Cinta Pada Istri Urakan - Bab 600 Menunjukkan Cinta

Bulan Mei kota Jakarta, sudah ada bau musim panas awal, angin malam bertiup, ada dingin, sangat nyaman.

Jalan besar saat ini sangat ramai, suara yang ribut, membuat sangat meriah.

Gedung grup Gumaya masih ada beberapa lantai yang lampunya masih hidup, masih banyak orang yang lembut.

Aaron mengakhiri pekerjaan seharian, membawa mobilnya keluar dari parkiran.

“Berhenti, cepat,” Tasya berkata pada supir, “Aku turun disini, kamu sudah boleh pulang kerja.”

Supir tidak begitu tenang, “Nyonya, aku menunggumu saja.”

“Kenapa kamu tidak peka sekali? Kalau kamu disini, bagaimana bisa dia mengantarku pulang?”

“Oh, oh, mengerti.”

Tasya melihat tepat mobil yang datang dari depan, melambaikan tangannya dan pergi keluar.

Jalanan tidak hanya ada mobil Aaron, juga ada mobil lainnya, semuanya terkejut karena perbuatannya yang mendadak.

“Woi, cari mati ya?!” Ada supir yang bahkan menurunkan jendela dan langsung memarahinya.

Aaron menepikan mobil, mengira kalau Tasya akan naik ke mobilnya, tapi dia tidak bergerak begitu lama, hanya berdiri di depan mobilnya.

“Apa tidak mau naik?” Dia menjulurkan kepalanya keluar dan bertanya.

Tasya melambaikan tangan ke arahnya, menyuruhnya turun dari mobil.

Aaron merasakan keanehan, tapi juga melakukannya, “Apa yang kamu lakukan? Kamu begini sangat bahaya tau tidak? Mau mati? Kamu......”

Kedua tangan Tasya melingkari lehernya, langsung menarik Aaron, juga menjinjitkan jari kakinya, mengangkat kepalanya dengan berani mencium bibirnya.

Ini adalah perbuatannya yang paling gila yang dia lakukan dari kecil sampai besar, juga hal yang sangat ingin dia lakukan berapa tahun ini, dia pasti memberikan ciuman pertamanya untuk pria ini, di saat ini juga.

“......” Seluruh tubuh Aaron membeku, mati rasa yang dari kepala sampai kakinya, tangannya menggantung di kedua sisi badannya, dia tidak bermaksud untuk memeluknya.

Ciuman dangkal ini hanya sebentar, kedua pipi Tasya memerah, masih belum berhenti, dia menggigit bibirnya untuk merasakan rasa tadi, bernafas dengan cepat, jantungnya berdetak cepat.

“Kamu......”

“Apakah boleh peluk sebentar?” Tasya memotongnya, matanya semua adalah tatapan berharap.

Aaron juga sangat pasif, di hatinya saat ini hanya ada 1 kata-----Canggung.

Tasya sangat berani bertindak terlebih dahulu, ini adalah pacar sempurna di hatinya, bisa-bisanya dia mengambil langkah pertama, dia memikirkan belakangnya begitu banyak, ingin melakukan langsung melakukannya.

Tasya mengangkat kepalanya melihat mata Aaron, lalu kedua tangannya menuju ke bawah memegang erat tangannya, bertanya: “Apa kamu tiba-tiba melakukan klarifikasi karenaku?”

“.......Bukan.”

“Apa bukan? Apa laki-laki juga suka mengatakan hal yang berlawanan dengan hatinya?”

“.......” Bagaimana Aaron menjawabnya?

“Aku tau rumor itu semuanya palsu, aku berkata seperti itu bukan karena menyukaimu, banyak sekali temanmu kebetulan juga temanku, mereka bilang kalau kamu hanya menghadapi situasi dengan santai, kata mereka, semuanya para wanita itu yang ingin meminjammu untuk naik sosial, kamu bahkan melirik mereka saja tidak.”

“Aaron,” Tasya menggenggam erat tangannya, dia benar-benar gugup, dia sendiri tidak menyangka kalau dia akan segila ini, “Mungkin dulu kamu tidak tau aku, tapi aku tau kamu, aku sudah sangat lama menyukaimu......teman-teman di sekitarku semuanya curiga kalau aku bermasalah, kenapa terus tidak mencari pacar, sebenarnya aku sangat ingin memberitahu mereka, aku sudah menyukai seseorang, kalian mengenal pria yang aku sukai, namanya Aaron, bisa tidak kenalkan aku padanya. Hehe, tapi aku terlalu malu, tidak pernah bisa mengatakannya.”

“Kali ini bibi begitu mengatakan padaku mau mengenalkanku padamu, aku senang sekali sampai tidak bisa tidur semalaman, terus menunggu, terus berharap, lalu rumormu dengan Tintin seperti itu tersebar, saat itu papaku langsung menolak bibiku, tapi aku tidak bisa melihat kesempatan yang begitu bagus langsung menghilang, oleh karena itu aku menebalkan mukaku pergi memohon bibiku, aku bilang aku masih ingin bertemu denganmu.”

“Lalu akhirnya kita bertemu, kamu tau tidak, seluruh keluargaku sangat menyukaimu, papa bilang kamu tenang sekali, tidak serumit yang diberitakan di koran, mama bilang kamu berbakat sekali, kamu adalah pria yang paling berbakat yang pernah dia temui, Bibi juga memujimu, bilang walaupun gaya keluarga Pradipta taat sekali, tetapi pemikiran orang keluarga Pradipta semuanya sangat terbuka, orang tua tidak akan mengurusi urusan anak mereka terlalu banyak.”

“Aaron, saat tidak bertemu denganmu, aku hanya bisa diam-diam melihatmu, setelah berjumpa denganmu, aku merindukanmu setiap hari, kamu jangan ragu lagi, berikan aku satu kesempatan, aku sangat ingin menjadi pacarmu, ya?”

Wajah Aaron tidak terlalu baik, dia tidak suka membicarakan hal seperti ini di tempat umum, dan juga di tengah jalan, tempat yang paling jelas.

Di gambarannya, Tasya adalah wanita yang lemah, lembut, dan polos, seorang putri yang dibesarkan di rumah kaca, jadi dia sungguh sangat terkejut atas perbuatannya sekarag.

Dia dengan sopan menolak: “Kamu yakin? Aku sangat sibuk bekerja, sama sekali tidak ada waktu mencari pasangan, aku tidak mempunyai tenaga untuk hal ini.”

Tapi, Tasya meruntuhkan alasannya yang baru saja dia pikirkan, “Tidak apa-apa, aku juga tidak suka pria yang sepanjang hari hanya tahu pacaran dan tidak mengerjakan usahanya, kalau jarak di antara kita ada 100 langkah, 99 langkah yang tersisa, aku akan menjalaninya.”

“........” Aaron canggung sekali sampai merinding, dia menunjukkan ekspresi yang sangat kebingungan.

Tasya melihatnya seperti itu, mundur selangkah lagi, berkata: “Kalau begitu coba dulu oke? Tolong, tolong, berikan aku satu kesempatan.”

Seperti yang dikatakan, pria susah berhasil mendapatkan wanita, tapi wanita ingin mendapatkan pria mudah sekali, apalagi Tasya juga begitu merendahkan sikapnya, walaupun dia berhati baja, juga akan ada saat-saat melembut.

Saat ini, suara sirine polisi dari kejauhan menuju ke arahnya, di sini tidak boleh memakirkan moil, polisi lalu lintas tidak berhenti meniupkan pluit pada mereka.

“Naik mobil dulu.” Aaron menyarankan.

“Kamu tidak menolakku berarti sudah setuju.”

“......”

“Baik, ayo naik, pacar.” Tasya menjinjitkan jari kakinya lagi, dengan postur yang sama, menciumnya.

“.......” Hati Aaron saat ini sangat tidak senang, dia tidak ingin menyulitkan dirinya, tapi tidak bisa melakukan hal yang membuat orang sedih, lalu memikirkan Suli yang meninggalkannya, hatinya ada sebuah kemarahan yang tidak tau darimana datangnya, karyawan yang pulang kerja tidak sedikit, begitu keluar langsung bisa melihat mereka.

Bos sendiri berciuman dengan seorang wanita di jalan raya, semua orang sedikit marah, saling pamit dan berjalan pergi.

Motor polisi lalu lintas berhenti di sebelah mobil, mengingatkan, “Di sini tidak boleh parkir, cepat pergi.”

Hati Tasya senang sekali sampai bisa terbang, dengan tersenyum berkata kepada polisi lalu lintas: “Pak polisi, kami langsung pergi, langsung pergi.'

Polisi lalu lintas sedikit tak berdaya melambaikan tangannya, menyuruh mereka cepat membawa mobil pergi.

Aaron naik ke dalam mobil, dengan alami naik ke dalam mobilnya.

Saat menyetir, Aaron dari kaca spion mobil melihat karyawan Gumaya yang begitu banyak berkumpul di depan pintu, semua orang sedang mengarahkan handphone ke arah mobilnya.

Dia melirik sekilas Tasya yang duduk di kursi penumpang, hatinya bercampur aduk.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu