Cinta Pada Istri Urakan - Bab 290 Hanya Ingin Kamu Tidak Berhenti Mencintaiku

Karena sudah sangat malam, jadi Gavin tidak memberitahu bibinya.

Bibi dan pamannya adalah orang tua yang berumur 70 tahun, Vero juga tidak ingin mereka tau, takut mereka khawatir.

Poin ini, dia masih bisa mengerti Vero.

Tapi terakhirnya dia tidak bisa menahan taktik Laras untuk menelepon Sonny.

Lara mengambil handphone, begitu tersambung, Laras langsung berkata, "Prajurit Sonny, ini aku, Laras."

"Kakak ipar ya, bos ada urusan mencariku?" Suara Sonny sangat bersemangat, sepertinya masih belum tidur.

"Bukan, kakak sepupu bos-mu yang ada urusan mencarimu."

Di ujung telepon langsung tak bersuara, insting Laras berkata kalau prajurit Sonny masih mencintai Vero.

Dia menenangkan suaranya berkata: "Aku dan Gavin sekarang di rumah sakit militer, Vero pingsan, keningnya terluka, sedang diobati."

"Bagaimana keadaannya?"

Dia bertanya dengan cepat, Laras semakin yakin dengan instingnya.

"Dokter bilang tidak kenapa-kenapa, tapi tubuhnya ada banyak penyakit, gula darahnya rendah, kekurangan darah, kekurangan gizi, detak jantungnya lambat, sesak nafas, sering tiba-tiba sakit kepala, bahkan pingsan, kami curiga dia terkena depresi."

Gavin mengulurkan tangannya ingin mengambil kembali handphonenya, untuk apa bilang sampai separah itu, itu semua belum pasti.

Tapi Laras langsung menepis tangannya, lalu memberinya pandangan peringatan, menyuruhnya untuk diam.

Setelah agak lama Sonny baru berkata dengan pelan: "Oh, kalau memang sudah di rumah sakit biarkan dia beristirahat dengan baik."

"Dia bilang besok dia mau pergi ke Moroko, tiket pesawat sudah dibeli, tidak bisa tidak pergi, kami sudah menasihatinya tapi dia tidak mau dengar."

Sonny menarik nafas dalam beberapa kali, dengan ragu bertanya: "Kalau begitu kakak ipar mau aku berbuat apa?"

Laras pun bermain-main, dan berkata: "Sekarang juga kamu datang kesini, ngobrol dengannya, bukankah orang yang menyebabkan masalah yang harus menyelesaikan masalahnya sendiri?"

"Aku tidak bisa keluar."

"Gavin memerintahmu keluar, dia ada kasus yang sangat penting mau berdiskusi denganmu."

"Ha?" Gavin dan Sonny yang di ujung telepon di waktu yang sama bertanya-tanya.

Laras memelototi Gavin, dengan pandangan galak mengancam Gavin---Mau kerjasama tidak?

Gavin mengepalkan kedua tangannya, kuturuti perintahmu, oke? Dia berkata pada handphonenya: "Iya, aku mencarimu ada urusan, sekarang juga cepat muncul di hadapanku."

Setelah mendengar suara bosnya, Sonny menjawab: "Baik bos."

Tidak lama setelah menutup telepon, Vero akhirnya keluar dari UGD, selain sedikit luka luar, tidak ada masalah lagi.

Di ruang pasien, Gavin dan Laras menemani disebelah ranjang pasien, mereka sama sekali tidak kepikiran, perayaan pernikahan mereka yang pertama akan dirayakan di rumah sakit.

Laras memperhatikan Vero baik-baik, dia bukan orang yang lebih cantik berdandan daripada tidak berdandan.

Vero yang tidak berdandan lebih cantik daripada berdandan, riasannya bisa menutupi kerapuhannya, namun mengurangi kecantikannya.

Karena cheongsamnya ada darah, jadi suster sudah menukarkan baju pasien di UGD tadi.

Baju pasien bergaris biru muda lebih cocok dibandingkan cheongsam hijau yang mempesona.

Sonny setelah menerima perintah langsung pergi ke rumah sakit.

Di depan pintu kamar pasien, beberapa kali dia memegang knop pintu, lalu menarik kembali tangannya.

Setelah dipikir-pikir, akhirnya dia mengirimkan pesan wechat--- "Bos, aku sudah sampai, kamu keluar bicara saja."

Pintu kamar pasien terbuka, Gavin dan Laras sama-sama keluar dari dalam.

"Eh, kakak ipar juga disini rupanya," Sonny masih percaya diri seperti biasa, juga tertawa berlebihan, "Kalian berdua untuk apa cari aku jadi nyamuk? Kalian tidak ada apa-apa, aku tidak mau melihat kalian bermesraan, hehehe."

Laras langsung berkata: "Prajurit Sonny, kami mau pergi, orang rumahnya tidak tau dia di rumah sakit, malam ini kamu tinggal disini menemaninya."

"Ha? Sepertinya tidak terlalu bagus."

Laras mendorong Gavin, Gavin juga tidak bisa melakukan apa-apa, demi membuat istrinya senang, dia terpaksa mengkhianati sahabatnya, dia berkata: "Nona Vero bulan lalu terkena serangan Al Qaeda di kamp penjaga dan perdamaian negara kita, dia adalah orang penting, jadi kamu ikut saja perintah ini."

Pada saat ini, Gavin berbicara sangat serius, sampai Sonny tidak berani mencurigai kebenaran perkataannya.

Laras dari dalam hati memuji suaminya, sudah bisa melakukan hal untuk kepentingan pribadi dengan kedok melayani publik.

"Jaga yang benar, ini adalah tugasmu."

"Baik!"

Gavin dengan cepat membawa Laras pergi, begitu pintu lift tertutup, Laras dengan khawatir bertanya: "Begini saja sudah bisa? Sungguh membiarkan mereka berdua di kamar semalaman? Seorang pria dan wanita......"

"Ini di rumah sakit, apa yang kamu pikirkan?"

"Hehe, aku kan hanya mengkhawatirkan kakak sepupumu."

"Aku tidak melakukannya kamu bilang aku tidak peduli tidak berhati nurani, sudah kulakukan kamu malah banyak pendapat, coba kamu bilang, sebenarnya kamu mau aku bagaimana?"

Laras tersenyum dan menyipitkan matanya, memeluk lehernya dan menariknya dengan cepat, menjijitkan kakinya, mengikuti cara Gavin menciumnya.

Detik pertama Gavin tidak sempat bereaksi, detik selanjutnya dia baru mempertahankan apa yang ditangannya, sebelah tangannya menahan pinggangnya, sebelahnya lagi menahan kepalanya, lalu membalas ciumannya dengan panas.

Lalu suara pintu lift berdenting, pintu lift terbuka, Laras langsung mendorongnya, dia membalikkan badannya, menutupinya di sudut, menggunakan tinggi badannya menghalangi Laras.

Orang masuk dari luar, Laras terdiam di sudut, bersembunyi di dalam dada Gavin.

Dia mengangkat kepalanya, yang dia tampak hanya dagunya, dengan pelan berkata: "Aku tidak mau kamu bagaimana-bagaimana, aku hanya mau kamu tidak berhenti mencintaiku hahahaha."

"......" Gadis nakal ini, sembarangan memulai api.

Gavin maju selangkah, menindihnya lebih kuat lagi, orang yang dibelakangnya malah tidak melihat apapun.

Dia dengan bibirnya berkata: "Aku tidak akan mengecewakanmu, siluman kecil."

Laras memainkan alisnya, seperti berkata---"Heh, siapa yang takut?!"

Lalu, Gavin melakukan hal yang dia sendiri juga tidak menyangka, dia mengulurkan tangannya ke belakang, lalu memegang kaitannya dengan benar, berhasil melepaskan kaitan baju dalamnya.

"......" Dasar kamu orang tua, bagaimana boleh seperti ini?

Gavin sengaja tidak melihatnya, hanya menaikkan sudut bibirnya.

Laras tidak akan kalah seperti ini, dia langsung mengulurkan tangannya masuk ke celana Gavin.

"Kamu......" Sekujur badan Gavin gemetaran, dengan pandangan aneh melihat Laras.

Ekspresi sombong Laras itu sudah naik sampai ke atas langit.

Laras masih menggenggamnya, juga bertempo, dia bisa merasakan langsung proses dari tidak terlalu keras berubah menjadi sangat keras.

Lift sangat cepat sudah sampai lantai 1, diluar banyak orang yang menunggu untuk masuk, jadi Gavin dengan cepat membawa Laras keluar.

Karena mereka minum bir, jadi mobil mereka dibawa pulang oleh koki, mereka harus berjalan mencari tempat untuk mengistirahatkan kaki.

Saat seperti ini, berjalan saja adalah sebuah penyiksaan.

"Jalan didepanku, tutupi sedikit." Kedua tangan Gavin diletakkan dibahu Laras, membiarkan Laras berjalan didepannya.

Saat ini, sepasang pria wanita berjalan seperti ini, sangat jelas si pria adalah orang buta, kedua tangannya diletakkan diatas bahu si wanita, si wanita membawanya jalan.

Ini terlalu canggung.

Wajah Gavin menghitam, sedangkan Laras tertawa sampai tidak bisa menegakkan punggungnya.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu