Cinta Pada Istri Urakan - Bab 855 Masalah Yang Anda Tidak Tahu

Gavin berpikir dengan cepat harus bagaimana, dia adalah orang yang tidak menerima ancaman apa pun, tetapi dia tidak bisa membiarkan Laras terluka.

Jerome pun segara menambah: "Pemimpin Gavin, aku minta tolong percayalah kepada aku kali ini, aku tidak memiliki niat melukai kakak ipar, aku hanya membuntuhkan bantuan kamu, kamu bisa bertanya kepada kakak ipar, beberapa hari ini aku tidak pernah melukainya"

Gavin menoleh ke Laras dan Laras pun menggelengkan kepalanya.

"Berikan aku sedikit waktu, aku akan menceritakan semua masalah kepada anda" Jerome meminta tolong.

Gavin sudah pernah bertemu dan mengamati banyak orang, tetapi dia benar-benar melihat permintaan tolong yang tidak berdaya dari tatapan Jerome.

Sementara Gavin hanya pernah melihat tatapan seperti ini di mata orang-orang bertingkah jahat yang sedang menyesal atas perbuatannya, mereka akan menggunakan tatapan seperti ini untuk bertemu dengan keluarganya dan anaknya untuk terakhir kali, atau meminta tolong untuk merokok sekali lagi.

Tetapi, yang membuat Jerome berbeda dengan orang-orang seperti itu adalah, permintaan tolong dia itu dilakukan di bawah kondisi dia jelas dan percaya diri, dia bukan meminta tolong secara buta, tetapi secara percaya diri.

"aku benar-benar butuh pertolongan kamu, kalau tidak aku akan bertingkah setelah menerima pembelian tuan Jin, buat apa aku merancang semua ini dengan susah payah untuk menarik kalian ke sini? kamu harus tahu, karena recana ini, kami kehilangan persentase keberhasilan misi 100%"

"Kalau kamu mau membawa kakak ipar pergi sekarang, boleh juga, tetapi kamu tidak akan bisa mencari kita lagi pada saat racun di dalam tubuh kakak ipar mulai bereaksi. Racun seperti ini bereaksi dengan gejala yang halus untuk bertahun-tahun, tetapi kesehatan penderita racun akan terus memburuk dan membunuh keinginan untuk hidup"

Gavin : ". . . . . . . . . . . "

Laras: ". . . . . . . . . . . . . "

Laras mengangkat lengannya dan menatap ke bekas suntiknya, selain bekas hijau yang teringgal karena suntik, Laras tidak merasakan keanehan apa pun, setelah menarik nafas dalam, Laras juga merasa baik-baik saja.

Laras bertanya kepada Gavin dengan tatapannya, "Apakah kata-kata dia benar? Dia hanya sedang menakuti kita kan?"

Gavin menggelengkan kepalanya, meminta Laras untuk tidak memandang rendah Jerome mereka, tangan Gavin yang kuat seperti besi itu masih sedang menunjuk pistol ke dahi Jerome, Gavin melihat ke sekeliling dan menyadari para anggota Jerome sedang menatap ke mereka dengan tatapan gugup.

Laras masih sedang menggenakan pakaian yang dia pakai dari rumah, cuaca di kota Jakarta sekarang adalah musim dingin, semua orang membungkus dirinya dengan pakaian berlapis, sementara di Miami sini suhu cuaca adalah 20 derajat celcius.

Laras bukan tidak merasa panas, dia tidak berani berkata, pada saat AC di kamar diatur ke suhu paling rendah, Laras akan merasa baik-baik saja, tetapi setelah keluar dari ruangan, Laras akan langsung berkeringat, bahkan alis dia tidak bisa menahan keringatnya yang terus mengalir ke dalam matanya, mata Laras merasa sangat asin dan pedih.

Di kapal pesiar ini, ada banyak orang mengenakan baju dan celana pendek, sementara Laras malah memakai pakaian begitu tebal, setelah membandingkan, Laras merasa agak aneh.

Tidak, lebih tepatnya hanya Laras sendiri yang merasa sangat aneh.

Jerome berkata dengan tulus lagi: "Pemimpin Gavin, apakah kamu masih ingat orang yang kamu tembak di dada dua tahun lalu?"

Tatapan Gavin mengerat.

"aku adalah orang itu, kamu jangan merasa aku datang membalas dendam, malahan aku merasa terima kasih dengan tembakan kamu itu, karena tembakan itu aku berhasil melarikan diri dari pembunuhan gelap Rajatua, makanya aku bisa duduk di posisi ini pada hari ini"

Gavin mengaku masalah ini berhasil memancing seleranya, tetapi perubahan adegan dramatis ini membuat Gavin bersikap semakin teliti, Gavin menunjuk pistol ke Jerome dengan satu tangan, satu tangannya lagi memegan Laras dengan kuat dengan sikap siap untuk bertempur kapan pun.

Tiba-tiba angin pun mulai bertiup lagi, kapar pesiar yang bergerak membuat Laras tidak bisa berdiri dengan tegak, dia tiba-tiba merasa pusing dan mabuk kapal lagi.

"Apakah kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat" Gavin terlihat khawatir.

Laras berdiri dengan tegak dan tertawa dengan pahit: "Terus berada di sini pun mabuk kapalku tidak terasa baikan, kalau berbaring masih mendingan, tetapi aku tidak bisa berdiri. . . . Kalau goyang terus lagi, aku pasti akan memuntahkan makan malamku tadi"

Gavin mengerutkan alisnya dan merasa sangat khawatir dengan kesehatan Laras.

Jerome sekali lagi meminta tolong: "Pemimpin Gavin, kalau merasa sini tidak aman, kamu juga bisa menunjuk sebuah tempat dan kita berpindah ke daratan saja agar kakak ipar bisa merasa agak baikan, mabuk kapal itu sangat kesusahan"

Gavin melihat ke Laras yang berkeringat dengan wajah menguning, kemudian melihat ke orang-orang sekelilingnya, Gavin berpikir kalau Jerome benar-benar memiliki pemikiran jahat, dia akan sangat susah membawa Laras melarikan diri.

"aku setuju untuk merekam video menjadi saksi mata" Jerome mengeluarkan syaratnya untuk sekali lagi, "aku memiliki rekamana suara tuan Jin membeli pembunuh untuk membunuh orang, aku juga ada bukti transfer dia kepada aku. Tentu saja aku tidak akan bisa menuntutnya di pengadilan, tetapi aku bisa mengirim email anonim"

Transaksi ini termasuk sangat realitas, melihat Laras merasa begitu kesusahan, Gavin akhirnya pun setuju.

Karena Jerome membiarkan Gavin untuk memilih tempat, Gavin pun memilih hotel kelas tinggi yang paling mewah.

Semakin tinggi kelas hotel tersebut, tingkat keamanan mereka akan semakin baik, yang paling penting adalah ada kantor polisi berada di seberang hotel tersebut, seharusya Jerome juga tidak berani sembarang bertingkah.

"Kenapa, tidak berani?" Gavin bertanya, "Di dunia ini masih ada masalah yang kalian tidak berani?"

Jerome berkata dengan serius: "Tidak!"

Kamar berkelas paling tinggi di hotel mewah tersebut adalah kamar besar yang memiliki pemandangan laut 270 derajat, mereka bisa melihat langit dan laut yang luas dan indah dari kamar tersebut.

Berdiri di sana melihat matahari terbit besok pagi pasti sangat menakjubkan.

"Aku. . . . aku. . . " Laras merasa agak malu, dia menarik tangan Gavin dan bertanya dengan waspada, "Apakah aku boleh pergi mandi?"

"Boleh, setelah mandi tidur saja, jangan keluar"

Laras melihat ke Gavin dengan tatapan khawatir, sementara Gavin malah menjawabnya dengan senyuman yang menghibur: "Tempat ini sangat aman, kita berdua sekarang sangat aman, pergi saja, setelah mandi bisa kontak dulu dengan keluarga kamu, kebetulan sekarang adalah jam pagi di sana, beri tahu mereka kamu keluar negeri karena urusan kerja saja, untuk yang lain jangan berkata terlalu banyak"

"Iya"

Gavin memberikan ponsel yang dia gunakan untuk menelpon kepada Laras, kemudian memeluk Laras dan mencium dahinya secara lembut, "Cepat pergi, rambutmu sudah bau"

Suasana yang menghangatkan hati ini hancur dalam satu detik.

Gavin tertawa dan mengelus kepala Laras sambil mendorongnya dengan lembut, "Ayo, cepat pergi"

Akhirnya Laras pun pergi mandi, karena berkeringat terus dan beberapa hari tidak mandi, Laras sendiri bahkan merasa jijk dengan dirinya.

Sementara Jerome sendiri duduk di ruang tamu dengan diam, untuk mempertunjukkan kejujurannya, dia datang ke sini sendiri tanpa membawa satu bawahan pun.

Gavin menghampirinya dengan perlahan dan duduk di sofa sebelum berkata dengan tenang: "Katakan saja, katakan semua masalah dengan jelas tanpa pembohongan apa pun, aku adalah investigator kriminal, aku bisa menyadari kebohongan kamu dengan mudah"

"Pemimpian Rajatua yang asli bernama Nguyen Tray, dia adalah orang Vietnam dan awalnya dia adalah pemimpin tinggi tim tentara Vietnam, tetapi dia mengkhianati timnya dan memisahkan tim tentara Vietnam dengan membawa kelompoknya sendiri, akhirnya secara perlahan dia membentuk sebuah kelompok pembunuh yang menggunaka profitabilitas sebagai tujuan"

"Ini aku tahu, internet ada beritanya"

"Kalau begitu, aku akan menceritakan hal yang kamu tidak tahu"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu