Cinta Pada Istri Urakan - Bab 868 Hidup seperti dia

Ada sedikit rasa puas di matanya Laras, beberapa masalah ini dia masih belum memberitahuinya, Pertama dia merasa tidak perlu, Kedua dia terus berimajinasi dihari mana dia perlu menggunaka beberapa kemampuanya ini, kemudian diam-diam menyalakannya untuk menakuti dia.

Sambil tersenyum, kemudian dia memindahkan rambutnya ke belakang telinganya, "Orang-orang, harus belajar beberapa kemampuan, Ketika bahaya datang, aku bisa melindungi diriku dan anak-anakku. "

Gavin tidak berbicara dan terus melihat dia dengan tatapan matanya yang sedang mencari sesuatu.

"Semuanya sudah berlalu, Aku rasa akan sedikit keterlaluan kalau aku mengatakannya sekarang. "

"Katakan saja, semuanya katakan kepadaku. "

"Dulu kamu selalu melindungiku, kemudian setelah kamu terkena masalah, Aku diusir dari rumah keluarga Pradipta, Ayahku sedang dilema karena dia dalam kesulitan, dia ingin membantuku tapi dia tidak cukup kuat, jadi apa yang harus aku lakukan, Tidak ada orang yang akan melindungi aku, apa aku masih bisa hidup? " Aku punya dua anak, Mereka tidak punya ayah yang bisa melindungi mereka, Mereka hanya punya ibu yang seperti aku untuk melindungi mereka. "

" Ella terus membantuku selama lebih dari empat tahun ini, dari aku hamil, lahiran sampai mengasuh anak, dia terus membantuku, walaupun aku tidak kaya, tapi aku berusaha membantu menyekolahkan ketiga anaknya masuk perguruan tinggi. Aku tidak malu mengatakan kalau Ella terus mengagumiku, Aku juga tahu kalau aku bisa menjadi payung pelindung yang kuat untuk Ella. "

“ Di tahun-tahun itu, aku belajar berenang, menyelam, berkelahi, belajar terjun payung, belajar pertolongan pertama, belajar menembak, lagipula aku juga mau belajar apa yang kamu bisa lakukang. Sekarang kalau aku mengingat kembali, aku bukan hanya Laras, tapi aku juga sudah hidup seperti kamu. "

Pada titik ini, Gavin tidak bisa menahannya lagi, Matanya dipenuhi air mata, Air matanya terus jatuh, dia terisak sampai tidak bisa berkata apa-apa kemudian Laras memeluknya.

Pada saat ini, dia sangat senang kalau dia masih hidup, Kalau tidak, bagaimana dia bisa tahu kalau dia sangat mencintainya.

Mungkin itu dipengaruhi oleh suasana hatinya, Laras tiba-tiba merasa sangat menyesal dengan dirinya sendiri pada saat itu. "Banyak orang menyarankan aku untuk membukanya, tetapi aku dengan begitu keras kepalanya mengatakan kalau aku tidak akan percaya kamu sudah mati kalau belum melihat mayatmu, Meskipun aku mengatakannya seperti itu, tapi saat aku di tengah malam berbaring sendirian di tempat, aku bahkan tidak bisa memimpikanmu, Pada saat itu, hanya aku saja yang bersembunyi dan menangis. "

Laras menangis dan tertawa. "Kamu liat sendiri, orang yang masih memiliki kepercayaan dan mempunyai kepercayaan dengan firasatnya sendiri, kamu bukannya pura-pura mati kan, kamu keterlaluan, kalaupun kamu diam-diam memberi aku pesan, apa segitu sulitnya ?"

"Yang membuatku lebih marah, ketika kamu kembali dengan selamat, Orang tuamu tahu itu, kawan-kawan seperjuanganmu tahu itu, seluruh negeri tahu itu, aku, aku baru tahu ketika aku menonton TV, kamu liat seberapa keterlaluannya kamu ini, kalau kamu ingin aku pergi aku akan pergi, kalau kamu mau aku kembali aku akan kembali, Aku beritahu kamu, kalau bukan karena demi kedua anakku, aku tidak akan memaafkan kamu dengan mudah, dasar..... “

Kemudian Gavin langsung memberikan ciuman yang romantis, untuk mengungkapkan rasa cintanya dan penyesalannya.

Apa yang di katakan laras, sama sekali belum pernah ia katakan kepada dia, walaupun dia merasa kesal dia belum pernah langsung melampiaskan uneg-unegnya.

Dalam dua tahun sejak menikah kembali, dia sudah terus hidup layaknya wanita yang kuat, Dia memulai bisnisnya sendiri, bekerja untuk dirinya sendiri, tidak bergantung pada orang tuanya ataupun keluarganya. Tampaknya dia tidak ingin lagi bergantung pada dia dan membutuhkannya seperti sebelumnya, tapi Gavin masih punya perasaan kepada dia.

Sebenarnya, Gavin masih berharap kalau dia masih seperti dulu, tidak bisa melakukan apapun, terus membuat kesalahan dari waktu ke waktu, untuk mengatasi segala kesulitannya dia hanya bisa bergantung kepadanya.

Ketika dia menuruti hasratnya, Gavin tiba-tiba bertanya, " Laras, apa kamu benar-benar ingin rujuk lagi, hanya karena demi kedua anak kita, apa benar seperti itu ?"

Nada suaranya penuh kegelisahan dan ketidakepercayaan diri, Dia takut kalau dia tidak akan pernah menjadi pria yang bisa dia andalkan dan dia butuhkan.

Begitu Laras mendengarnya, dia menatapnya dengan kesal, kemudian dia membuka mulutnya lalu mengigit bahunya.

Gavin menahan rasa sakitnya, tapi dia tidak mengeluarkan suara, kemudian menghentikannya.

"Kalau kamu rasa seperti itu yauda seperti itu aja !" Laras berkata dengan marah.

Mata Gavin menjadi sangat lembut, gerakannya lembut dan halus, seolah-olah dia memperlakukannya seperti harta terlangka, bahkan bila ada udara yang datang menganggu, bahkan dia tidak mengizinkannya.

"Tidak peduli benar atau tidak, kamu tidak bisa meninggalkanku, Tidak seorang pun, termasuk dewa kematian, tidak dapat membawamu pergi dariku. "

Pernyataanya yang begitu mendominasi ini, memang benar-benar Gavin.

--

Keesokan harinya, tidak mengherankan kalau seluruh orang yang ada di rumah sakit dilarang keluar dan orang-orang yang di luar juga tidak bisa masuk, semuanya akses ditutup.

Ella dan petugas magang yang asli yaitu Linda ditangkap.

Di gedung lama di pusat laboratorium dikelilingi oleh pasukan keamanaan bersenjata, semuanya tentara bayaran.

Di bawah penjagaan yang begitu ketat, bahkan seekor lalat tidak bisa masuk, apalagi Gavin.

Setelah 3 hari, Hari ini adalah batas waktunya, Jika tidak ada obat penahan sementara atau obat penangkal, Laras akan sangat menderita.

Dari jauh, Laras melihat penjaga keamanan bersenjata di yang mengelilingi sekitar gedung tua di kaca, Dia tidak bisa menghitungnya karena terlalu banyak, Dia berkata dengan gelisah, "Kamu tidak diizinkan pergi, Kami akan cari kesempatan yang lain. "

"Tidak bisa, malam ini juga harus pergi. "

"Mereka sudah mengawasi semua area ini, kalau kamu pergi kamu hanya akan mengatarkan kematian kepada mereka, apa kamu sudah bodoh? Jerome juga sudah mengatakannya, penyebaran racun ini begitu lamat, aku tidak akan mati dalam setengah setahun ini, Jika tidak minum obat penahan rasa sakit selama tiga hari, aku akan merasakan gejala dari racun ini, Jika kamu ingin menggunakan hidup kamu untuk menyenangkan aku, lebih baik aku yang menderita. "

"Dasar Kamu ini ???"

“Kamu jangan katakan lagi, Aku bilang tidak boleh pergi jangan pergi lagi, Kemarin aku sudah bertindak gegabah, Kita harus mempertimbangkannya lagi.

Gavin tidak bisa membantahnya.

"Dan kemarin aku kebetulan melihat orang yang membawa kotaknya, kenapa bisa begitu kebetulan? Aku rasa pasti Profesor Michael ingin membawa pergi sampel racunnya, jadi dia cepat-cepat menyiapkan orang yang membawa kotaknya. Jadi masalahnya, dia bawa kemana sampel racun ini ? "

Kemudian Gavin dengan penuh konsentrasi memikirkannya, lalu mengatakan "Kita tanya ke Jerome !"

"Bagaimana kalau kita kembali ke Miami sekarang?"

"tidak perlu, aku rasa, Jerome sudah datang. "

"Bukannya dia ditahan oleh pihak Miami?"

"Kalau dia di tahan di kota P ? Bagaimana dia bisa pergi ke kota Jakarta kalau dia benar-benar bisa ditahan?"

Begitu Laras memikirkannya, benar juga, kemudian berkata, " Jadi kita harus pergi ke mana untuk mencari dia ?"

“Tempat penelitian sudah dalam pengawasan yang ketat, Jeremi pasti sudah tahu kalau dia yang melakukannya, kalau dia yang mengurusnya malah akan tambah bahaya, tua-tua keladi, kalau dia bisa melewati Jeremi dan seniornya, sudah tidak perlu mencari aku lagi. Tunggu saja, dia yang akan mencari kita. "

"Iya juga, kalau begitu kamu tunggu dirumah dan menunggu kabar, Aku akan pergi mencari tahu tentang keadaan Ella. "

Laras membuka pintu dan hendak turun, tetapi Gavin menariknya kembali, "Bagaimana kamu akan mencari tahunya ? Apa kamu ada orang yang kamu kenal di sini? Kamu sudah tinggal lebih dari empat tahun, bukannya kamu sudah tahu seluk beluk di sini ? masih berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan dari aku?"

"Ha, jadi kamu ingin kejutan? Apakah kamu bercanda, Aku bukan pembuat kejutan, Bagaimana bisa ada begitu banyak kejutan?"

Pada saat ini, telepon seluler Gavin berdering, "Duddddd??? Nomor lokal, apa ini Jerome. "

Laras pun melihatnya dengan penuh perhatian, kemudian Gavin menekannya, "Halo? Ini dari siapa?

"Aku, Jerome. "

Seperti yang diduga.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu