Mengingat identitas Allan yang berbeda dengan orang biasa, Laras memutuskan untuk pergi bertanya kepada meja informasi bagian unit gawat darurat.

"Permisi, Allan Pradipta ada di mana? Seorang pria yang sudah berumur, dia terjatuh dan pingsan, baru saja diantar kemari."

Suster mendongak dan menatapnya dengan tatapan menilai, "Anda adalah siapanya bapak Allan Pradipta?"

"......." Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana, tetapi malah menyulitkan Laras. Kesehatan tuan besar menjadi seperti ini dikarenakan Gavin melakukan sesuatu tanpa persetujuannya, sekarang jika dia mengatakan dia adalah menantunya tanpa melewati persetujuan tuan besar, bukankah dia akan membuat tuan besar sangat marah?

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara Jenny dari belakangnya, "Ayah angkat, mulai saat ini ayah harus memperhatikan kesehatan ayah, osteoporosis bukanlah masalah kecil."

Laras berbalik dan melihat kearah asal suara itu, dia melihat tuan besar Pradipta duduk di kursi roda, Jenny sedang mendorong kursi rodanya, sedangkan Anna mengikuti di samping mereka, seorang dokter tua yang mengenakan jas putih sedang berbicara dengannya, di belakang mereka, ada beberapa dokter yang mengikuti mereka.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu