Cinta Pada Istri Urakan - Bab 41 Didiamkan (1)

Laras menyusutkan badannya dan duduk di samping kemudi, "deg deg deg" suara detak jantungnya terdengar lebih keras daripada suara bising apapun yang ada di luar, dia tidak berani melihat wajah Gavin saat ini, bahkan meliriknya saja tidak berani.

Pernyataan cinta kemarin dilihat olehnya, ciuman paksa hari ini juga dilihat olehnya, apakah aku masih mempunyai kesempatan untuk hidup? Laras berpikir di dalam hatinya.

Begitu dia teringat adegan celananya dilepaskan lalu dipukul dengan keras, dia langsung merasa sakit.

Tenaga Gavin sangat besar, dia juga sangat cerdas, Laras bukan tandingannya sama sekali.

Ketika malam tiba, lampu-lampu menyala, dari langit yang gelap mulai turun hujan rintik-rintik, suhunya semakin dingin.

Dari tadi Laras sudah merasa dingin, ditambah lagi dengan adanya sebongkah es batu di sampingnya, benar-benar bagaikan penderitaan yang tak terlukiskan.

Mobilnya sebentar jalan sebentar berhenti di sepanjang jalan, lalu akhirnya melaju keluar dari daerah yang padat, Gavin mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, tidak terasa hanya dalam waktu yang sebentar saja, mereka sudah sampai di rumah.

Gavin dengan diam langsung naik lift ke lantai 2, Laras naik tidak lama setelah Gavin, saat dia sampai di lantai 2, dia menyadari kalau Gavin sedang mencari sesuatu di ruang baca.

Apa yang sedang dia lakukan, tidak peduli mau membunuh atau mau mengulitiku, langsung bicara saja, daripada tidak berkata apapun seperti ini, membuat orang semakin waspada.

Laras paling tidak tahan didiamkan seperti ini, seorang pria dewasa, jika ada hal yang ingin dikatakan maka langsung katakan saja, bisakah langsung saja melakukan sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang pria?!

jadi Laras masuk ke dalam ruang baca dengan langkah kecil dan cepat, "Kamu harus mendengarkan penjelasanku sebentar saja...." dia berusaha setengah mati untuk maju ke depan Gavin untuk menunjukkan keberadaannya, "Hari ini di kampus ada orang yang mencari masalah denganku, Christian yang membantuku mengatasinya, akhir-akhir ini ada banyak gosip mengenai diriku, selain itu gosipnya sangat berlebihan, jadi Christian membantuku mengklarifikasinya."

Wajah Gavin terlihat marah, dia tidak mengatakan apapun, saat ini dia mengatupkan bibirnya dengan erat serta mengerutkan alisnya, tatapannya terlihat dingin, benar-benar sangat mirip dewa neraka, hidup dan mati orang-orang ada di dalam genggaman tangannya.

"Setelah itu aku berkata ingin pulang, dia berkata pulang bersama-sama saja, jadinya aku juga tidak bisa menolaknya kan? biar bagaimanapun dia sudah membantuku, aku harus berterima kasih kepadanya."

Laras agak sedikit sedih, jelas-jelas dia yang dirugikan, jelas-jelas dia yang disakiti, tetapi kenapa selain harus menjelaskan dan meminta maaf, dia juga masih harus membujuknya.

"Aku mana tahu kalau dia akan berbuat seperti ini, aku juga sangat terkejut, bisakah kamu percaya kepadaku?" nyalinya juga cukup besar, berani mencari mati dengan berdiri menghalangi jalannya, "Gavin?"

Wajah dingin Gavin tidak berubah sedikitpun, tetapi dia yang seperti ini membuat hati Laras hampir meleleh, karena--dia tampan sekali!

"Bisakah kamu percaya kepadaku?" Laras menarik lengannya, suaranya terdengar lembut selain itu dia juga mengedipkan mata kearahnya.

Gavin menarik lepas lengannya lalu menoleh dan memelototinya dengan garang, serta bertanya : "Apakah kamu menganggap perkataanku sebagai angin lalu?"

"Tidak." sejujurnya dia mana berani, jika dia tidak mendengarkan perkataannya, dia dari tadi sudah memukul Yana yang sengaja mencari masalah dengannya.

"Kalau begitu kenapa kamu masih memancing dirinya?"

"......" Sesungguhnya, jelas-jelas dia yang sedang memancingnya, "Aku tidak memancingnya, aku juga tidak tahu kalau dia akan berbuat seperti itu."

"Tidak tahu? Hanya dengan berkata tidak tahu terus kamu mau lari dari tanggung jawab?"

"Apa maksudmu?"

Gavin berkata dengan tegas : "Aku melihat Christian tumbuh besar, aku sangat mengenal dirinya, aku tahu seberapa besar nyalinya, hal yang kemarin terjadi karena dia tidak tahu hubungan kita, tetapi sekarang dia sudah mengetahui statusmu, jadi dia tidak mungkin masih mengharapkanmu."

Laras juga menoleh dan menatapnya, dia memandang lurus ke arah matanya yang bagaikan dewa neraka itu, "Jadi maksudmu adalah aku sedang menggoda Christian?"

Gavin tidak mengatakan apapun, tetapi ekspresinya sudah menunjukkan semuanya.

"Apakah karena dia adalah murid yang baik, aku adalah murid yang bermasalah, jadi begitu ada masalah, maka itu merupakan salahku?"

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu