Cinta Pada Istri Urakan - Bab 96 Pasukan Wanita Legendaris (1)

Mungkin karena dia adalah musuh, Laras merasa bahwa Jenny bangga dan sengaja berbuat itu, tujuannya demi untuk membuatnya terasa terpukul, sehingga dia sadar untuk meninggalkan Gavin.

Pemikiran ini, dia merasa terlalu egois, Jenny anak dari seorang militer, orang yang terpandang, orang yang dibanggakan, kecantikan yang tak tertandingi, dia bisa diandalkan dalam tugas ini tidak lain adalah karena Jenny bergantung pada kekuatan sendiri.

Yang dapat dipuji adalah, Jenny mengandalkan kemampuan sendiri selangkah demi selangkah mengikuti perkembangan Gavin, perasaan seperti itu, tidak dimiliki oleh Laras.

Laras teringat bahwa ketika pertama sekali bertemu dengan Jenny di klub pemandian mata air panas, Jenny melihatnya dengan tidak suka, sekarang dia telah memahaminya.

Kalau itu dia, dia juga tidak akan rela.

Pagi yang sibuk telah berlalu, setelah makan siang, Laras meninggalkan rumah tetua Pradipta yang seperti sangkar baginya.

Tahun baru, tanggal dan hari pertama, matahari tidak begitu terik, cuaca tidak cerah, langit kelabu, bahkan udara juga lembab.

Sama seperti suasana hati Laras.

Dia pergi berkeliling ke supermarket, di tahun baru tanggal satu, supermarket agak sepi dibandingkan dengan biasanya, dia memilih beberapa tonik kemudian pergi ke keluarga Atmaja untuk mengunjungi kakek.

Meskipun dia tidak pergi mengunjungi paman dan bibi, tetapi dia harus berbakti kepada kakek.

Untunglah, ketika dia pergi paman dan bibi sedang tidak ada, menghindari pertemuan kedua pihak yang canggung.

Sampai di kediaman Gavin sudah larut malam, langit yang gelap, kediaman Gavin sepi seperti tidak berpenghuni.

“Paman Dewa, bisakah kamu menghubungi Gavin?” Ini adalah pertanyaan pertama yang diajukan Laras ketika bertemu dengan kepala pelayan.

Dewa mengeleng-gelengkan kepala.

“Dia tidak mempunyai kontak pribadinya?” Laras bertanya,”Jika ada keadaan darurat dalam keluarga, akan lebih baik bisa menghubunginya.”

Dewa masih menggeleng-gelengkan kepala, dengan sabar menasehatinya berkata:”Nyonya muda, kita tidak dapat menghubungi tuan muda selama dia dalam perjalanan bisnis, hanya orang-orang pasukannya yang akan menghubungi kita, akan tetapi, apabila terjadi sesuatu terhadap tuan muda, pasukan akan menghubungi anggota keluarga, jadi, tidak ada kabar adalah kabar yang terbaik.”

Laras menghela nafas, lalu bertanya: “Bisakah menghubungi pasukan? Di tahun baru kita akan bertanya apakah dia dalam keadaan aman, seharusnya bisakan?”

Dewa sedikit kesulitan menjawab, “Perlukah sampai sebegitunya?”

Laras tiba-tiba terinspirasi, bertanya: “Paman Dewa, Yuni, adik perempuan dari Damar Rizaldi, kamu tahu?”

Dewa dengan jujur menganggukkan kepala.

“Kalau begitu apakah sekarang aku boleh bertemu dengan Yuni?

“Ini….”

“Aku curiga ada yang mengikutiku, mereka berada di belakang, tidak berhasil menculikku untuk sekali, pasti akan menculikku untuk kedua kalinya, aku merasa hidup dengan ancaman besar, bisakah aku membiarkan Yuni pulang untuk melindungiku?”

Meskipun Dewa mengetahui bahwa ini Nyonya muda mengatakan yang tidak ada menjadi ada, tapi ini adalah usul dari Nyonya muda, dia tidak mempunyai alasan untuk membantah, lagipula tuan muda sangat peduli akan keselamatan Nyonya muda.

“Nyonya muda, kalau begitu aku akan pergi menghubunginya.”

“Baik, maaf merepotkanmu, Paman Dewa.”

Orang-orang bisa melihat bahwa Laras tidak bahagia, dan merasa bahwa dia menerima banyak tindakan yang tidak baik dari keluarga Pradipta, tidak berani banyak bertanya, suasana kediaman Gavin sangat aneh.

Damar segera melapor kepada Jordan setelah menerima telepon dari Dewa, sementara Jordan yang mewakili posisi Gavin tidak berani menunda perintah, Yuni segera memerintahnya kembali ke kediaman Gavin.

Kali ini, Yuni muncul di depan Laras, hanya terhadap Yuni, dia ada rasa bangga dan percaya diri.

Ketika Yuni sampai, langit sudah gelap, Laras dan orang-orang di rumah selesai makan malam.

“Halo Kakak ipar, aku adalah Yuni, pasukan Serigala 1138, melapor kepada kamu.” Yuni memberi hormat militer, sangat khidmat.