Cinta Pada Istri Urakan - Bab 419 Hanya Tinggal Selangkah Lagi

Laras mengajak Manda keluar sebenarnya tidak membutuhkan alasan, biasanya mereka sering janjian keluar bersama, satu telepon panggilan saja sudah berhasil.

Di pusat perbelanjaan, kedua orang itu sambil berjalan-jalan sambil mengobrol, sebentar berjalan sebentar istirahat, sangat nyaman dan senang.

Dagu Manda sudah sembuh, hanya ditempel dengan sebuah plester saja, tampaknya juga sangat lucu.

Benang jahitan juga tidak perlu dilepas, dia bisa menyatu sendiri, teknik jahitan dokter lumayan bagus, luka juga lebih halus, hanya saja untuk sembuh sepenuhnya masih membutuhkan waktu.

"Akhir-akhir ini kamu di tempat abang terbiasa tidak?"

"Ehn, lumayan bagus."

Laras dengan niat bertukar pendapat bertanya padanya: "Weh, kamu dengan abang sudah berkembang sampai tahap mana?"

Dari tatapan menjijikannya saja Manda langsung tau apa yang ingin dia ketahui sebenarnya, dia bilang: "Hanya tinggal selangkah lagi, aduh, sudah beberapa kali hampir seperti itu, bisa-bisanya dia bilang waktu belum tepat apanya, aku sungguh salut."

"......Masa sih? Kalian sudah tinggal bersama begitu lama, masih belum 'itu'?"

Manda sedikit malu-malu, tidak seperti Laras, perempuan yang sudah menikah, sudah berpengalaman, dia masih orang baru yang belum berpengalaman, "Kecilkan suaramu, tempat umum begini, suaramu jangan besar sekali."

Laras merendahkan suaranya, tanpa menahan rasa ingin taunya bertanya: "Apakah dia bermasalah?"

"Ekhem, harusnya tidak." Walaupun masih belum pernah, tapi dia pernah merasakannya, tingkat kekerasan itu harusnya tidak masalah.

Manda dengan malu-malu berkata: "Dia bilang kalau dia sangat menghargaiku, tidak bisa sembarangan melakukan hubungan intim, sejujurnya, kalau selama waktu ini anggap sebagai ujian untuknya, kalau begitu, dia memang pria sejati sesungguhnya."

"......" Tanpa alasan Laras seperti ditusuk pisau dari belakang, harus diketahui, Gavin bertemu dengannya di malam pertama, sudah memakannya dengan bersih, bukankah itu menjelaskan kalau Gavin sama sekali tidak menghargainya.

Akhir-akhir ini dia lebih sensitif dan sangat curigaan, begitu memikirkan Gavin dengan sembarangan berhubungan intim dengan seorang gadis yang sama sekali tidak dia kena, dia sangat murung.

Dia sedang berpikir, kalau saat itu orang itu bukan dia, tapi wanita yang lain, apa dia akan berhubungan intim dengan orang lain juga?

Tidak ada perbandingan maka tidak ada luka, semakin Laras pikirkan semakin stres, semakin dia pikirkan semakin merasa kalau Gavin tidak mencintainya seperti yang dia katakan, mungkin, Gavin sudah tidak mencintainya lagi.

"Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba tidak senang?"

Laras merasa kesulitan sampai menutup mulutnya, dengan tidak senang mengeluh: "Tidak, aku merasa kalau abang sungguh baik padamu, Gavin si tidak berhati nurani itu, sudah berapa lama tidak memberiku kabar, dipikir-pikir saja buat marah."

Manda berbaik hati menghibur: "Pekerjaan jendral Pradipta sedikit berbeda, kamu tidak tau, ketika kalian berdua bersama benar-benar membuat kami iri sampai mati."

"Kalau begitu juga tidak sebaik kalian yang bisa bersama setiap hari, walaupun aku dengan dia menikah hampir 2 tahun, tapi waktu bersama sebenarnya tidak seberapa, lagipula kalau kedepannya masih seperti ini juga, menurutmu apa aku seperti janda?"

Manda tidak bisa menahan dan mengejek, "Aduh, weh, kamu ini nafsu tidak terpenuhi makanya mengeluh ya?"

"......" Kenapa dia ada semacam firasat ditebak benar ya?

"Hahahahaha, benarkan yang aku katakan? Rupanya kamu ini Laras yang seperti ini."

"......" Dia malah tidak bisa membantah.

Selesai tertawa, Manda dengan serius menegurnya: "Sudahlah, dulu kamu tidak berpikiran seperti itu, dulu kamu selalu bilang kalau kamu mengerti dan mendukung pekerjaannya, dia di garis depan demi semua orang lain, kamu di belakang menjaga keluarga kecil kalian, kenapa hari ini begitu banyak keluhan?"

Laras seperti bola kulit yang melepaskan angin, mendesah dalam, "Aduh, ini karena kami berpisah terlalu lama, merindukannya, tenanglah, aku hanya berpikir sembarangan."

Sambil berbicara, kedua orang ini berjalan sampai di depan toko pakaian dalam, Laras si licik, menarik Manda masuk kedalam, "Ayo, ayo, di dalam toko ini ada barang bagus."

"Apanya, aku tidak kekurangan pakaian dalam."

"Ha, siapa yang menyuruhmu membeli pakaian dalam biasa, yang aku bilang ini."

Mengikuti arah tunjuk Laras, Manda melihat sebuah lingering yang dipakai di sebuah patung, dia langsung menarik Laras, "Apa yang kamu lakukan, aku tidak mau."

"Percaya padaku, kamu pasti membutuhkannya." Laras dari sebelah mengambil satu set baju dalam dari rak, meletakkan di depan dadanya lalu mengukurnya.

Diam-diam menggodanya, "Bukankah kamu bilang kalau kalian berdua tinggal selangkah lagi, malam ini pakai ini, aku berani jamin kalian tidak kekurangan apapun hahaha."

Wajah Manda sangat merah sampai ke tulang telingnya.

Setelah membeli pakaian dalam, kedua orang itu berjalan ke toko pakaian wanita, lalu pergi lagi ke salon, Laras meminjam alasan untuk menambah pesonanya mendandannya dari atas sampai bawah.

Tentu saja, untuk tidak membuat Manda curiga, dea sendiri juga didandan dari atas sampai bawah.

Wanita mengejar kecantikan tidak akan ada habisnya.

Hari sudah sore, Rendra menelepon, "Manda, malam ini aku tiba-tiba harus lembur, makan malam kamu urus sendiri."

"Ehn, baik, aku sedang bersama Laras."

"Baiklah, kalau begitu aku juga lebih tenang, aku usahakan cepat selesaikan lalu pulang ke rumah menemani kamu."

"Baik."

Semuanya begitu kebetulan, kebetulan Rendra harus lembur, kebetulan Laras bilang kalau dia sudah memesan restoran mewah tidak bisa dibatalkan, oleh karena itu, dia dengan Laras pergi berkencan.

Langit mulai gelap, makan malam di atas atap restoran paling tinggi di pusat kota, disini ada pemandangan yang sangat cantik, koki juga sangat terkenal, sungguh pengalaman rasa dan penglihatan yang sangat baik.

360 derajat dinding kaca mengelilingi, untungnya pada malam hari, kalau di hari panas, pasti membuat orang pusing.

Di tengahnya ada dapur terbuka, berbagai hidangan prasmanan dihidangkan di meja bulat yang besar, boleh dipesan dan langsung dibuat.

Manda: "Wah, dari dulu sudah dengar tentang restoran ini, kalau pada siang hari, aku sungguh tidak berani datang, sekarang aku sedikit tidak berani melihat ke bawah, terlalu tinggi."

Laras: "Kudengar pemandangan malam restoran ini adalah yang paling cantik di kota ini, tempat disini sangat susah dipesan, awalnya aku berpikir untuk datang dengan Gavin, siapatau dia tidak ada, jadi kamu yang diuntungkan."

Manda: "Hehe, kalau begitu terimakasih ya......Tapi, bukankah tempat disini sangat susah dipesan? Aku lihat disini juga tidak ada orang, hanya kita berdua."

Jantung Laras sedikit bergetar, "Owh, hehe......Pasti tipuan bisnis, apanya satu tempat saja sangat susah, apanya yang harus dipesan dari setengah tahun lebih cepat dulu, jelas-jelas sedang membohongi orang."

Manda: "Tapi begini juga bagus, sangat tenang, kamu lihat keluar, bulannya cantik sekali."

Laras diam-diam bernafas lega, "Ehn, ehn, ehn."

Jarak dengan waktu yang dijanjikan ada 5 menit lagi, Laras langsung berdiri pergi ke toilet.

"Pergi bersama saja, restoran sebesar ini hanya ada aku sendiri, aneh sekali."

Saat itu Laras sangat takut mengacaukan rencana, dia memprovokasi dan berkata: "Haha, tidak kusangka kamu begitu penakut, orang benar tidak takut omongan jahat orang, jangan-jangan kamu pernah berbuat hal jahat?"

"Tidak ada, aku takut kamu ketakutan."

"Ha, aku melakukan hal besar, akhir-akhir ini sedikit sembelit, membutuhkan waktu sedikit lama, lebih baik kamu tunggu disini saja."

Manda memutarkan matanya dan mengejek, "Laras, kamu menjijikan sekali."

"Membuatmu jijik membuatku senang." Selesai berbicara, dia langsung pergi.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu