Cinta Pada Istri Urakan - Bab 54 Di Cap Sebagai Pembunuh (2)

Mereka langsung menstempel “Pembunuh” pada Laras.

Sekolah berada dalam situasi yang canggung, dan meminta polisi untuk melakukan penyelidikan, tapi Yana tidak ditemukan, entah itu hidup atau mati masih tidak tahu, tidak mungkin keluarganya ikhlas begitu saja.

Laras yang paling kasihan, tidak berani kembali ke asrama, tidak berani keluar dari sekolah, masuk dan pulang sekolah takut seperti pencuri.

Di kereta, Laras akhirnya mengangkat telepon Gavin, “Halo, kamu ada waktu?”

“Ada, tadi baru saja meeting, jadi aku keluar meneleponmu, sebentar lagi mau masuk lagi lanjut meeting, aku tahu kamu sedih.”

Laras yang mendengar ini, hidungnya langsung pedas, air matanya mengalir dari matanya yang besar, “Aku tidak masalah, hanya rindu kamu......kamu sudah satu minggu tidak pulang, kapan kamu pulang?”

“Segera.”

“Segera itu kapan?”

Dulu Gavin paling tidak suka dengan percakapan yang tidak jelas begini, tapi sekarang menghadapi Laras, dia tidak hanya tidak rela mengkritiknya, malah dengan sabar membujuknya, “Semua di tim lagi sibuk, aku tidak bisa santai seorang diri.”

“Oh.”

“Lagi di kereta?”

“Ehn, sore tidak ada kelas, cepat pulang.”

“Kenapa tidak suruh supir menjemputmu? Lebih aman.”

“Tidak usah, tidak terbiasa, takut menambah satu nyawa tidak berdosa.”

Gavin menghela nafas, sangat mengasihani dia, dia tahu mencari Yana dengan cepat baru benar-benar bisa membantunya, “Baik, kamu hati-hati ya.”

“Gavin, Yana sampai sekarang belum ada kabar, menurutmu apakah dia sudah.......aku sedikit takut.”

“Jangan berpikir begitu banyak, ada pihak kepolisian yang mengatasinya.” demi kerahasiaan, dia tidak bisa mengatakan padanya masalah pekerjaan, termasuk kasus hilangnya Yana.

“Tapi dari pihak kepolisian terus tidak ada kabar.”

“Tidak ada kabar artinya kabar baik, iya kan?”

“Mungkinlah......”

Kelihatan, suasana hati Laras sangat buruk, dan susahnya Gavin tidak bisa berada disisi nya, tapi ngomong-ngomong ini juga aneh, sebelumnya tidak ada perasaan khawatir.

“Kamu masih mau meeting lagi ya?”

“Ehn.”

“Ku tutup ya, kamu cepat meeting, cepat selesaikan pekerjaan cepat pulang, aku rindu kamu.”

Entah kenapa hati Gavin sedikit sedih, dia ingin berbicara sedikit lagi, tapi dimulutnya sudah tidak ada kata-kata lagi, dia merasa mengatakan sesuatu akan sangat canggung, dia dari lahir tidak bisa berbicara kata-kata manis.

“Halo?Gavin, kamu lagi dengar tidak?”

“Iya......baik......”

Laras tidak merasa hatinya lebih senang setelah menelepon, malah sebaliknya karena terakhir dia melamun suasana hatinya tambah lebih buruk.

Jangan lihat dia biasanya bahagia, sebenarnya dia hanya menyembunyikan hati yang sensitif dan rendah hati di senyumannya.

Dia dilahirkan di lingkungan keluarga yang cukup sensitif, masa kecilnya membuat dia rendah hati, dia mulai bisa menyembunyikan semuanya sejak paman dan bibinya bertengkar ketika dia masih SMP, dan hari ini kalau bukan karena dia sangat sedih, dia juga tidak akan menelepon panggilan ini.

Siapa tahu, seorang pria yang sibuk akan pekerjaannya tidak mengerti perasaannya.

Laras membutuhkan orang untuk menghibur, tapi Gavin adalah orang yang paling tidak bisa menghibur orang.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu