Cinta Pada Istri Urakan - Bab 946 Aku Tidak Tau Apa-Apa

Profesor Sugi Ona naik pesawat transit kembali dengan selamat, seluruh negara menjadi heboh.

Sugi pergi ke Melbourne awalnya mengikuti asosiasi penelitian medis, lalu setelahnya diculik, hilang komunikasi selama setahun, tidak ada kabar sama sekali. Tahun lalu tiba-tiba tersebar kabar, Profesor Ona ditolong di Miami, juga membantu rumah sakit lokal mengembangkan penangkal racun ular, agar pasien yang tak terhitung banyaknya di seluruh dunia bisa diobati.

Kali ini, Sugi tidak hanya kembali dengan selamat, juga kembali dengan nama baik, beberapa pemimpin senior tingkat atas, pemimpin rumah sakit, para dokter, dan juga semua murid yang dia bawa, semuanya pergi ke bandara untuk menjemput.

Istri dan putri Sugi satu di kiri dan satu kanan dengan pelan memapahnya turun dari pesawat, kehidupan yang tidak manusiawi selama setahun, menyiksa seseorang yang sehat menjadi kurus hanya tersisa tulang, tidak seperti manusia.

Sebenarnya, hari ini Profesor Ona yang dilihat semua orang sudah pulih banyak, tapi dibandingkan dengan dulu, tetap saja seperti dua orang yang berbeda.

Mereka yang kembali bersama Profesor Ona , ada Dirga , Nguyen Song, dan Amanda bertiga.

Setelah bertemu dengan semua kerabat saudara dan senior, Dirga dan Gavin membuat janji untuk berkumpul diluar.

Setelah kembali ke kota Jakarta, Dirga hampir tidak perlu waktu untuk beradaptasi, langsung bergabung di kota besar ini, dia sangat suka disini.

Suka setiap jalanan disini, kemacetan atau lancar, menyukai setiap leenda disini, nyata atau fiksi, juga menyukai setiap konstruksi tua dinding merah, cerah atau mendung.

Tapi, yang paling paling dia suka, adalah setiap warga disini, begitu berbicara, aksen yang akrab, membuatnya merasa sangat ramah.

Setelah kembali ke kota Jakarta, yang aneh adalah, dia seperti ada kesan dengan kejadian sebelum umur 6 tahun, dia ingat kerak telor, ingat eskrim tangkai, dan masih ingat jalan miring yang terkenal itu.

Ayah memberitahunya, rumah lama mereka disana.

Pantas saja.

Tapi, Nguyen Song dan Amanda tidak sama, kulit mereka lebih gelap sedikit, bahasa juga tidak sama, begitu melihat adalah orang luar negri.

"Abang sepupu, maaf kami telat, jalan sedikit macet, kalian sudah lama datang?" Laras melihat mereka, dia kenal dengan abang sepupu dan Amanda, tatapannya dengan natural jatuh pada tubuh pria asing itu.

Dia melihat pria itu dari atas sampai bawah, tidak perlu tanya juga bisa tertebak, ini adalah Nguyen Song yang hampir mati di kamar ICU.

Nguyen Song yang sekarang sudah sembuh dari racun total, tapi karena racun terlalu dalam dan lama, menyebabkan luka yang tidak bisa pulih pada tubuhnya. Tingginya hampir sama dengan Dirga , tapi berat badan hampir setengah Dirga , ini semacam kurus karena sakit.

Sekarang dia sudah tidak bisa bekerja pekerjaan dulu, pekerjaan berat lebih tidak bisa dikerjakan, seumur hidup ini, hanya bisa dengan berhati-hati melewati sisa hidupnya.

"Kami juga baru sampai, toko ini sangat gampang dicari, lagipula aku lihat bisnisnya bagus sekali, untungnya kamu reservasi dulu."

"Tentu saja harus, sengaja memilih restoran ini, kalau tidak reservasi tidak akan bisa makan, hari ini harus membiarkan tuan Pradipta kami melayani kalian semua, kalian jangan segan, pesan yang mahal sedikit."

Dirga mengenalkan kepada mereka, "Amanda kalian sudah kenal, ini adalah Nguyen Song, Nguyen Song yang sudah sembuh."

Laras tersenyum ramah dan menyambut kepadanya, tau kalau dia tidak bisa bahasa mandarin, sengaja berbicara dengan bahasa Inggris: "Selamat datang ke kota Jakarta, semoga kalian bisa mencintai sini."

Nguyen Song tersenyum malu-malu, karena terlalu kurus, ketika tersenyum, kerutan diwajahnya banyak sekali, "Terimakasih, disini mewah sekali, juga sangat aman."

"Kalau membutuhkan bantuan, katakan saja."

"Terimakasih, sangat terimakasih."

Gavin duduk, dari awal masuk sudah tidak berbicara, biasanya dia sedikit berbicara, orang yang mengerti dia tidak merasakan apa-apa, tapi orang yang tidak mengerti tentangnya, akan merasa dia ini serius sekali tidak mudah didekati.

Laras menggunakan siku menyikutnya, "Weh, perhatikan ekspresimu, jangan pasang wajah seperti raja."

Gavin: "......"

Tuan Pradipta dipaksa seperti itu, menunjukkan sebuah senyuman untuk menyapa semua orang, "Halo semuanya, pesan sesuka hati, coba dulu rasanya cocok tidak,"

Ini sudah batas ramah raja Pradipta, Laras mengangguk kearahnya dengan senang, "Pintar sekali."

Di atas meja makan, Amanda dan Nguyen Song tidak begitu banyak bicara, bagi mereka, pendatang baru, masih tidak kenal dengan daerah sini, bahasa juga tidak sama, duduk disini sebenarnya canggung sekali.

Dirga bisa melihat mereka bosan, jadi menggunakan bahasa Vietnam mengatakan kepada mereka: "Ini adalah jalanan yang sangat terkenal di Jakarta, sangat ramai, semua barang ada, kalian kalau sudah selesai makan pergi berjalan-jalan saja."

Nguyen Song dan Amanda saling melihat, sedang mempertanyakan pendapat masing-masing.

Dirga menghibur: "Tenanglah, hukum di kota Jakarta sangat baik, tidak akan terjadi sesuatu, tenang saja."

"Baik."

Oleh karena itu, mereka menyapa lalu pergi dulu, di ruang makan hanya tersisa Laras mereka bertiga.

Laras: "Apakah kalian terbiasa tinggal di tempat papaku?"

Dirga : "Terbiasa saja, semuanya baik, paman Atmaja sopan sekali, tidak hanya menjaga kakek dan nenek dengan sangat baik, juga menjaga temanku dengan baik, inggrisnya baik sekali, berkomunikasi dengan Nguyen Song sama sekali tidak ada masalah."

Laras: "Baguslah kalau begitu, biasanya papaku tinggal sendirian, rumahnya begitu besar, begitu banyak kamar kosong semuanya, kalian tinggal saja sepuas kalian. Oh benar, nenek kakek melihatmu, pasti senang sekali bukan?"

Dirga : "Ehn, aku juga sangat senang, nenek bilang rumah di Inggris masih ada fotoku semasa kecil, dan juga ada foto mamaku, aku sungguh ingin cepat melihatnya."

Laras: "Jadi rencana kalian selanjutnya apa?"

Dirga : "Berbisnis kecil saja, menghidupi diri sendiri dulu."

Laras: "Di Jakarta atau di Inggris?"

Dirga : "Kami masih belum memutuskan untuk ini."

Laras: "Ehn, pelan-pelan saja, jangan buru-buru......oh iya, apakah Almora sekarang masih di Miami?"

Dirga : "Benar, dia sudah mau lahiran, paman Ren sudah mengaturkan untuknya, menunggunya melahirkan anaknya, langsung membawanya dan anaknya pergi ke Inggris. Mengenai nyonya Farah, dihukum selama dua tahun, setelah masa hukumannya berakhir akan dikembalikan ke dalam negri."

Laras sangat menyayangkan, menghela nafas dan berkata: "Haih, orang yang mempunyai kebencian pasti dikasihani, sudah hidup sampai umur segini, bahkan putrinya sendiri tidak menginginkannya, tidak tau di dalam penjara nanti akan ada kesadaran atau tidak."

Gavin tiba-tiba berkata: "Tidak akan, meskipun menyesal di penjara, setelah keluar tetap akan membuat masalah, sifat seseorang sulit diubah."

Laras hanya menghela nafas, memikirkan ketidak beruntungan Almora, juga kasihan, keberuntungannya paling besar, adalah mempunyai seorang ayah yang bisnisnya berhasil.

Sedang mengobrol, handphone Laras tiba-tiba berbunyi, dia senang sekali, dengan misterius berkata: "Aku keluar menjemput seseorang dulu."

Gavin: "Siapa?"

Laras sudah berlari ke depan pintu, "Sudah mau sampai."

Dirga dengan penasaran melihat Gavin, Gavin menunjukkan, aku tidak tau apa-apa.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu