Cinta Pada Istri Urakan - Bab 73 Nanti Aku Juga Akan Membereskanmu (1)

Inilah yang dinamakan dengan suami istri yang berpisah sebentar mengalahkan pengantin baru, ini adalah yang pertama kalinya mereka berpisah begitu lamanya semenjak mereka saling mencintai.

Setelah mereka makan malam dengan cepat, pasangan suami istri itu langsung naik ke lantai dua untuk menikmati dunia mereka sendiri.

Gavin tiba-tiba kembali, jadi Laras sama sekali tidak sempat untuk membersihkan "medan perang", begitu dia masuk ke kamar, Gavin langsung melihat seluruh ranjang dipenuhi dengan buku dan kertas ujian, selain itu sofa yang berada di samping juga sama, bahkan tempat untuk orang duduk saja tidak ada.

Yang membuat Gavin semakin tidak tahan untuk melihatnya adalah selimut di atas ranjang tidak dirapikan, selimut itu hanya digulung sembarangan seperti bukit lalu diletakkan di pojokan, selain itu ternyata masih ada baju kotornya, termasuk pakaian dalamnya.

Kehangatan yang tiba-tiba berubah menjadi dingin membuat Laras sedikit tidak tahan, dia melilit tubuh Gavin bagaikan gurita dan bertanya : "Kamu kenapa?"

Gavin menunjuk kekacauan di depannya dengan matanya, lalu berkata : "Saat aku tidak berada di sini, kamu berbuat seenaknya ya."

Laras menoleh dan melihatnya, "Ah!" karena dia terlalu senang, dia benar-benar lupa kalau Gavin paling tidak tahan jika rumahnya dalam keaadaan berantakan, sekecil apapun itu, dia sudah membuat kamar tidur bagaikan kandang anjing, Gavin pasti akan memarahinya.

Dia tertawa dengan perasaan bersalah, lalu menjelaskan : "Hehehe, aku....aku kan lagi belajar buat ujian, jadi disebar seperti itu, aku sengaja tidak membiarkan siapapun untuk masuk dan membereskannya, supaya aku tidak usah susah-susah mencarinya lagi, kamu lihat kalau begini sangat mudah bukan?"

Gavin menatap lurus ke matanya dan bertanya : "Jika aku tidak salah ingat, dua hari yang lalu kamu bilang kalau ujiannya sudah selesai bukan?!"

"......" Laras tidak bisa menjawabnya, dia menyatukan kedua jari telunjuknya lalu menoel dada Gavin.

Gavin melepaskannya dan berjalan selangkah ke depan ranjang, setelah dilihat dari dekat, barang-barang yang ada di atas ranjang benar-benar sangat beragam, selain baju kotor dan buku-buku beserta kertas-kertas ujian yang sekilas dapat terlihat, masih ada sesuatu yang terlihat seperti remah-remah roti, di atas nakas tempat tidur juga ada 6 kotak susu yang sudah ditusuk dengan sedotan.

Dia memelototinya dengan tatapan meminta penjelasan, "Saat aku tidak ada, hari-harimu dilewati dengan sangat nyaman sekali ya."

Laras menyusutkan lehernya dan mencoba untuk menjelaskan, "Di ranjang sangat nyaman, sebenarnya kamu tidak seharusnya hanya melihat sisi kotor dan berantakannya saja, kamu juga seharusnya melihat bagaimana aku serius belajar untuk ujian, bukankah begitu?"

"Kamu juga tahu kalau kamu kotor dan berantakan?"

".......Bukan itu intinya."

"Baiklah kalau begitu, nilai ujian sudah keluar belum?"

"......." Laras merasa sedikit panas, sepertinya hari ini lebih panas dibandingkan dengan hari-hari kemarin, dia memegang lehernya dan berkata, "Belum."

Gavin berdiri tegap dan bertanya : "Karena kamu sudah belajar segiat ini, apakah dapat lulus setengahnya?"

Laras menelan ludahnya, "Coba kamu tebak?"

Wajah Gavin terlihat marah, tiba-tiba dia meninggikan suaranya, "Jawab yang benar!"

Laras gemetar, bahunya yang kecil terus bergetar, "Menjawab dengan serius juga harus kamu tebak dulu, kalau kamu tidak mau menebaknya, maka aku saja yang menebaknya."

"Kamu....."

"Memang begitu, hasil ujiannya belum keluar, aku mana tahu lulus atau tidak."

"Kamu masih mencari alasan?"

"Bukannya memang seperti itu?"

Gavin bukan seseorang yang sabar, saat emosinya sedang naik, hanya butuh satu ketukan saja maka dia akan meledak, "Kalau begitu sekarang aku memperingatkanmu, jika ada mata kuliahmu yang tidak lulus, lihat saja bagaimana aku membereskanmu!"

Laras juga merupakan tipe orang yang semakin salah akan semakin berani, pada awalnya dia masih merasa sedikit takut, tetapi dia lama-lama emosi juga mendengar perkataan Gavin, begitu dia marah, maka dia akan menyerang orang, "Memangnya kenapa kalau tidak lulus? Aku ingin mencoba bagaimana rasanya test remidial, memangnya kenapa? Aku masih ada 3 mata kuliah yang bahkan sudah remidial aja masih tidak lulus, aku suka proses mengulang test ini, sangat mendebarkan, kenapa memangnya?"

"......." Emosi Gavin langsung memuncak, rasanya tekanan darahnya akan jauh lebih tinggi dari ayahnya, dia berbalik dan langsung melangkah menuju pintu kamar.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu