Cinta Pada Istri Urakan - Bab 958 Kenakan Mantelnya

Jawaban yang tidak memiliki arti nyata ini, Yuka sungguh tidak tahu harus senang, atau tidak senang.

Dia mengerti dengan semua keputusanya sekarang, walau dia tidak memberinya jawaban apa pun, dia juga tidak perlu begitu tertekan seperti saat ini.

Menghadapi masalah perasaan, Dirga juga orang yang bertindak tanpa berpikir dulu, dia sudah mengatakan begitu banyak, pendapat sama sekali tidak tahan terhadap penolakan, semua maksud yang disampaikan, sepertinya sedang mengatakan—— “Aku tahu kamu menyukaiku, tapi, jangan terburu-buru, semua ini tunggu aku kembali baru dikatakan lagi, masalahmu ini tidak terlalu mendesak bagiku.”

Ini membuat Yuka merasakan ketidakpedulian yang mendalam.

Sebenarnya, dari jawabannya, dia hanya butuh satu kalimat “aku juga suka padamu”, sudah cukup, dia akan merasa senang hingga mendukung semua keputusannya.

Dan Dirgasama sekali tidak tahu penyampaiannya sendiri yang canggung dan bodoh sudah menyinggung perasaannya menjadi tidak senang.

Terdiam agak lama, makanan di atas meja sama sekali tidak di sentuh sedikit pun, karena suka, Yuka memaksakan diri menahan rasa tidak senang dalam hatinya, berbalik menanyakan hubungannya dengan Yuka, “Maafkan aku yang banyak tanya, kamu dan nona Verto…… di antara kalian, hubungan apa?”

"Dia adalah adik perempuanku." Dirga berkata dengan yakin.

"Ada hubungan darah baru adik perempuan namanya, jika tidak ada hubungan darah hanya bisa dikatakan adik angkat, aku tidak tahu kamu tahu apa tidak tahu, di negara kami, 'adik angkat perempuan' bukanlah kata yang bersifat bagus, dengan kata ‘jalang’ adalah kata yang hampir sama.”

"?" Dirga tampak kebingungan.

Yuka menghela nafas, dia pernah bertemu Amanda, komentar papanya terhadap Amanda juga baik, dia tidak ingin menggunakan kata yang begitu buruk untuk menggambarkan orang lain di belakangnya.

Dia melambaikan tangan, berkata: "Sudahlah, lalu kelak kalian bagaimana? Apakah akan selalu hidup bersama seperti kakak adik?”

“Tentu saja, dia tidak memiliki orang tua dan tidak ada sandaran, selain aku, dia tidak memiliki apa-apa lagi. Aku pikir, kelak dia akan memiliki karirnya sendiri, akan bertemu dengan pria yang cocok dengannya, kemudian menikah dan menetap.

“Maksudmu adalah, kamu akan menjaganya hingga dia menikah?”

“Benar.”

“Lalu kalau dia seumur hidup tidak menikah?” Si bodoh dia ingin menikah denganmu.

Dirga malah tidak pernah memikirkan masalah ini, hari ini dia baru sadar, pikiran wanita sangat banyak sekali, dia juga sedikit kewalahan, “Bagaimana dia bisa seumur hidup tidak menikah hehe? Jangan membuat tebakan yang seekstrem itu, tidak ada artinya.”

Yuka: “……”

“Jadi tujuanmu meresponku hari ini adalah, memberitahuku bahwa aku sudah resmi menjadi wanita cadanganmu?”

“Tidak, bukan begitu,” Dirga sedikit panik, tidak tahu apakah dia sedang marah, “Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba langsung meledak?”

“.…….” Yuka menekan amarah yang ada dalam hatinya, jika bukan karena dirinya menyukainya, dari awal dia sudah meledak.

“Aku rasa kencanmu hari ini lebih tidak berarti.” Yuka marah sekali dan berdiri, mengambil tas langsung mau pergi, “Maaf, aku masih ada urusan mau pergi dulu.”

“.…..” Dirga tertegun duduk di tempat, hanya melihat dia pergi begitu saja, dia juga tidak tahu harus berbuat apa, setelah dia menyadarinya, Yuka sudah berjalan keluar dari restoran.

Dia menundukkan kepala menatap hidangan lezat yang ada di depan, memikirkan kembali percakapan dan interaksi yang hanya sepuluh menit setelah bertemu, bagaimanapun dia tidak mengerti apa penyebab Yuka mendadak marah dan pergi.

Wanita cadangan? Kenapa dia bisa berpikir ke arah wanita cadangan? Sebenarnya kata-kataku bagian mana yang membuat dia salah paham?

Dirga menegakkan badan, beberapa kali ingin berdiri dan mengejarnya, namun selalu tidak ada keberanian diri, dia memegang ponsel, mendapatkan nomor telpon Yuka, tapi dari tetap tidak berani menelponnya.

Dia memang merasa dirinya tidak layak untuk Yuka, lalu ada hak apa pergi mengejarnya?

Sudahlah, rawat Song dengan baik dulu saja, jangan pikirkan apa-apa.

Yuka keluar dari restoran agak lama, juga tidak melihat dia mengejar keluar, dirinya semakin marah, juga tidak tahu sedang marah padanya, atau sedang marah pada diri sendiri.

Kembali lagi? Terlalu memalukan, wanita tidak boleh begitu merendahkan harga diri.

Langkah kakinya diperlambat, pelan-pelan berjalan ke persimpangan jalan, jalan ini adalah tempat mereka berjalan ke sini, jika dia mengejar, pasti akan mengikuti jalan ini.

Tapi, harapannya tetap menjadi sia-sia, dia sama sekali tidak mengejar keluar.

Sudahlah, dia sama sekali belum memutuskan dengan baik apakah akan mengejarmu, dia sama sekali tidak menganggapmu sebagai wanita cadangan.

Kencan yang sangat dinantikan ini, berakhir dengan tidak menyenangkan.

…...

Tidak lama kemudian, kondisi Nguyen Song sudah membaik, setidaknya sudah boleh naik pesawat.

Dirga segera membantu Nguyen Song menyelesaikan prosedur keluar rumah sakit, seumur hidup ini pertama kalinya melakukan tanda tangan yang begitu banyak, selembar demi selembar surat perjanjian itu, selembar demi selembar sama seperti jimat yang mempercepat kematian, setiap saat mengingatkannya hari-hari Nguyen Song sudah tidak banyak lagi.”

Selesai dengan prosedur keluar dari rumah sakit, pada saat bersamaan juga memesan tiket pesawat yang paling cepat, dia dan Amanda akan menemani Nguyen Song menyelesaikan perjalanan terakhir kali dalam hidupnya.

Ketika keluar dari rumah sakit, Amanda berinisiatif mengatakan: “Jangan khawatir, saat ini Song berada dalam kondisi stabil, besok langsung berangkat dari rumah sakit menuju ke bandara, sepanjang perjalanan ada tim medis yang menemani, tidak akan terjadi apa-apa.”

“Eng, apakah kamu sudah menghubungi pihak yang ada di Vietnam?”

“Aku yang melaksanakannya, kamu tenang saja.”

Dirga tersenyum, “Terima kasih.”

Amanda merasa khawatir sambil melihatnya, sejak kembali dari berkencan dengan Yuka, dia memiliki banyak pikiran, bahkan masalah terpenting mengenai Nguyen Song, dia juga tidak fokus.

“Kita pergi ke bar saja.” Tiba-tiba Amanda mengusulkan, “Sudah begitu lama sampai di sini, aku belum pernah minum sekali pun, aku ingin minum sekali.”

Dirga menghentikan langkah kaki melihatnya, “Bar?”

“Benar, setelah tiba di Vietnam, kita fokus untuk menemani Song, sekarang, hanya kita berdua, pergi minum sepuasnya, bagaimana?”

“Ini……”

“Jangan ragu-ragu lagi, ayo jalan, jalan.”

Amanda penuh minat menariknya sambil berjalan, dia juga tidak enak merusak suasana hatinya, pergi ya pergi saja, dia juga ingin mabuk sekali.

Malam menjelang, ada sekelompok orang yang sedang bersenang-senang di bar, di lantai dansa bagian tengah, Amanda memenangkan perhatian semua orang yang ada di sana dengan postur tubuhnya yang indah dan tariannya yang seksi, menjadi “Ratu Klub Malam” yang paling layak hari ini.

Musik keras, cahaya lampu remang-remang, semua orang tenggelam dalam kegembiraan sesaat ini.

Di meja bundar kecil salah satu sudut, Dirga duduk dan minum di sana seorang diri, dia tidak suka dengan kebisingan yang ada di lantai dansa, dia hanya ingin minum dengan tenang.

Amanda berdansa hingga penuh keringat, banyak pria yang datang mengajaknya ngobrol, tapi dia menolak mereka satu per satu.

Dia terengah-engah kembali ke tempat duduk yang ada di sudut, pria-pria yang memperhatikannya perlahan menghela nafas, ternyata sudah ada yang punya, sungguh sayang sekali.

“Sudah lama tidak segila ini, lelah sekali, bagaimana dansaku?”

“Lihat respon mereka sudah bisa mengetahuinya.”

“Aku tidak tertarik bagaimana mereka melihatku, aku hanya ingin tahu bagaimana kamu melihatnya.”

“Eng, bagus sekali.”

“Dibandingkan dengan dulu?”

“Tentu saja lebih seksi.”

Amanda tersenyum sambil bersulang padanya, “Terima kasih.”

Dia mengenakan pakaian yang sangat terbuka, dia memakai rok pinggul bahu terbuka berwarna perak cerah, ketat di badan, pendek sekali, V dalam, pada saat ini, di depan dadanya penuh butir-butir keringat, lebih seksi lagi.

Walau di depannya duduk seorang pria, tapi tetap banyak pria lewat yang menyapanya.

Dirga mengingatkannya dengan nada kakak laki-laki, “Kenakan mantelnya.”

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu