Cinta Pada Istri Urakan - Bab 845 Emangnya Alkohol Tidak Perlu Bayar

“Apa?” Laras terkejut, bahkan mobil pun ikut goyang.

Sebagai wanita yang sudah menikah, sebagai kakak yang lebih mengerti sifat Yuni, dia dapat dengan mudah memahami makna Yuni dan dapat melihat melalui ekspresinya yang tak berdaya saat ini.

Rumah sakit segera tiba, Laras memarkir mobilnya, setelah mematikan mesin mobil, dia tidak terburu-buru keluar dari mobil, dia memandang Yuni dan bertanya dengan sungguh-sungguh, “Apa yang terjadi diantara kamu dan Hendro?”

Yuni menundukkan kepala, menggigit bibirnya, kedua tangan menarik pakaiannya dengan erat, dan hampir merobek pakaiannya.

Dia semakin begini, Laras semakin tahu keseriusan masalah ini, “Kamu tidak ingin mengatakannya, oke, aku akan pergi bertanya pada Hendro.”

"Jangan....." Yuni terkejut, wajahnya yang memerah menjadi pucat, “kakak ipar yang baik, tolong jangan tanya padanya, aku mohon.”

"Kalau begitu kamu katakan sendiri."

Yuni berkata, “Itu..... itu..... pernah sekali ketika mereka makan malam bersama, aku kebetulan pergi mencari kakakku, lalu duduk sebentar bersama mereka.”

Laras menatapnya dan menunggunya berkata, "Lalu apa?"

"Lalu..... lalu..... lalu aku duduk bersama Hendro, dia sangat merawatku dan mengambilkan makanan untukku."

Laras: “Katakan intinya!”

“Hari itu dia minum lumayan banyak..... lalu ketika semuanya bubar, dia bahkan tidak bisa berjalan sendiri, aku memapahnya ke kamar, dia..... dia.... dia....”

Laras terkejut, "Apakah kalian tidur bersama?"

“Bluurrhh......” Yuni merasa keterlaluan, dia segera menyangkal, “Tidak, tidak, tii.....dak!”

“Huft, benar-benar mengagetkanku, aku merasa Hendro juga bukan sampah semacam itu, jadi apa yang dia lakukan padamu?”

“Dia hanya...... dia hanya..... menciumku.....” Wajah Yuni sangat merah, “..... dan sangat mesra.....”

Laras terdiam, terkejut, kaget, serta tidak tahu seharusnya menangis atau tertawa.

Laras: “Lalu apa yang dia katakan setelah itu?”

Yuni: “Dia mabuk dan tidak sadarkan diri, hari berikutnya aku pergi mencarinya, dia sama sekali tidak mengingatnya, aku juga tidak bermaksud mengatakannya. Aku memberanikan diri mengungkapkan cinta padanya, dia menolak, lalu terus menghindariku.”

Laras memahaminya, dia dan kakaknya tinggal di pasukan sejak kecil, kehidupannya sangat sederhana dan pemikirannya juga sangat polos. Karena hubungan kakaknya, sekumpulan rekan Gavin selalu menganggapnya sebagai adik perempuan, dia selalu sangat sopan, tidak pernah melakukan sesuatu yang keterlaluan.

Ini adalah pertama kalinya dia jatuh cinta pada seorang pria, mungkin karena dicium olehnya, atau mungkin hatinya telah lama tertarik olehnya, tetapi dia sendiri tidak mengetahuinya. Pokoknya, dia jatuh cinta pada pria ini.

Meskipun dia telah menolaknya secara terang-terangan.

Memandang Yuni, Laras menghela nafas, menepuk pundaknya, dan menghiburnya: “Perasaan cinta tidak dapat dipaksakan, kalau dia benar-benar tidak merasakanmu, kamu juga tidak dapat selalu menjeratnya.”

“Tetapi.... tetapi kalau tidak menyukaiku mengapa dia menciumku?”

“......” Wajah Laras terlihat buruk, dibandingkan dengan dirinya yang licik, adik Yuni benar-benar terlalu polos, ini merupakan cinta pertama. Oh tidak, itu adalah cinta tak berbalas, dia benar-benar tidak rela memukulnya terlalu keras.

“Aku merasa dia seharusnya menyukaiku, mungkin dia takut perselisihan usia terlalu besar, dia khawatir dia lebih tua beberapa tahun dariku, tapi aku tidak peduli.”

Laras berkata dengan halus, “Yuni, usia hanyalah sebuah alasan, bos kalian juga jauh lebih tua dariku, dulu ketika dia makan rumput lembut, bukannya dia juga terus memakannya? Sebenarnya mengatakan yang lebih jelas lagi, dia tidak menyukaimu, kalau seorang pria tidak menyukaimu, bahkan kamu bernafas juga salah, ngertikah?”

Yuni menggelengkan kepala dengan ekspresi kosong.

Laras menganalisis semuanya berdasarkan pengalamannya, dia berkata: “Seorang pria yang menciummu bukan berarti dia menyukaimu, mungkin itu hanya pengaruh hormon pria. Jangankan mencium, bahkan berhubungan seks juga tidak berarti benar-benar mencintaimu. Sebuah pepatah mengatakan, pria adalah makhluk yang berpikir menggunakan tubuh bagian bawah. Ini adalah kemampuan pria, bawaan lahir, jadi dia menciummu, tidak dapat mengatakan apapun.”

Mungkin karena pemikiran yang kacau, Yuni lupa mematikan sistem dialog yang telah diaktifkan secara tidak sengaja.

Dan percakapan mereka semua dipantau.

Departemen intelijen, meskipun Hendro segera menghentikan pemantauan setelah mengetahuinya, tapi telah didengar oleh banyak rekan, dan semuanya direkam.

“Apa yang kalian lihat, konsentrasi pada pekerjaanmu!!!” Hendro memerintah dengan kesal.

Tapi dia sendiri diam-diam menghubungkan alat perekam suara.

Laras: “Yuni, Hendro kelamaan sendirian, ada permintaan dalam hal itu sangat normal, menciummu tidak bermaksud apapun, apa lagi dia tidak mengingatnya. Pria mengejar wanita melintasi gunung, wanita mengejar pria sangat mudah, dia tidak akan menolakmu kalau dia memiliki sedikit perasaan padamu.”

Laras: “Jangan sedih, dia mengambil keuntunganmu, harus menyuruhnya meminta maaf, biarkan aku yang mengatakannya, oke?”

Yuni menggelengkan kepalanya dengan panik, “Jangan katakan.....” Dia menghela nafas dan berkata, “Lupakan saja kakak ipar, aku mengerti semua yang kamu katakan, dia tidak menyukaiku.”

Laras tidak berkata, diam-diam mengakuinya, dia menghiburnya melalui pandangan.

Sebenarnya hati Yuni juga memikirkan hal ini, tetapi dia tidak ingin menghadapinya. Dia mencarikan sebuah alasan yang bodoh untuk pengungkapan cintanya, dia membohongi dirinya bahwa Hendro sebenarnya menyukai dirinya, tapi karena khawatir tentang perselisihan usia.

Sekarang diungkapkan oleh Laras, dia langsung hilang kendali terhadap emosinya.

"Kakak ipar, aku benar-benar..... benar-benar sangat menyukainya.... aku sangat menyukainya....."

Laras merasa sangat tertekan dan bertanya, "Kapan dia menciummu?"

Yuni: “Dua tahun yang lalu, pada pesta perayaan ketika bos baru saja kembali ke tim pasukan. Semua orang sangat senang dan minum terlalu banyak.”

Laras menghela nafas: “Gadis bodoh, kamu seharusnya memberitahuku sejak awal, kalau aku tahu ada hal seperti ini, aku akan memberikan saran padamu untuk melupakannya, daripada membantumu menanyakan perasaannya, kamu benar-benar terlalu bodoh.”

Yuni menangis dan berkata, “Aku suka padanya, dulu aku iri pada kakak Daria, kemudian, setelah mereka putus, aku pernah melihat dia meredakan emosionalnya dengan alkohol, aku merasa dia pasti adalah seseorang yang sangat setia.”

Laras mendengarnya, pikirannya langsung muncul adegan seorang pria yang mabuk dan sedih karena kehilangan orang yang dia cintai, adegan seperti ini hanya dapat menarik gadis-gadis muda yang belum sering bersosialisasi, sedangkan wanita yang berpengalaman hanya akan merasa...... Mengapa meredakan kesedihan dengan alkohol, emangnya alkohol tidak perlu bayar?

Laras melihat penampilannya yang sedih, dia benar-benar tidak tahu bagaimana menghiburnya, karena panik dia berkata: “Mungkin dia telah memiliki seseorang yang dia cintai.”

Yuni mengangkat kepala dengan bingung, “Siapa?” Matanya dipenuhi air mata, di saat ketika mengangkat kepala, air matanya mengalir keluar.

Laras berkata dengan nada tertekan, “Gavin!”

Yuni: “.......”

Termasuk Laras sendiri: “......”

Serta Hendro yang sedang mendengar: “......”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu