Cinta Pada Istri Urakan - Bab 340 Hanya Bertemu Saja

"Kalau begitu apa kamu bisa mempertemukan aku dengannya?"

"Aku tidak mempunyai hak untuk ini."

Manda menarik nafas dalam, mengangguk: "Baik, aku mengerti, maaf sudah mengganggu."

Selesai berbicara, Manda memutar badannya berjalan kearah pintu, karena Gavin tidak mau membantu, maka dia hanya bisa mencari cara lain, tidak mau menghabiskan waktu lagi.

"Aduh, Manda, kamu mau kemana lagi?" Laras mengejarnya, menariknya tidak membiarkannya pergi.

"Aku harus pulang, mamaku masih menungguku dirumah."

"Diluar terlalu dingin, kamu memakai baju setipis ini tidak cukup, tinggallah di kediaman Gavin, kakek juga disini."

"Tidak, aku mau pulang."

Laras melihatnya ngotot mau pulang, lalu berkata: "Kalau begitu kusuruh supir mengantarmu pulang."

Tapi Manda masih saja menolak, "Terimakasih, tidak usah, salju deras menutup jalan, aku naik MRT saja lebih nyaman, kamu tidak usah mengantarku, aku pergi dulu."

"Aduh, Manda, Manda......"

"Masuklah, diluar dingin."

"Manda!" Tidak peduli bagaimana Laras menghalanginya, Manda bersikukuh mau pergi, dia hanya bisa menghela nafas.

Sangat cepat, Manda menghilang ditengah kabut salju, langit turun salju, seluruh langit tampak gelap.

Laras sangat khawatir, mengkhawatirkan keluarga Atmaja, lebih mengkhawatirkan Manda.

Dia membalikkan kepalanya melihat Gavin, bertanya: "Sungguh hanya ada cara ini? Tapi kalau aku Tere Liye, mengelak saja sudah susah, mana mungkin akan membantu orang lain?"

"Benar, otakmu lumayan cepat juga."

Begitu Gavin berkata seperti ini, tiba-tiba Laras merasa takut, kalau paman karena ini menerima hukuman, itu memang sepantasnya, tapi kalau sampai menyerahkan nyawanya, itu sunggu terlalu besar.

"Gavin, kamu jujur, masalah paman kali ini apakah sangat parah?"

Ekspresi Gavin dari tadi sampai sekarang tidak dingin juga tidak ringan, "Ini adalah kasus pencucian uang yang paling besar pernah kutemui, skala keterlibatannya sangat besar, melibatkan sejumlah uang besar, begitu tuduhan paman ditetapkan, kalau bukan hukuman mati ya penjara seumur hidup."

"??"

"Dan juga beberapa petinggi itu, walaupun sejauh ini semuanya sudah dipulangkan kerumah, tapi tetap saja tidak bisa lari, setidaknya penjara beberapa tahun atau 10 tahun tidak bisa dikurangi lagi."

"??"

"Kenapa?"

"Gavin, kalau begitu kamu harus membantu, kalau tuduhan sudah ditetapkan, apa yang dimiliki keluarga Atmaja lagi? Takutnya kakek tidak bisa menerima kenyataan ini."

"Aku sudah bilang aku bukan orang yang berkuasa, harus bagaimana ya bagaimana, aku tidak bisa mengaturnya."

"Kalau begitu setidaknya penuhi keinginan Manda, aturkan mereka untuk bertemu, bisa tidak?"

"Tidak bisa!" Hanya si bodoh inilah yang menyuruh suami sendiri mengatasnamakan publik demi kepentingan sendiri.

"Tapi sekarang hanya kamu yang bisa membantu bukan?" Laras berjalan kedepannya, menarik lengannya dan menggoyangkan lengannya, "Kamu lihat Manda sekarang kasihan sekali, kamu bantu biarkan mereka bertemu saja, oke?"

"Tidak oke." Gavin masih menggeleng kepalanya, walaupun dia sudah mempunyai firasat tidak bagus.

"Kalau begitu kamu cari lebih banyak bukti paman dipergunakan."

Gavin sudah merasa sedikit terganggu, kalau bukan menghadapi Laras, dia pasti tidak akan sesabar ini, "Kami hanya mencari bukti, bukan membuat bukti, aku bilang sekali lagi, aku tidak bisa mengatur kasus ini."

"Heng!" Laras melepas tangannya dengan kuat, membalikkan kepalanya tidak memperdulikannya.

Gambaran ini, terlihat oleh nenek yang baru turun kebawah, "Kenapa kenapa? Baru pulang sudah membuat Laras marah?"

Gavin berkata dengan benar: "Dia yang mencari masalah tanpa alasan."

Laras semakin tidak senang, mengerutkan bibir kecilnya bermanja dengan nenek, "Nenek, dia yang tidak berperi kemanusiaan, pamanku ditangkap, tadi Manda datang, hanya memohonnya untuk membantu agar mereka bertemu, dia tidak mau, jelas-jelas hal yang mudah, tapi dia tidak mau membantu."

Nenek mengangguk dan berkata: "Ehn, hal yang mudah."

"Nenek," Gavin sedikit takut kalau nenek akan sembarangan, "Kasus keluarga Atmaja adalah kasus berat, sekarang Rama adalah penjahat penting, tidak bisa bertemu."

"Siapa bilang tidak bisa bertemu?" Nenek berkata dengan lantang, "Hanya bertemu saja, bukannya membebaskannya, Laras, dia tidak bantu, nenek bantu."

Gavin: "???"

Laras lebih marah lagi, dengan tajam memandang Gavin, jelas-jelas bisa, memang dia tidak mau, "Dasar manusia berhati dingin."

Semua orang adalah batas kesabaran, Laras tidak dewasa ya sudahlah, nenek juga ikut-ikutan, ini melukai harga diri Gavin, juga melanggar prinsipnya.

Kasus keluarga Atmaja adalah kasus yang mati-matian diselidiki sahabatnya, akhirnya bisa menangkap pelakunya, malah ada orang yang melakukan kepentingannya dari orang dalam karena hubungan keluarganya, apa ini? Bukankah ini termasuk menampar pipinya?

Tidak peduli masalah prinsip ataupun harga diri pria, dia tidak memperbolehkan hal seperti ini terjadi.

"Tidak boleh, Laras, kamu jangan mendorong nenek untuk melakukan hal yang melanggar hukum lagi, siapapun jangan mengungkit masalah ini lagi."

"Aduh, dasar kamu kenapa berbicara seperti itu denganku?"

"Nenek, sekarang bukan seperti dulu, nenek jangan ikut-ikutan dengannya ribut tanpa alasan."

Kata-katanya sudah terlanjur keluar, kalau ditarik lagi, harga dirinya sebagai orang tua akan hancur, "Tidak perlu kamu yang urus, aku yang urus."

"Itu juga tidak boleh! Jangan katakan lagi, pembicaraan ini sampai sini saja." Gavin yang marah langsung membalikkan badannya dan pergi, membicarakan hal yang benar dengan wanita bisa membuatnya muntah darah.

"Aduh, kamu ini??" Pikir Laras, aku masih belum selesai marah, kamu malah marah duluan, "Nenek??"

"Jangan nangis, Laras, nenek akan membantumu."

"Tidak apa-apa nek, tapi masih harus berterimakasih pada nenek."

Pertengkaran ini, sedikit tidak masuk akal, tapi bertengkar ya bertengkar, kedua orang ini tidak ada yang bisa menurunkan harga diri untuk menunjukkan kelemahan.

Nenek yang diapit ditengah merasa sangat serba salah, juga tidak tau harus bagaimana menegur, dia hanya bisa diam-diam memanggil Aaron.

-----"Aaron, datang ke kediaman Gavin."

-----"Ratu, aku ada janji."

-----"Ganti hari, kakak keduamu dan kakak ipar keduamu sedang perang dingin, kamu lebih banyak ide, kemari cari jalan keluarnya."

--Menonton perang dingin, Aaron sangat semangat, dengan cepat membalas----- "Segera datang."

Dia ingin melihat, bagaimana kakak kedua dan kakak ipar yang suka menebar kemesraan sedang berperang dingin, kesempatan ini sangat langka.

Kediaman Gavin, Aaron dan nenek duduk di sofa mendiskusikan rencana besar.

Gavin sedang di ruang kerja, Laras di kamar, siapapun tidak mau memperdulikan satu sama lain.

Aaron yang disebelah nenek diam-diam mengatakan sesuatu, nenek setengah percaya setengah curiga dan bertanya: "Apa ini mempan?"

"Tentu saja, mereka pertama kali juga berkat ini."

"Bagaimana ceritanya?"

"Nenek, nenek juga tidak usah pikirkan, orang seperti kakak kedua tiba-tiba bisa menikah, pasti karena tidak bisa menahan, makanya mau."

Nenek tiba-tiba tersadarkan.

"Tapi kakak kedua benar-benar mencintai kakak ipar kedua, hanya kakak ipar kedualah yang bisa menahan kakak kedua."

"Ehn, kalau memang mempan, kalau begitu cepat lakukan, suami istri bertengkar di kepala tempat tidur berbaikan di ujung tempat tidur, yang penting tempat tidur."

Aaron mengangguk, lalu mempersiapkannya sendiri di dapur.

Nenek: "Aaron, kalau memang obat ini begitu mempan, kenapa kamu sendiri tidak pakai?"

Aaron: "Kalau aku tidak boleh sembarangan."

Nenek: "Sudah berapa usiamu tahun ini?"

Aaron: "Aduh aduh, nenek, kakak pertama saja belum menikah."

Nenek memutar matanya, "Kamu dan Rendra semuanya tidak berguna, aku masih harus mengharapkan perut Laras."

Aaron: "Iya iya, aku antarkan pada mereka dulu, kunci pintunya, begitu besok dibuka dan keluar, pasti sudah berbaikan."

Nenek: "Obat ini ada pengaruh terhadap bayi tidak?"

Aaron: "Mana mungkin begitu hebat langsung hamil, yang penting mereka berbaikan dulu."

Nenek: "Benar, pergilah."

Aaron: "Siap, Ratu!"

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu