Cinta Pada Istri Urakan - Bab 44 Data Dikunci (1)

Yana lima hari berturut-turut hilang kontak, terakhir kali muncul saat berselisih dengan Laras.

CCTV di gerbang sekolah tidak merekam dia keluar, CCTV disekitar jalan juga tidak merekam jejak kakinya.

Yana menghilang begitu saja dari langit.

Di ruang meeting kepolisian, mereka semua sedang mendiskusikan kasus menghilangnya Yana.

Akhir-akhir ini berbagai belahan dunia sering ada kasus mahasiswi menghilang, meskipun dilokasi kejadian yang berbeda, ada yang di Selatan di Utara, tapi metode kejahatannya sama, mereka semua menghilang tanpa alasan, dan berhasil menghindari mata elang CCTV.

Polisi mencurigai kasus-kasus ini dilakukan oleh kelompok kriminal yang sama, tapi tidak dapat menemukan petunjuk.

Dalam kasus yang tidak berujung ini, petunjuk Laras menjadi fokus penyelidikan polisi.

Terutama dia menyebutkan “keluarga”yang cukup diragukan.

Alih-alih bergegas memanggil Laras, polisi malah sekali lagi membuat penyelidikan lanjutan di telepon.

Kapten Romli: “Bagaimana? Apa menemukan sesuatu?”

“Tidak ada.”rekan kerja yang bertugas memeriksa data mengerutkan kening, dia juga tidak tahu masalahnya ada dimana, dia sudah mencocokkan nomor selama tiga kali.

“Tidak ada? Tidak mungkin, aktivasi nomor telepon sekarang membutuhkan KTP, tidak mungkin tidak bisa diselidiki.”

“Memang tidak ada, tapi juga bukan nomor palsu.”

“Kalau begitu kamu periksa Laras, lihat dia ada nomor keluarga yang mana saja.”

Tidak diselidiki tidak tahu, begitu diperiksa langsung terkejut, kata polisi: “Di data menunjukkan Laras sudah menikah, tapi informasi pasangan nya dikunci, tidak bisa diselidiki.”

Tidak bisa diselidiki lagi, hasil ini diluar dugaan semua orang.

Semua orang mulai berbisik, “Apa database kita diretas hacker?”

“Siapa dia sampai dikunci, data presiden juga bisa terbuka.”

“Kapten, aku bawa beberapa orang membuntuti Laras, lihat ‘keluarga’dia sebenarnya siapa saja.”

“Jangan terburu-buru.” Romli mengerutkan kening, dia tahu di database ada beberapa orang yang dikunci, “Periksa alamat Laras.”

Polisi itu segera menekan keyboard dengan cepat, beberapa detik kemudian, dia berkata: “Alamat sebelum menikah di Mansion Pluit no 27, Jalan Barito Raya ini adalah alamat Rama Atmaja, direktur perusahaan Atmaja, Laras adalah putri dari adik laki-laki Rama Atmaja. Setelah menikah alamatnya sudah diubah, di Tokyo River PIK 7 Hall ...”polisi yang mengatakannya tertegun, semua orang yang mendengar alamat itu juga tertegun.

“Huh, asal usulnya bukan orang sembarangan, tidak peduli dia tinggal di No.7 atau nomor berapa, selama tidak tinggal di kediaman Pradipta, kita bisa menyelidikinya.”

Polisi yang memeriksa informasi mereka menyeka keringat di dahinya, “Kopral Boru, mereka benar-benar tinggal di kediaman Pradipta.”

Semuanya: “......”

“Latar belakangnya begitu hebat......apa mungkin dia istri dari supir?”

“Kapten Romli, bagaimana ini?”

Romli merenung sejenak, membuat gerakan untuk membuat semua orang diam, lalu bangkit dan pergi ke jendela menelepon.

Semua orang menunggu hasil, Kasus ini tidak seperti kasus menghilang biasa, Laras adalah satu-satunya petunjuk saat ini, semuanya tidak ingin menyerah.

Untuk waktu yang lama, Romli menutup telepon, mengangkat tangannya melihat jam tangannya, lalu berjalan diam-diam dan berkata, “Telepon nomor ini lagi pukul 6 malam nanti, tuan rumahnya kan hidup.”

“.......apa apa artinya?”

“Boru, kamu harus membuat pilihan kata yang bagus, kita hanya ingin membuat penyelidikan sederhana untuk memverifikasi apa kata-kata Laras benar atau tidak, jangan membuat orangnya seperti pembunuh, mengerti?”

Polisi Boru menggelengkan kepala, “Tidak mengerti, Kapten Romli, Laras ini sangat mencurigakan, terutama ‘keluarga’nya.”

Romli menghela nafas tanpa daya, dan dengan sungguh-sungguh mengatakan, “Keluarga dia adalah idolamu.”

“Ah?”

“Ahh apa ahh, kamu tidak tahu siapa idolamu? Kamu tidak tahu Dewa Perang di Angkatan Darat? Raja Serigala kamu tidak tahu?