Cinta Pada Istri Urakan - Bab 396 Tidak Ingin Masuk Penjara Lagi

Yuni ragu-ragu, memang, sebagai seorang prajurit, cara dia begini memang perlu di pertanyakan.

Dan satpam universitas, juga tidak punya wewenang menangkap orang.

Untuk sementara, Yuni dan satpam tidak berdaya menghadapi Nadira.

Saat ini, Manda dan Fanny bertukar pandangan sebentar, bersama-sama menyerang Nadira.

Mereka tidak peduli tentang wewenang, hanya menangkap satu orang saja lalu akan bagaimana?

Lalu, Manda dan Fanny menangkap lengan Nadira dari kiri dan kanan, tidak membiarkan dia kabur.

Kelakuan Nadira benar-benar sangat rendah, sudah mencapai titik antara setan dan manusia, Manda dan Fanny detik pertama menangkap Nadira, detik selanjutnya, sudah di kerumuni oleh mahasiswa, ada pria dan wanita, semua datang membantu mengelilingi Nadira.

Nadira yang di serang oleh mahasiswa, tidak bisa bergerak.

Akhirnya, Yuni mundur dari pengawasan ruang aula sekolah, polisi yang menerima telepon juga sudah datang.

Dan malam itu berakhir.

Saat semua guru dan tamu pergi, dan saat semua mahasiswa juga pergi satu persatu, Laras mencari dekan , berterima kasih secara pribadi, karena telah bertanggung jawab atas semuanya.

“Maaf, Nadira memfitnahku begitu, aku sangat tidak tahan, jadi baru merencanakan seperti ini. Semua tanggung jawab dan kerugian aku bersedia menanggungnya sendiri, benar-benar sangat maaf.”

dekan berkata dengan tidak berdaya: “Kita lihat saja bagaimana universitas mengurusnya, kalian anak-anak ini, hah...” Setelah menghela napas, dekan tiba-tiba menoleh, mengangkat jempolnya berkata,” Kerja bagus, sangat memuaskan.”

“……”

“Khe khe,” dekan dengan segera kembali menjadi tampang serius, “Pulang dan tunggu saja kabar, tidak melihat wajah kepala sekolah lebam-lebam? Kalian benar-benar merepotkan.”

Laras juga tidak tahu maksud dekan, hanya bisa pulang menunggu kabar.

Saat ini, kepala polisi mendatangi mereka, matanya menyapu keempat wanita ini, terakhir berhenti di Yuni, “Partner Yuni, silakan ikut kami melalukan penyelidikan ke kantor polisi.”

Yang harus datang tetap akan datang, tidak bisa dihindari.

Nadira mengontrol layar panggung, mengganggu urutan pertunjukan, kelakuan Yuni juga sama.

“Aku ikut pergi dengan kalian, “Laras keluar berbicara, “Semua ini aku yang merencanakan, aku juga yang menyuruh dia melakukan, jadi, kalau kalian ingin menangkap, tangkap aku.”

Yuni menahan Laras, “Nyonya, kamu jangan mengambil tanggung jawab untukku, aku adalah orang dewasa, tidak akan menerima intruksi siapapun.”

Manda dan Fanny juga berbicara untuk Yuni, “Pak polisi, Nadira yang duluan memfitnah, kami juga tidak ada cara lain, nama Keluarga Pradipta juga akan dibuat jelek oleh Nadira.”

“Benar, Laras membuat Nadira menunjukkan rupa aslinya, karena untuk membersihkan nama sendiri, ini pertahanan yang legal.”

kepala tertawa, menjelaskan: “Nyonya Pradipta, kalian salah paham, kami hanya ingin mengundang partner Yuni untuk membantu penyelidikan saja, bukan penahanan.”

Laras : “Kalau begitu aku juga pergi, aku adalah penanggung jawab.”

kepala mengangguk, “Boleh juga.”

Laras menyuruh Manda dan Fanny kembali ke asrama, dia sendiri menemani Yuni pergi ke kantor polisi.

Pengakuan ini di rekam sampai larut malam, Laras dan Yuni merekam secara terpisah, mereka menggambarkan sebab dan akibat insiden itu secara jujur.

Rekaman Laras dan Yuni, kebetulan sebagai bukti untuk mengungkapkan kejahatan Nadira.

“Nyonya Pradipta, sudah merepotkan, semua yang anda katakan, kami akan menyelidiki, kami juga tidak mengizinkan ada orang yang berbicara jahat tentang tentara yang melayani negara, apalagi seperti Mayor Jenderal Pradipta yang sangat berkompeten.”

Laras merasa bersyukur, penderitaannya beberapa hari ini tidak sia-sia, “Terima Kasih.”

“Tidak usah sungkan, ini sudah seharusnya yang kami lakukan.”

Laras dan Yuni selesai melakukan rekaman keluar dan bergabung, Pandu sudah menunggu mereka di ruang tunggu.

Mendengar masalah universitas, hati nyonya tua sangat cemas, di satu sisi mencemaskan Laras dan tidak berbicara, di satu sisi lagi merasa pembalasan Laras kali ini sangat bagus, tapi yang paling penting, dia sangat membenci kelakuan menyebarkan rumor dan mebuat keributan, sangat benci.

Laras melihat Pandu, tidak tahan dan cemas nenek akan marah, bertanya terlebih dahulu :” Kak Pandu, nenek di rumah lama atau di Kediaman Gavin? Apakah mereka sudah tau?”

Pandu adalah orang yang jujur, Nyonya muda bertanya apa, dia menjawab apa, “nyonya tua sudah kembali ke kediaman Gavin, Tuan dan Nyonya juga di kediaman Gavi, semua menunggu anda pulang.”

“...... Ayah dan Ibu juga datang?” Apakah aku bisa menginap di kantor polisi? Mohon bisa diterima.

“Benar Nyonya muda, ayo kita cepat pulang.”

Laras tidak punya pilihan lain selain menyetujui.

Saat tidak lama mereka meninggalkan kantor polisi, orang tua Nadira juga datang, mengurus prosedur jaminan, menyerahkan uang jaminan, lalu membawa Nadira pulang.

Ayah Nadira mengemudi, kadang-kadang melihat putrinya yang duduk di belakang, menghela napas sepanjang jalan.

Ibu Nadira menemani Nadira duduk di belakang, merasa marah dan sedih,” Nadira, bukankah sudah aku katakan jangan mengganggu Laras lagi, status dia sekarang sudah berubah, dia adalah orang keluarga Pradipta, apakah kita rakyat biasa bisa melawan?”

Nadira berkata dengan benci:” Laras membuat aku di keluarkan darin Universitas Pelita, menghancurkan masa depanku, aku tidak bisa berdiam diri.”

Ayah Nadira juga tidak berani berkata pedas terhadap putrinya, hanya memarahi dengan lembut, “Itu pun karena kamu yang membuat kesalahan terlebih dahulu, kamu kenapa begitu obsesif? Pada akhirnya yang terluka juga kamu sendiri?”

Perasaan Nadira menggebu, sangat marah sampai memukul kaki sendiri, “Aku begitu berusaha keras untuk bisa masuk Universitas Pelita, sekarang semua sudah hilang, dia bernasib baik, berkeliaran di sekolah, masih mendapat rekomendasi pasca sarjana, dan aku, gelar sarjana saja tidak dapat, kenapa? Di bagian mana dia lebih baik dariku?”

Ibu Nadira menggenggam tanngannya, dengan sekuat tenaga memeluk dia, “Putriku, Ayah dan ibu hanya berharap kamu bisa selamat saja, jangan bertengkar dengan dia lagi, kamu tidak akan bisa menang.”

Nadira memeluk ibunya menangis, dia dulu adalah kebanggaan orang tuanya, sekarang, orang tuanya gara-gara dia kehilangan pekerjaan, masih harus merasakan gosip tetangga, dia benar-benar kesal.

“Ayah, ibu, aku minta maaf kepada kalian, maaf, aku....aku tidak ingin masuk penjara lagi, ayah, ibu, kalian pikirkan cara, tolong aku?... aku benar-benar tidak ingin masuk penjara lagi, satu hari pun tidak ingin.”

Mendengar permohonan sedih putrinya, hati orang tua merasa hancur, “Anak bodoh, ayah dan ibu pasti akan berusaha sekuat tenaga menolongmu, tenang saja.”

“Emm....”

——

Kediaman Gavin, Laras pulang kerumah, ketiga penatua masih duduk di sofa ruang tamu menunggu dia.

Jantung dia, seperti digantung di ujung jurang.

“Nenek, ayah, ibu, kami sudah pulang.....Hehe, sudah larut malam, kenapa kalian masih belum tidur?”

Saat Laras berbicara, nadanya sangat lemah, matanya terus menerka ayah mertua dan ibu mertua, tidak ada ekspresi, habislah, pasti akan dimarahi lagi.

Nenek menarik tangan dia, berkata dengan ramah:” Anak Gadis, sudah merepotkanmu.”

Laras dengan cepat menggelengkan kepala, “Tidak apa-apa nenek, kami hanya membantu penyelidikan, merekam suara.” Dia dengan berani melihat ayah dan ibu mertua, berkata dengan jelas, “Walaupun cara pertahanan kami agak sedikit keterlaluan, tapi tidak sebanding dengan kejahatan Nadira, paman polisi mengatakan mereka akan mempertimbangkan pendapat sekolah, pada akhirnya masih akan mendengar pendapat kepala sekolah.”

Melihat wajah ayah dan ibu mertuanya tidak berekspresi, Laras sangat ketakutan, Yuni yang berdiri di belakangnya tidak berani muncul.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu