Cinta Pada Istri Urakan - Bab 935 Mengikuti Kontes Ini Hanya Demi Terkenal Dan Uang

Lokasi syuting program acara ini, adalah di Humpre Scenic Spot, kru program acara menyewa semua resor di sana, syuting dilakukan 24 jam setiap harinya, membutuhkan waktu syuting selama 6 bulan, dan pada musim panas akan dilaksanakan final yang ditunggu-tunggu oleh publik.

Selama pertandingan berlangsung, syuting dilakukan dan juga sambil ditayangkan, lalu berdasarkan popularitas setiap kontestan, setiap minggunya akan ada yang didiskualifikasi, kontestan yang bertahan sampai akhir, akan mendapatkan hadiah yang bernilai jutaan, dan akan menjadi bintang masa depan dunia hiburan.

Saat ini, proses syuting baru saja dimulai, ada sekitar ratusan gadis yang bermimpi menjadi artis berpindah ke sini, ditambah dengan kru program acara, sekelompok orang yang banyak, dan beraneka ragam, masing-masing memiliki tujuan sendiri, tidak menutup kemungkinan akan terjadi pertengkaran setiap harinya.

Humpre Scenic Spot, Laras sangat familiar dengan tempat ini, apalagi Hotel Humpre, sini tidak hanya merupakan wilayah Aaron, melainkan tempat yang menyelamatkan karirnya ketika dia memulai berbisnis.

Karena program acara ini baru saja memulai syuting, dan masih belum ditayangkan, jadi, Laras tidak mengetahui siapa saja yang mengikuti kontes ini.

Dalam perjalanan menuju Humpre, ketika Manda menyebutkan sebagian nama kontestan, bisa membuat orang yang mendengarnya menjadi terkejut.

“Siapa? Maira Atmaja? Apakah kebetulan dengan nama yang sama?”

Manda menggelengkan kepalanya.

Laras dengan kaget membuka mulutnya, melihat ekspresi Manda, dengan wajahnya yang tak terbayangkan, “Apakah kamu bercanda?”

“Kak Maira membuka sebuah perusahaan manajemen artis, dan mengontrak seseorang yang bernama Leila Tamir, Kak Maira membawa Leila mengikuti kontes ini dengannya, Leila adalah nama panggungnya, coba kamu tebak siapa dia, orang yang kamu kenal.”

Laras memikirkan dengan teliti, Leila, orang yang bermarga Tamir tidak banyak, artis mengganti nama itu wajar, tetapi sebagian besar akan tetap menggunakan marganya.

“Leli Tamir? Pengasuhmu yang dulu itu, Leli?”

“Itu dia, Kak Maira membantunya bertransformasi, aku yakin jika bukan aku yang memberitahumu, kamu pasti tidak akan menyadari bahwa Leila adalah Leli.”

“Baru berapa lama, masih bisa mengubah penampilannya? Secepat ini wanita itu pulih?”

“Biasanya dengan tidak menggunakan bedah pemulihannya lumayan cepat, lalu disuntik lagi dengan jarum, efeknya langsung terlihat. Jika bukan dulu aku pernah bergaul dengan Leli maka aku juga tidak dapat mengenalinya.”

Laras semakin memikirkannya semakin merasa lelah, “Kak Maira kenapa bekerja sama dengan Leli ? Apa tujuan mereka?”

“Aku sudah bertanya kepada Kak Maira, dia mengatakan mengikuti kontes ini hanya demi terkenal dan uang.”

“Kamu percaya?”

Manda menggelengkan kepalanya, “Perkataannya, aku tidak percaya.”

“Bagus, jika tidak percaya terhadap perkataannya, Maira sudah bukan merupakan Kak Maira yang dulu lagi, dia menyalahkan Gavin atas bangkrutnya keluarga Atmaja dan dipenjarakannya ayah ibu, dan juga menyalahkan kamu atas cerainya pernikahan dia, dia lebih memilih untuk bersama orang lain, dari pada mendengar nasihat kita.”

Manda menundukkan kepalanya dan diam, pemikirannya sama seperti Laras, dia menghela nafas dan berkata: “Lupakan saja hal yang sudah berlalu, Leila memang tidak ada hubungan dengan kita, Kak Maira bersikeras kita juga tidak dapat melakukan apa-apa, katakan saja sekarang, Kak Maira bertengkar dengan orang lain, sutradara program acara mengetahui dia adalah kakak aku, dan langsung menyuruh aku untuk membereskannya.”

“Sungguh mabuk, apa yang dipikirkan Kak Maira, umurnya sudah berapa dan masih mengikuti kontes bersama gadis berusia belasan dua puluhan?”

Ketika sambil berkata, mereka sampai di tempat tujuan, Laras keluar dari mobil, tiba-tiba melihat seunit mobil MPV hitam terparkir di tempat teduh seberang jalan, ada seorang supir di dalamnya, dan supir itu terlihat familiar.

Laras mendorong siku Manda, dan menunjuk dengan dagunya, “Apakah itu mobil kru kalian?”

Manda melihatnya, “Kurang tahu, mobil kru sangat banyak, aku tidak mengenali semuanya.”

“Kalau supir itu? Apakah dia rekanmu?”

“Tidak pernah melihatnya, kenapa?”

“Tidak, aku merasa orang itu sedikit familiar.”

“Sini adalah tempat wisata, mungkin saja orang yang sedang berliburan.”

“Um.” Laras mengikuti Manda masuk ke dalam resor, sebelum masuk dia berbalik dan melihat supir mobil MPV, supir itu, mengambil tindakan untuk menghindarinya.

Orang itu, Laras pasti pernah melihatnya, hanya saja saat ini dia tidak bisa mengingatnya.

Ketika masuk ke dalam resor, mungkin untuk menyesuaikan adegan, di sini penuh dengan baliho sponsor, agar ketika kru melakukan syuting di luar, kapan saja dapat memotret baliho-baliho itu.

Dari jauh, mereka melihat sekerumunan orang di depan, dan juga suara teriakan wanita.

“Sudah tiga puluhan? Masih merebut dengan adik-adik di sini, apakah kamu tidak merasa malu?”

“Oh, kamu menganggap dirimu masih muda? Bukannya sudah tante-tante berumur tiga puluhan, dan juga mengalami pasang surut, bahkan dengan dukungan Aaron Rumah Layar pun tidak dapat membantumu, masih ingin comeback? Konyol sekali!”

“Orang gila seperti kamu, berhati-hati dalam berkata, kamu masih menganggap dirimu adalah nyonya keluarga kaya? Kalau kamu berani mempermalukan aku lagi, awas aku akan merobek mulutmu.”

“Sini, aku hanya takut kamu tidak melakukannya, dasar orang yang tidak berguna, siapa yang mendukungmu maka orang itu akan mengalami kerugian!!”

“……”

Laras merasa suara itu familiar sekali, orang yang bertengkar dikelilingi oleh gadis-gadis dengan seragam yang sama, dia tidak bisa melihatnya, tetapi suara itu familiar sekali, suara dua orang itu sangat familiar.

Satunya adalah Kak Maira, satunya lagi, adalah Mona He.

Mona karena sengaja membuat skandal dengan Aaron, menyebabkan Aaron merasa tidak senang, jadi membuat Rumah Layar mengakhiri kontrak mereka secara sepihak.

Artis yang kontraknya dibatalkan oleh Rumah Layar, siapa yang berani menandatanganinya lagi?!

Mona dulu tidak terlalu terkenal, tentunya uang yang dia dapatkan tidak banyak, kehilangan pekerjaan bagi dirinya itu seperti kehilangan sumber penghasilan, kali ini mengikuti kontes, dirinya tidak ingin menang, dia tahu diri, dan hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan dirinya, meskipun namanya jelek atau dimarahi, itu juga termasuk suatu popularitas baginya.

Jadi Mona tidak bersikap rendah hati, melainkan bersikap angkuh.

Kebetulan bertemu dengan Maira yang sombong, dan sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Maira dan Mona bisa dikatakan sudah saling mengenal, dan telah bertemu beberapa kali dalam acara makan, wanita pada acara makan, di satu sisi tampak ramah sesama lain, tetapi di sisi lain mereka saling membenci.

Pada hari pertama, mereka cabut undi dan kebetulan mendapatkan kamar yang sama, baru saja dua hari mereka sudah begini, kemarin mereka sudah bertengkar. Manda memberikan ruang istirahatnya kepada Maira, pertengkaran itu baru bisa damai, tidak disangka, hari ini mereka berdua kembali bertengkar.

Mereka dikelilingi oleh sekelompok gadis kecil, tampaknya adalah gadis yang baru Paman Dewasa, kulit wajah mereka terlihat mengandung kolagen, kaum muda yang tak terkalahkan.

“Kalian jangan bertengkar lagi, kita semua adalah kakak beradik, jangan bertengkar gegara masalah kecil ini.” Seorang gadis imut mulai berkata.

Mona tertawa dengan dingin, lalu beralih dan menunjuk gadis imut itu, “Kamu jangan berpura-pura, kurangi kata-kata munafikmu, baru saja kenal berapa hari dirimu sudah menyebut dengan panggilan kakak beradik, sungguh palsu, tampaknya kamu adalah wanita dengan pemikiran yang dalam, jangan menganggap aku tidak mengetahuinya, ketika kamu duduk di atas pangkuan Bos Jin, aku sudah memotretnya dan menyimpan di ponselku, kapan saja ketika aku senang, aku akan memperlihatkannya kepada semua orang, apakah kalian ingin melihatnya?”

Gadis imut itu tertegun sejenak, dirinya hanya berbaik hati untuk menasihati, siapa sangka dipermalukan seperti ini, dirinya tidak bisa menahan, air matanya mulai mengalir, dan menangis dengan sangat sedih. “Kamu……Kamu……Kamu asal berkata……”

“Menangis lagi coba? Menangis lagi, aku akan segera mengirimkannya!”

Perkataan Mona, membuat gadis imut itu terdiam, suara nangisnya pun hilang.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu