Cinta Pada Istri Urakan - Bab 39 Apakah Dulu Kamu Pernah Menyukaiku? (2)

Murid-murid yang sedang menonton pertunjukan bubar dengan cepat, Yana tidak berani mengatakan apapun, seluruh tubuhnya juga kotor, dia memegang pipinya yang merah dan bengkak lalu menyelinap pergi diam-diam.

Hari ini kota Jakarta terus diguyur hujan, setelah hujan beberapa kali, suhunya turun drastis, terlebih begitu menjelang senja, langit menjadi lebih cepat gelap, udaranya juga terasa dingin.

"Pulang ke rumah?" Christian bertanya.

"Emm."

"Apakah ada orang yang antar jemput?"

"Dulu ada, sekarang tidak ada."

"Kenapa?"

Laras hanya tersenyum saja, "Nanti kalau aku diantar jemput ke kampus dengan mobil mewah, pasti dibilangnya aku berhubungan dengan orang kaya yang mana lagi, jadi demi menjaga imageku, aku tidak mau diantar jemput, biar bagaimanapun aku masih tahu malu."

Christian menatapnya dengan diam, ingin mencari sedikit petunjuk dari nada bicaranya yang santai itu.

"Kamu memang sudah menikah dengan orang kaya."

"......"

"Selain itu dia adalah orang kaya yang sangat luar biasa."

"......."

Christian menghela napasnya lagi, lalu dia bertanya : "Kamu naik taxi atau bus?"

"Naik bus."

"Baiklah, ayo jalan, kita bareng."

"Oh."

Mereka berdua berjalan berdampingan, demi menghindari kecurigaan, mereka sengaja tidak berdiri terlalu dekat, Laras tahu kalau Christian pasti ingin mengatakan sesuatu kepadanya, dia dari tadi tidak berbicara sama sekali, membuat Laras juga merasa sangat canggung.

Setelah mereka keluar dari pintu gerbang kampus, mereka menyusuri jalanan ke arah stasiun bus, Laras memiringkan kepalanya dan menggunakan ekor matanya untuk menatapnya sebentar, dia kelihatannya sangat tidak bersemangat, sangat jauh berbeda dengan dia yang biasanya terlihat segar dan bercahaya, dia tidak tahu itu dikarenakan kecelakaan atau karena dirinya.

Dia tidak berani berpikir macam-macam, juga tidak berani sembarangan bicara.

Setelah mereka terus berjalan sampai cukup jauh dari pintu gerbang kampus, Christian akhirnya mulai berbicara, tetapi dia tidak menoleh, dia sedikit menunduk, matanya teeus menatap jalanan di depannya, suaranya juga terdengar datar.

Dia berkata : "Aku mau ke luar negeri."

"......"

"Tidak ada hubungannya denganmu, ini adalah hal yang sudah diatur oleh ayahku sejak dulu." hanya saja, dia terus menundanya sampai 4 tahun.

Laras juga tidak tahu mau berkata apa, bagaimana mungkin tidak ada hubungannya dengan dirinya, tetapi karena dia berkata seperti itu, dia juga tidak mungkin berkata sebaliknya, "Kapan perginya?"

"Secepatnya...."

Setelah itu mereka terdiam kembali dalam waktu yang lama.

"Apakah aku terlalu terlambat menyadarinya?" Christian tiba-tiba bertanya, angin yang dingin bercampur dengan kesedihan, membuat semuanya bertambah semakin dingin, "Jika aku lebih cepat menyadarinya, lebih cepat menyadari perasaanku kepadamu, lebih cepat mengungkapkan perasaanku kepadamu, apakah....endingnya akan berbeda?"

Laras tanpa sadar gemetar kedinginan, hari ini sangat dingin sekali, besok aku harus memakai pakaian yang lebih tebal.

Christian sepertinya juga tidak peduli akan jawaban Laras, dia hanya terus berkata, "Aku selalu merasa kalau kita berdua tidak perlu terburu-buru, sekarang kita baru tahun kedua di universitas, kita bisa pelan-pelan menjalaninya, kita belajar bersama, lulus bersama, bekerja bersama, berjuang dan berusaha bersama demi kehidupan yang bahagia, bukankah itu sangat bagus, menurutmu bagaimana?"

Tiba-tiba bertiup angin dingin yang menusuk ke tulang, sedikit menusuk wajah dan mata, Laras merasa ingin menangis, matanya juga memerah, dia benar-benar takut saat ini dia bertanya kepadanya apakah dia menyukainya.

"Laras, apakah dulu kamu pernah menyukaiku?"

Benar-benar apa yang kau takuti, itulah yang datang, dulu ini kapan, apakah satu bulan yang lalu? Hati Laras terasa sakit, dia tidak pernah membayangkan kalau Christian yang sangat beruntung itu, suatu hari akan memerankan peran sebagai "pemeran utama pria yang menyedihkan" seperti ini.

"Sudahlah, lebih baik kamu tidak usah memberitahuku, tidak ada artinya." Christian tertawa pahit.

Hati Laras terasa campur aduk dan bergelora, tidak ada tempat untuk meletakkan rasa sakit yang samar-samar terasa itu.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu