Cinta Pada Istri Urakan - Bab 21 Jangan Membuat Orang Ini Marah

Bab 21 Jangan Membuat Orang Ini Marah

Wilson masih memakai baju pasien, kaki kirinya digips, sepasang tangannya ditopang oleh kruk, wajahnya terlihat terpaksa.

Meski enggan, tetapi anak keras kepala ini tetap menundukkan kepalanya terhadap Laras, "Maaf."

"......." hati Laras sangat tidak percaya, anak orang kaya yang sombong itu, tuan muda yang mengatakan mampu meratakan seluruh kota dan tidak ada tandingannya itu ternyata mengatakan "maaf" kepadanya.

Ini benar-benar sangat! Sulit! Dipercaya!

Tetapi, meskipun Wilson sudah mengatakan maaf, Wildhan Hirawan tetap tidak puas, dia memukul kepala Wilson dan memakinya di depan wajahnya, "Dasar tidak berguna, bukannya belajar yang baik malah bertengkar, kau sendiri tidak mampu mengalahkannya malah menyuruh orang lain melakukannya, kau ini seperti mafia saja, apa kau mau masuk penjara!"

"Seorang gadis baik-baik dipukul olehmu sampai seperti ini, benar-benar keterlaluan! Masih untung hanya mematahkan satu kakimu, harusnya membuatmu sekarat saja!"

"Cepat berlutut, jika gadis itu tidak memaafkanmu maka jangan berharap kau boleh berdiri."

Di depan ayahnya yang seperti sudah kehilangan akal itu, Wilson mencoba memberontak, "Kakiku tidak bisa berlutut."

Begitu Wildhan mendengarnya, kepala Wilson dipukul sekali lagi, "Kau sengaja membuatku marah, iya kan, berlutut, berlutut," Wildhan menahan leher Wilson dengan paksa, dengan sekuat tenaga menekannya ke lantai, "Dasar anak kurang ajar, lihat saja bagaimana aku mengurusmu!"

Sepasang ayah dan anak ini begitu masuk langsung memainkan drama menyedihkan, Gavin yang dari tadi tidak bersuara sungguh-sungguh merasa mereka sangat berisik, akhirnya dia berkata : "Sudahlah Pak Wildhan, kakinya sedang digips, bagaimana caranya dia berlutut?!"

Setelah itu barulah Wildhan melepaskannya lalu memohon kepada Gavin sambil menunjukkan ekspresi menyesal : "Pak Gavin, ini semua adalah salah saya, saya yang tidak becus mengajar anak ini dengan baik, anda adalah orang yang berhati besar, saya mohon jangan membuat perhitungan dengan anak ini."

Laras bengong melihat sepasang ayah dan anak ini, dia pernah mendengar latar belakang keluarga Wilson dari orang lain, dengar-dengar Wilson adalah putra tunggal dari orang terkaya di Jakarta, pengaruh keluarganya sangatlah besar, dia juga adalah orang yang harus membalaskan dendamnya.

Tapi sepasang ayah dan anak dengan latar belakang keluarga seperti ini, ternyata merendahkan diri mereka sampai seperti ini di depan Gavin, benar-benar membuatnya tidak mampu berkata apapun.

Dia tidak tahu harus merasa bahagia atau tidak.

Gavin berkata dengan datar : "Pihak kepolisian akan memprosesnya dengan adil, Pak Wildhan tidak perlu begitu."

Laras berbaring diam, hanya bola matanya saja yang tidak berhenti berputar memperhatikan mereka berdua, apa yang sedang mereka lakukan?

Wildhan gemetar ketakutan melihat wajah dingin Gavin, dia tidak tahu kalau Gavin marah karena Laras, dia masih mengira kalau Gavin marah terhadap putranya.

Jadi dia seperti mengingat sesuatu, sambil berbicara, sambil mundur ke samping pintu, "Oh iya, Pak Gavin, ini adalah sedikit barang yang saya bawa untuk diberikan kepada istri anda, ini bagus untuk kesehatan istri anda, " Wildhan mengambil alih kantung-kantung yang dibawa oleh 2 orang pengikutnya, ini semua adalah obat-obatan yang bagus untuk menambah kesehatan, "Anak ini tidak tahu apapun, sudah menyinggung istri anda, saya berharap istri anda dapat berbesar hati memaafkan anak ini."

Wildhan membawa obat-obatan itu lalu menaruhnya di samping ranjang, lalu diam-diam menendang kaki Wilson, mengisyaratkan dia untuk minta maaf melalui pandangannya.

Wilson melihat ke arah Gavin yang dingin dan serius, lalu melihat ke ayahnya yang mengedipkan mata kepadanya, meskipun tidak rela, tetapi tetap menurut dan menundukkan kepalanya, "Nyonya Gavin, maaf, kumohon maafkan aku."

Dia tidak mengira Laras yang tidak seperti laki-laki maupun perempuan ini ternyata mempunyai bekingan sebesar ini, dia tidak mengenal Gavin, ayahnyalah yang memberitahunya mengenai keseriusan masalah ini, tetapi dia tidak mengerti, pak Gavin yang ada di depannya ini, tidak usah melihat kedudukannya yang tinggi, hanya dengan wajah tampannya saja, mana mungkin dia bisa menyukai seorang perempuan yang tidak memenuhi syarat seperti ini, apakah dia buta?

Seluruh kampus tahu kalau dia mendekati Nadira, Laras membuat Nadira tidak senang, Nadira menyuruh dia untuk memukulnya, maka dia memanggil orang lain bahkan sekelompok pria untuk memukulnya bersama-sama, tidak diduga Laras jago berantem, membuat mereka semua terluka, bahkan kakinya patah satu, bagaimana mungkin dia bisa menahan rasa tidak terimanya?!

Bahkan karena hal ini Nadira dicatat oleh kampus sudah melakukan pelanggaran serius, noda ini akan mengikuti dia seumur hidupnya.

Dendam yang bertumpuk ini membuat dia bersumpah harus membuat Laras menderita.

Dia mengumpulkan beberapa temannya yang pengangguran, jika 9 orang tidak bisa mengalahkannya, maka 15 orang, jika 15 orang tidak bisa, maka 20 orang, dia mempunyai banyak teman dan uang, jika terjadi masalah apapun, dia bisa mengatasinya.

Jadi terjadilah pertengkaran yang seperti kemarin malam.

Insiden pemukulan kali ini dan insiden pemukulan Nadira pada dasarnya adalah sama, semuanya dikarenakan penghasutan, tetapi insiden pemukulan Nadira diselesaikan oleh kampus secara pribadi, sedangkan insiden pemukulan yang dikarenakan olehnya ini sudah melibatkan pihak kepolisian, karena itu ada perubahan sikap.

Menghasut dan memukul orang sampai terluka merupakan tindakan kriminal, kejahatan sengaja melukai orang lain harus dijatuhi hukuman.

"Pak Gavin, masalah ini semuanya adalah tanggung jawab saya, berapa besar ganti rugi yang harus saya bayar, silahkan anda sebut saja, jika kelak terjadi masalah dengan kesehatan istri anda, semua akan menjadi tanggung jawab keluarga kami, anda berhati besar, saya mohon kepada anda berdua tolong maafkan putra saya."

Wildhan tentu saja tahu hal ini tidak akan mampu melunakkan hati Gavin, Gavin juga tidak kekurangan uang sama sekali, jadi setelah dipikirkan baik-baik, dia berkata lagi : "Pak Gavin, saya dengar rumah sakit ini mau diperluas, kebetulan sebidang tanah di dekat rumah sakit ini merupakan milik grup Hirawan, saya bersedia menyumbangkannya kepada rumah sakit."

Gavin masih dengan bermuka datar mengucapkan kalimat yang sama, "Pihak kepolisian akan memprosesnya dengan adil, Pak Wildhan tidak perlu seperti ini."

"......" Wildhan merasa takut dan tidak berdaya, jika tidak memohon takutnya putranya masuk penjara, tetapi jika berbicara terlalu banyak, dia takut semakin membuat Gavin tidak senang, dia tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa melampiaskan kekesalannya terhadap Wilson.

"Dasar tidak berguna, selalu memberikan masalah untukku."

Wilson dapat melihat kalau ayahnya sudah sangat marah, jadi dia tidak berani membantah lagi.

Ada pepatah yang mengatakan lebih baik bekerja di pemerintahan daripada menjadi pengusaha, tetapi lebih baik lagi bekerja di militer dari pada bekerja di pemerintahan, meskipun dia adalah seseorang yang sangat kaya, tetapi tetap hanyalah seorang pengusaha, mana mungkin berani menyinggung seorang pejabat militer yang berkedudukan tinggi?!

Semua kata-kata manis sudah diucapkan, uang dan hadiah juga sudah diberikan, tetapi jika pihak sana tetap tidak mau memaafkan, dia juga tidak mampu berbuat apa-apa.

Wildhan mendorong Wilson yang menggunakan kruk untuk keluar dari kamar pasien dengan marah, bahkan hadiah-hadiah yang tadi diberikan untuk meminta maaf semuanya ditumpuk begitu saja di depan pintu.

Dia sudah berkecimpung di dunia bisnis selama puluhan tahun, juga sering berurusan dengan para pejabat ini, dia sudah sangat hafal mengenai peraturan tidak tertulis ini, yang paling ditakutkan adalah bahkan menggunakan cara mengirim hadiah ini sudah tidak ada gunanya.

Setelah rombongan pengikut yang ada di depan pintu melihat keadaannya, mereka bertanya dengan lirih : "Pak Wildhan, Gavin ini sangat tidak menjaga muka anda, apa anda mau saya mencari beberapa orang untuk memberinya sedikit pelajaran?"

Wildhan membelalakkan matanya lalu melihat ke sekeliling, saat tidak melihat siapapun barulah dia menghembuskan nafas lega dan memperingatkan mereka : "Tidak boleh menyentuhnya, jangan sampai membuat marah orang ini.....jalan, jalan, jangan bicara di sini, pulang dulu."

Di dalam kamar pasien, Laras menaikkan selimutnya, sama sekali tidak ada sikap yang tadi saat mengatakan "aku tidak perlu kau untuk mengaturku", dan juga "aku sudah mengatasinya sendiri", dia berpikir, sepertinya dia masih belum mengenal Gavin dengan baik.

Gavin masih dengan tenangnya jalan ke samping ranjang lalu duduk, menunjukkan sikap pantang menyerahnya sambil berkata, "Bicaralah, mumpung aku masih mau mendengarkanmu menjelaskannya."

"......bukannya sudah tidak ada masalah.....sudah berlalu....."

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu