Cinta Pada Istri Urakan - Bab 540 Jangan Emosi Lagi Denganku

Malam telah tiba, semua kerusuhan dan keributan semua terdiam.

Gavin dengan stabil mengendarai mobil, Laras duduk disebelahnya, memiringkan kepala menempel di jendela, memandang pemandangan diluar mobil yang tidak berhenti berubah, dia ada perasaan membingungkan.

" Apakah sangat capek ?" dia dengan lembut bertanya, lengan yang panjang sudah di ulurkan, dengan tenaga yang pas memijat bahunya.

Laras sedikit menghindarinya," kamu fokus mengendarai mobil."

" Tidak masalah, aku berhati-hati, sekarang di jalan sepi mobil juga tidak banyak, kemari sedikit, aku memijatmu."

Jadi, Laras menggeser ke arah dia, di kantor duduk seharian, punggung dan leher sudah mulai pegal terasa mau patah.

Gavin mengendarai mobil sambil berkata :" Mona He sudah pergi."

" ?" Laras kaget melihat Gavin," Bukankah dia sudah melewati waktu pelatihan ? Dia bukankah orang pilihan kamu ?"

" Bicara yang jelas, dia bukan orang pilihanku, aku memilihnya karena moral dan pendidikannya."

" Ehm, Kalau begitu mengapa orang yang berpendidikan, pergi ? kamu tidak berusaha mempertahankannya ?"

Gavin menggigit bibir, melihat dia, tangan mencubit pipinya," Jangan berbicara dengan intonasi yang aneh terhadapku."

Setelah itu, Gavin menjelaskan kejadian tadi pagi, dan Mona He menelepon HP pribadi dia dan semua masalah lain terhadap Laras.

Laras mendengar, lalu termenung, menggelengkan kepala dan berkata, : Ckckck, Masih terlalu muda, tidak tahu mencari kesempatan, begitu cepat beraksi, terlalu bahaya."

"...."

" Kalau aku, akan terdiam dan tidak bergerak, melakukan pekerjaanku, pertama menjaga hubungan anak dengan baik, setelah itu orang tua, perlahan-lahan mendapat persetujuan dan hubungan yang baik denganmu."

Gavin mendengar ucapan Laras, langsung memotong," Sengaja ?"

Laras tertawa," Aku hanya memberi tahu cara wanita memenangkan perasaan pria, daripada kamu tidak sengaja masuk kedalam jebakan."

"Kalau begitu solusiku sekarang kamu puas ? Nyonya Pradipta ?"

"Ehm, Puas"

"Kalau begitu sudah tidak marah ?"

"Sudah reda, aku dari awal sudah tidak marah kok."

"Maksudku..." Gavin tiba-tiba menghentikan mobil, menoleh dan melihat matanya," maksudku Orang tuaku memaksa untuk mengakui hubungan keluarga, didalam hatimu apakah masih emosi ?"

Laras baru sadar, Dia mengendarai mobil di tempat yang tidak diketahui," Ini dimana ? Bukannya pulang ?"

" Kamu jawab pertanyaan aku dulu." Gavin menahan bahunya, mendekatinya.

Ditengah malam hari, di bawah lampu jalan, matanya yang bercahaya seperti bintang, fokus memandangnya, dia memalingkan kepala, Dia mengulurkan tangan menahan kepalanya, tidak membiarkannya berpaling.

" Jawab pertanyaanku."

Laras memejamkan mata, terdiam.

Saat ini terdiam, termasuk mengiyakan.

Gavin berkata," Iya, aku mengaku sangat menginginkan kamu dan anak-anak kembali ke sisiku, jadi ketika ibuku mengeluarkan ide ini, aku tidak melarang. Aku tidak bermaksud untuk memaksamu, aku hanya terlalu menginginkan kalian untuk pulang."

" Sebelum melakukan tes DNA, aku sudah memberitahukan kepada diri sendiri, meskipun apa yang pernah kamu alami, asalkan kamu masih lajang, aku akan kembali mengungkapkan perasaanku terhadap kamu, anakmu adalah anakku, setelah mengetahui hasil tes DNA aku lebih senang, tetapi Laras, siapa yang tidak senang ? Aku sangat senang, di saat bersamaan aku juga sangat sakit hati."

" Beberapa hari ini, kamu tidak senang, aku juga tidak enak, lebih baik tinggal kembali ke tempat apartemen kecil, setidaknya saat itu, aku merasakan kamu memerlukanku.”

Laras diam mendengar, Suara dia yang rendah sangat merdu, saat ini, di samping telinganya, dengan suara nada seperti ini, terasa lebih mesra, suaranya bagaikan bulu yang sedang menggoda gendang telinga, juga seperti air jernih danau di hatinya.

"Aku mencintai anak-anak, tetapi lebih mencintaimu, Laras, aku tidak tahu harus bagaimana mengatakan supaya kamu merasakan, tetapi aku..."

Laras tiba-tiba membuka mulut dan memotong, dan bertanya :"Apakah kamu akan meninggalkanku lagi ?"

" Tidak akan."

" Bagaimana kalau perintah dari markas untuk menyamar ?"

" Perintah dari markas tidak akan sembarang keluar, tahun ini aku sudah berumur 36 tahun, meskipun aku ingin melanjutkan, tetapi usia sudah tidak mendukung. Rekanku sudah pensiun, aku juga sama. Pekerjaan utamaku, bukan membuatku lebih kuat, akan tetapi membuat timku menjadi lebih kuat, kedepannya yang menjadi paling kuat, adalah mereka."

" Benarkah ?"

Gavin tersenyum," Bagaimana mungkin aku mengambil perintah markas untuk bercanda ?"

Laras menggigit bibirnya, Keluhan di hati mulai mengalir,"Ibumu mengusirku bukan yang paling menyakitkan aku, Keluarga Pradipta tidak ada yang berdiri untuk membantuku juga bukan yang paling menyakitkanku, Yang paling menyakitkan, adalah ketika kamu memberikanku surat perceraian. Beberapa tahun ini, aku menjaga anak, Pikiran ibumu aku semakin bisa mengerti, tetapi aku tidak mengerti kamu akan memberiku surat perceraian."

" Maaf, aku mengira itu akan lebih baik bagimu."

" Aku tidak pernah memerlukan kalian untuk memikirkan aku baik atau tidak, aku baik atau tidak, tidak perlu kalian pikir, saat itu aku sendiri di luar negeri, sangat sedih, aku akan berpikir kamu meskipun meninggal juga tidak ingin berhubungan denganku, atas dasar apa kamu begitu terhadap aku !"

Selama berkata, Mata Laras mulai membasah, hati Gavin mulai sakit, dia mengangkat wajahnya, sekuat tenaga menciumnya.

Gavin langsung ada perasaan, tenaga menciumnya semakin kuat, nafas mulai terasa berat.

Dia selalu bisa membuatnya dalam jangka pendek menginginkannya, meskipun dia tidak melakukan apapun.

Laras tercium sampai terbengong. untungnya dia masih sadar, dia mendorong dadanya, dan berkata :" kamu jangan sembarangan, tempat apa ini !"

Gavin tidak rela melepaskannya, “tempat apa kamu sendiri turun dan melihat."

" ?"

" Turunlah, ayo."

Laras turun dari mobil, sekarang baru sadar, di bawah kakinya adalah jembatan paling tinggi, berdiri di atas, pemandangan di bawah jembatan terlihat jelas, jalanan seperti sebuah sarang yang besar, membuat seluruh kota menyambung.

Hanya orang yang berdiri di posisi paling tinggi, baru bisa melihat pemandangan yang indah.

Laras berdiri di posisi paling tinggi, angin malam terdengar menghirup di telinganya, Dia penasaran dan bertanya :" Jembatan ini bukannya belum pembukaan, mengapa kamu bisa naik ke atas ?"

" Setelah izin langsung kesini, sementara belum ada mobil, terpikir membawamu keatas untuk jalan-jalan."

" Mengapa kamu bisa tahu tempat ini ?"

" Disini jarak dengan Markas besar Pasukan Khusus Serigala di wilayah militer kota Jakarta tidak jauh, Latihan tentara baru sering melewati sini, aku pernah naik kesini sekali." Gavin dari belakang memeluknya, muka menempeli muka wanita, bibir menempel di telinganya," Laras, jangan emosi lagi denganku, kita melewati 1 hari, waktu untuk hidup makin berkurang 1 hari, aku tidak mengharapkan kita berdua adanya rasa asing, dan paling tidak mengharapkan kamu ada rasa terpaksa dan tidak senang."

Laras mengulurkan tangan dan menggenggamnya, dan berkata :" Iyalah, mengapa kamu sekarang menjadi begitu cerewet, apakah dikarenakan sudah tua ?"

"..."

" Hehe, pasti begitu, Wah, kamu sudah berumur 36 tahun, tidak lama lagi sudah 60 tahun."

"..."

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu