Cinta Pada Istri Urakan - Bab 20 Ayo Kita Bertarung

Bab 20 Ayo Kita Bertarung

Yang dirawat di Rumah Sakit adalah istri Pak Gavin, ini menyebabkan perhatian penuh dari pihak petinggi kepolisian, Komisaris kantor pusat langsung menghubungi Gavin untuk bertanya.

"Pak Gavin, mungkinkah ini pembalasan yang disengaja?"

Gavin mengerti maksud Komisaris, dia berkata : "Seharusnya bukan, jika benar, mereka tidak akan meninggalkan dia dalam keadaan hidup, terlebih sekarang sedang diselidiki dengan intens, dan hukumannya berat, mereka tidak punya kesempatan untuk ikut masuk dan balas dendam, juga tidak punya nyali sebesar itu."

"Baguslah jika bukan, kami khawatir anda dalam bahaya."

"Saya baru saja melihat rekaman CCTV di tempat kejadian, mereka adalah segerombolan anak muda, seluruhnya ada 15 orang."

"Karena ada rekaman CCTV maka urus dengan benar, jangan dibiarkan kabur satupun."

Dikarenakan ada pengawasan dan desakan dari Komisaris, polisi yang mengurus kasus ini tidak berani mengabaikannya sedikitpun, dengan cepat mereka sudah menahan beberapa orang, lalu bagaikan menarik jaring, mereka menunggu yang lainnya datang untuk ditangkap.

Di sini Laras masih belum sadar, di sana kasusnya sudah terpecahkan.

Benar ini adalah kasus pembalasan dendam yang disengaja, tetapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan Gavin, tetapi masalah yang ditimbulkan oleh Laras sendiri.

Sekelompok anak muda ini disuruh oleh Wilson, sedangkan Wilson sendiri saat ini sedang berada di rumah sakit menjalani perawatan di bagian ortopedi.

Menurut pemeriksaan, kaki kiri Wilson beberapa hari yang lalu dipatahkan oleh Laras, dipatahkan!

Gavin melihat hasil laporan yang diberikan oleh pihak kepolisian, ekspresinya sangat kusut, perasaannya juga sangat kusut.

Awalnya dia mengira Laras hanyalah sedikit nakal, dia tidak mengira kalau Laras dapat membuat masalah sebesar ini, mematahkan kaki orang lain, benar-benar keterlaluan.

Masalahnya adalah, Wilson adalah putra tunggal dari Wildhan Hirawan, yang merupakan orang terkaya di kota ini, sejarah keluarga Hirawan sampai saat ini masih tidak jelas, orang pemerintahan menjelaskan bahwa dia membangun keluarganya dari nol, tetapi dari kabar yang beredar di luar, itu hasil dari penyelundupan narkoba, setelah menghasilkan uang yang banyak, dia keluar dari dunia itu, lalu dia membangun sekolah, membangun rumah sakit, melakukan banyak sekali kegiatan amal.

Di Jakarta ini keluarga Wildhan Hirawan juga merupakan keluarga pebisnis yang berpengaruh, tetapi Laras malah berani mematahkan kaki anak tunggalnya, hanya dengan mendengarnya saja, Gavin merasa sangat salut kepada Laras.

Tetapi salut tidak berarti setuju.

Langit sudah terang, cuacanya cerah dan angin bertiup sepoi-sepoi, sinar matahari cerah melewati jendela, masuk ke dalam ruangan, membuat seluruh ruangan terasa hangat.

Dahi Laras ditutupi oleh kain kasa persegi, tidak perlu disebutkan lagi, wajahnya lebam, meskipun begitu, dia tetap tidur dengan nyaman seperti biasanya, dokter berkata dia hanya mengalami geger otak ringan, selebihnya adalah luka kecil, bukan luka yang serius.

Gavin tidak tidur semalaman, khawatir, bingung, marah, tidak berdaya, semuanya tertulis di wajahnya, dagu dan bagian atas bibirnya terlihat jambang yang tipis, menambah daya tarik seorang pria dewasa.

"Ssshhhh...." Akhirnya dia sadar, dia dengan susah payah berusaha untuk membuka matanya, kedua matanya bengkak, kelopak matanya berat bagaikan ribuan kilo, dia memaksa untuk membukanya, sangat sakit sekali.

Tetapi, saat pandangannya bertabrakan dengan pandangan dingin pria itu, dia berusaha menahan rasa sakitnya, berkata dengan santainya : "Hehe, selamat pagi."

Gavin memelototinya sambil menyindir, "Masih bisa tertawa, menandakan lukamu tidak cukup serius."

"....."

"Sakit?"

"Tidak sakit, tidak sakit sedikitpun."

Gadis ini masih keras kepala, masih tidak mau mengaku, Gavin berkata dengan kesal : "Kalau begitu aku pukul lagi beberapa kali?"

"......"

Karena sadar diri, Laras tidak membalasnya lagi, dia melihat ke sekeliling, dia sedang berada di rumah sakit, sedangkan Gavin sepertinya sudah menjaganya semalaman.

"Jangan mengurusi urusanku, " dia tiba-tiba berubah menjadi keras kepala, "Aku sudah mengatasinya."

Mengatasinya sendiri? Yang dia maksud dengan sudah diatasi adalah dengan bertengkar?

Gavin menarik sebuah kursi, duduk dengan tegak, berkata dengan santai : "Aku tidak ingin dan juga tidak perlu mengurusnya."

Diam-diam Laras merasa lega, dia kembali berbaring, berusaha menggerakkan tangan dan kakinya, sepertinya seluruh otot di tubuhnya sangat sakit, dia melihat ke bawah, tidak tahu harus bagaimana menghadapinya, dia juga punya harga diri, dia tidak mau penampilannya yang menyedihkan ini dilihat olehnya.

"Aku tidak apa-apa, kau pergi saja." dia berpura-pura santai, memintanya untuk segera pergi.

Pada saat dia sudah tenang dan menurunkan kewaspadaannya, Gavin malah dengan tiba-tiba memberitahunya, "Pihak kepolisian sudah memecahkan kasusnya, ke 15 anak muda itu semuanya sudah ditangkap dan ditahan, bahkan sudah mengatakan kebenarannya."

"Hah?" Laras sangat kaget sampai mukanya pucat, dia berusaha untuk duduk, wajahnya yang memang sudah tidak berbentuk terlihat semakin menyedihkan, benar-benar mengagetkan, "Ssshhhh.....Apa yang terjadi?"

Gavin benar-benar sudah tidak tahan melihatnya, dia menekan bahunya untuk membuatnya kembali ke ranjang, menegurnya dengan suara keras : "Berbaringlah dengan benar!"

"......"

"Harusnya aku yang bertanya padamu, kau ini kenapa?" pihak kepolisian sudah memberikan rekaman CCTV pada saat kejadian, Laras ini, seorang gadis melawan 15 orang pengangguran tanpa takut sama sekali, tanpa basa basi lagi langsung menghajar mereka semua, bahkan setelah bertarung selama 10 menitan, masih bisa berdiri tegak.

Untung saja ada massa yang melapor ke polisi tepat waktu.

Untung saja ada polisi yang tiba tepat waktu

Untung saja mereka tidak berbuat hal yang lebih buruk terhadapnya.

Begitu Gavin mengingat rekaman CCTV yang dilihatnya itu, dia langsung merasa takut, begitu banyak pukulan yang mengenai tubuhnya, begitu banyak tendangan yang mengenai tubuhnya, dia sendiri menghadapi begitu banyak orang, bagaimana mungkin tidak sakit?

Terlebih, dia hanyalah seorang gadis kecil yang lemah.

Tetapi, meskipun dia mendapatkan luka yang serius, beberapa anak muda itu juga bukannya tidak terluka sama sekali, beberapa dari mereka yang terluka parah, wajahnya dipenuhi lebam-lebam dan bengkak, setelah ditangkap oleh polisi, mereka pernah ke rumah sakit, dia juga sudah bertemu dengan mereka.

"Laras, aku benar-benar tidak mengira nyalimu begitu besar."

"Karena masalahnya sudah terungkap, kalau begitu aku tidak akan bersikap rendah hati lagi, saat itu jika bukan karena aku terpeleset dan jatuh, dahiku tidak akan mungkin bisa dipukul."

"......" kau benar-benar sombong.

"Mereka hanyalah sekelompok orang yang tidak ada gunanya, aku sama sekali tidak menganggap mereka, saat itu aku sudah bilang, ayo bertarung, mata dibalas mata, gigi dibalas gigi, terakhir tidak peduli siapa yang menang, semuanya impas. Aku malas bicara omong kosong dengan mereka, hal yang bisa diselesaikan dengan otot, tidak perlu banyak omong."

"......" ternyata Laras adalah orang yang seperti ini, wajah Gavin sangat merah.

Laras sudah tidak perduli lagi, lagipula ini sudah yang paling buruk, dia tidak takut menjadi lebih buruk lagi, dia berkata : "Maaf sudah membuatmu melihat diriku yang sebenarnya, tidak perduli kau mau menerimaku atau tidak, ini adalah diriku yang sebenarnya."

Satu malam ini sudah terjadi banyak hal, Gavin menerima kemajuan dari masalah ini, sambil memperhatikan keadaan Laras, dia sudah mempersiapkan hatinya, tetapi sikap Laras yang tidak peduli terhadap apapun tetap membuat dia kesal.

"Apa kau tidak takut?"

"Kenapa harus takut? Jika aku bilang aku takut, apakah mereka akan melepaskanku?"

"Apa kau tidak menyadari ada bahaya? Kau adalah seorang perempuan."

"Memang kenapa kalau seorang perempuan? Bagian mananya yang membuat perempuan lebih lemah dari laki-laki? Mereka belasan laki-laki digabung jadi satu, masih tidak mampu menghadapi aku yang seorang perempuan."

"....." Gavin berusaha menahan dirinya, dia berulang kali memberitahu dirinya sendiri, tidak boleh menghukumnya seperti menghukum pasukan yang ada di militer, dia berusaha mengajar dengan sabar dan lembut, tetapi dia, sangat pintar berbicara, sama sekali tidak menyadari kesalahannya.

"Kau jangan memelototiku, kau tidak bisa mengaturku, jika kau merasa aku merepotkan maka cepatlah pergi, " meskipun Laras sedang terluka dan berbaring, dia masih bisa mengangkat dagunya dan mengucapkan kata-kata yang arogan, "Jika aku membuatmu marah dan terluka, aku tidak mau tanggung jawab."

Gavin tiba-tiba berdiri, kesabarannya sudah habis.

Tetapi saat dia baru saja mau membuka mulut dan memarahinya, dari luar terdengar suara ketukan pintu, lalu terdengar suara seorang pria yang berusaha bermulut manis, "Pak Gavin, saya adalah Wildhan Hirawan, saya membawa anak brengsek saya ini kemari, terserah anda mau diapakan."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu