Cinta Pada Istri Urakan - Bab 262 Tante Kedua, Aku Juga Perlu Menjaga Wajahku!!

Hati Lana sangat tidak nyaman dan juga sangat kontradiktif.

Pertama, dia tidak ingin menurunkan harga dirinya di depan orang lain, terutama di depan Laras; Kedua, dia tidak juga tidak ingin kehilangan Christian.

Dia tidak tahu apakah dia lebih baik terus berpura-pura tidak tahu atau secepatnya mengakui kesalahannya.

Tetapi, itu benar-benar mustahil baginya untuk meminta maaf kepada Laras.

Ketika situasinya tegang, pintu ruang pasien dibuka, perawat berjalan keluar dan memberitahu mereka, "Pasien telah bangun, tetapi dia harus banyak beristirahat setelah pulang ke rumah."

Lana dengan cemas bergegas ke ruang pasien, melihat wajah ibunya yang pucat, dia berlari mendekatinya dan duduk di tepi ranjangnya, "Ma, Ma, bagaimana perasaanmu sekarang? Kamu membuatku takut."

Reni menatap putrinya dengan senyum lega, "Aku baik-baik saja, aku hanya tiba-tiba pingsan."

Dia juga melihat Christian yang datang belakangan, betapa canggung dan malunya, semuanya jelas terlihat.

Christian dengan tenang berjalan ke depan ranjangnya, dia berkata dengan dingin dan serius, "Bibi, aku tidak tahu dari mana anda mendengar kekeliruan tersebut, tetapi anda pergi ke kampus dan menuduh tante keduaku tanpa melakukan konfirmasi terhadap informasi tersebut, ini adalah perilaku yang sangat bodoh dan egois. Aku berharap Anda dapat meminta maaf kepada tante keduaku atas perkataan dan tindakan Anda. "

Reni: "..."

Lana: "..."

Dan Laras yang berdiri di pintu: "..." Aduh sial, Gavin, kamu cepat kembali, kenapa menjawab telepon saja perlu waktu begitu lama?!!

Lana: "Christian, apa yang sedang kamu lakukan? mamaku baru saja bangun."

"Kamu juga sama," Christian menatap Lana, "Kamu memarahi tante keduaku tanpa mengenal benar dan salah, bukankah kamu juga harus meminta maaf kepadanya?"

Lana cemas dan juga kesal, "Ma ..."

Reni menepuk punggung tangan putrinya untuk menenangkannya, lalu berkata kepada Christian, "Baik, kami meminta maaf kepada Laras."

“Mama?” Lana dengan terkejut menatapnya, dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Reni mencubit tangan putrinya dengan kuat, memberi Lana isyarat agar dia bekerja sama dengan baik.

Laras menghela nafas dan berkata, "Christian, sudahlah, apakah kamu ingin memperbesar masalahnya?"

Ketika Christian ingin mengatakan sesuatu, Laras berkata lagi: "Haruskah aku memanggil paman keduamu datang ke sini? Kenapa kamu begitu tidak sopan?"

"..." tante kedua, aku juga perlu menjaga wajahku!!

Laras berjalan ke depan ranjang Reni, menatapnya dan berkata: ”Bibi, kamu banyak istirahat di rumah ya, jangan dengarkan apa yang dia katakan, untuk kejadian hari ini, aku akan anggap tidak pernah terjadi."

Reni menggigit bibirnya dan tersenyum dengan terpaksa, "Baik."

Bagaimanapun, Lana lebih muda, kurang berpengalaman, dan mudah emosi, dia berkata dengan suara cemberut: "Kok jadi kita yang salah? mamaku selalu sehat, kenapa dia bisa tiba-tiba pingsan? Aku belum meminta tanggung jawabmu, kamu pula yang memaafkan kami, hahaha, konyol sekali. "

Christian ingin berbicara lagi, tetapi Laras menghentikannya, dia berkata: "Tidak ada artinya untuk menyelidiki siapa yang benar dan siapa yang salah, yang paling penting adalah kedepannya jangan mengatakan sesuatu yang tidak ada lagi."

"Siapa yang mengatakan sesuatu yang tidak ada? Laras, kamu jangan asal menuduhku, kamu ..."

Reni menarik tangan Lana dengan erat dan memberinya isyarat agar dia jangan berisik.

Lana juga menyadari kehilangan kendalinya, dia melirik Christian yang acuh tak acuh, lalu dengan sedih duduk di tepi tempat tidur dan menggigit bibirnya dengan keras.

Laras melihat bahwa Reni sudah bangun dan berkata, "Kamu antar mereka pulang saja, kami akan pergi dulu."

Christian mengangguk dengan patuh.

Hati Lana semakin tidak nyaman, sikap Christian terhadapnya benar-benar berbeda dengan sikapnya terhadap Laras.

Orang lain mungkin tidak menyadarinya, tetapi sebagai pacarnya, dia dapat merasakannya.

Tidak lama kemudian, Christian mengantar mereka pulang ke Mansion Atmaja (Rumah Romo), mereka bertiga memiliki pemikiran masing-masing dan sudah tidak ada lagi kedamaian sebelumnya.

Reni memerintah supir: "Pak Supri, antar Tuan Christian pulang."

"Tidak perlu," Christian menolaknya, "Aku mau pergi ke Kediaman paman keduaku, sangat nyaman jika berjalan kaki saja."

"Kenapa kamu mau pergi ke Kediaman paman keduamu?" Lana bertanya, "Apakah kamu mau pergi melihat Laras lagi? Dia sudah menikah, apakah kamu ..."

Reni meraih tangan putrinya, menggelengkan kepalanya, dan Lana baru menutup mulutnya.

Christian menghela nafas, dia benar-benar merasakan ketidakberdayaan Lana, itu adalah sejenis ketidakberdayaan yang tidak peduli bagaimana kamu menjelaskannya, tetapi tetap tidak akan ada gunanya.

"Nenekku ada di kediaman paman keduaku," Christian berkata dengan nada datar, selebihnya dia benar-benar terlalu malas untuk mengatakannya lagi.

Di dalam kamar, Lana membantu ibunya untuk berbaring, dan wajah Reni masih sangat buruk, tetapi sudah tidak begitu pucat seperti sebelumnya.

Suasana hati Lana tidak tenang, dia mengerutkan keningnya dan wajahnya muram.

Reni bertanya: "Siapa yang memberitahumu bahwa aku pingsan?"

"papa. Laras menelepon papa, tetapi papa berada di luar kota dan tidak bisa kembali, jadi papa meneleponku dan memintaku pergi ke rumah sakit untuk menjemputmu pulang. Aku juga baru tahu Christian ada di rumah sakit ketika aku tiba di sana.

"Kalau begitu, apakah kamu bertemu dengan Gavin?"

Lana menggelengkan kepalanya, "Tidak. Kenapa? Apakah Laras kira kita akan memakannya atau melakukan apa terhadapnya? Untuk apa dia bawa begitu banyak penyelamat."

Reni berkata dengan lembut, "Aku bertemu dengan Gavin, menurut penilaianku, Laras tidak akan mengkhianati Gavin, tetapi kita harus berhati-hati terhadap orang ini."

"Apa maksudnya?"

"Nasib Laras baik, dia telah menikah dengan pria yang luar biasa, meskipun aku hanya bertemu dengan Gavin sekali saja, tetapi aku sudah bisa melihat bahwa dia bukan orang biasa, dengan bantuan Gavin, Laras akan lebih mudah untuk merebut harta kita. "

"Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?"

"Kita harus berhati-hati, ini adalah Kota Jakarta, dan merupakan daerah kekuasaan mereka. Kita tidak boleh menyinggung Gavin dan Laras, kita harus bertahan."

Lana menggigit bibirnya dan berkata sambil menangis, "Aku tidak bisa tahan pacarku memikirkan wanita lain, apalagi wanita tersebut merupakan wanita yang sudah menikah yang tidak sebaik aku."

Reni membantu putrinya menyeka air matanya dan membujuknya, "Saat seperti ini, kamu harus semakin sabar, jika kamu ingin memenangkan hati seorang pria, kamu membutuhkan keterampilan dan trik yang bagus."

"Ma, apa yang harus aku lakukan? Aku merasa Christian benar-benar kecewa padaku, dia mungkin akan putus denganku kapan saja."

"Kamu harus sabar. Laras sudah menikah, bagaimanapun itu adalah cinta bertepuk sebelah tangan, Christian pasti akan melupakannya setelah waktu yang lama. Tapi Lana, mama ingin kamu berpikir dengan baik-baik, apakah kamu benar-benar ingin menjalani hidupmu dengan pria ini? Apakah kamu benar-benar ingin dia yang menjadi pasangan hidupmu? "

Lana mengangguk sambil menangis, "Ya, Ma, aku tidak pernah menyukai seseorang seperti sekarang ini."

"Kalau begitu, kamu harus sabar. Lemah lembut dan air mata adalah senjata wanita, kamu harus pintar menggunakan senjata tersebut. Lusa kalian akan pergi ke luar negeri, ketika di luar negeri, kamu harus lebih peduli dan toleransi terhadapnya, dia akan mengerti kebaikanmu."

"Baik ..."

"Sedangkan untuk urusan di dalam negeri, aku akan mengawasinya, aku tidak akan membiarkan Laras merebut barang-barang milikmu."

Ketika Reni memikirkan aura kuat Gavin yang seperti raja itu, dia merasakan tekanan yang tak terlihat.

Putrinya masih terlalu lemah, dia harus menjaga semua yang ada di rumah sebelum putrinya menjadi kuat.

Dia tidak akan mengizinkan putri Eli Murtina mendapatkan sedikit pun barang milik putrinya.

Tidak akan!

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu