Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1110 Hilang Pikiran

Sesampainya di depan rumah Yuka, Dirga dan Yuka sangat enggan berpisah, sampai melihat Yuka masuk kedalam rumah, barulah dia beranjak pergi.

Yuka menyembunyikan tangan kedalam lengan bajunya, dan setelah berbincang sejenak dengan Ibunya dia pun masuk kedalam kamar.

Sesampainya di kamar, Yuka langsung berlari kedepan meja, menyalakan lampu meja, menjulurkan tangannya di bawah lampu, dan memperhatikan cincin proposal yang diberikan oleh Dirga dengan saksama.

Dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang perhiasan, apalagi tentang berlian. Akan tetapi, dia tahu jelas bahwa berlian di cincin itu jauh lebih besar dibandingkan dengan milik Ibunya, dan juga lebih berkilau.

Di bawah lampu, dia mengerakkan cincin dengan perlahan. Kilau berlian terlihat sangat gemerlap.

Ukuran cincin itu pun sangat cocok di jarinya, dia melepas dan melihat cincin itu dengan sangat teliti, di bagian dalam cincin, terukir inisial “DY”, yang berarti cincin ini khusus dibuat untuknya.

Mulai besok, Yuka harus kembali ke laboratorium sekolah untuk menyelesaikan tumpukan tugasnya. Untuk hal-hal lain, Dirga sudah bilang untuk menunggu kabar darinya.

Di sisi lain, keluarga Ayubi

Raut wajah Dirga sangat serius, alisnya berkerut, mengenai hal ini, dia baru berani mempercayai kebenarannya setelah memeriksa 3 kali, pengkhianatan yang dirasakan bukan apa-apa dibandingkan dengan rasa kecewanya.

Kakek dan nenek sudah tidur, hanya tersisa Musa yang menunggu Dirga di ruang tamu.

“Ayah, aku sudah pulang.”

“Apa sudah dikonfirmasi?”

“Ya, tiga kali, tidak mungkin salah.”

Setelah mendengar berita tersebut, ekspresi Musa juga terlihat kacau, Ia menghela nafas, “Jadi apa rencanamu?”

Dirga dengan sangat tertekan, berkata dengan suara rendah “Hari ini sudah terlalu larut, dan juga sulit untuk membicarakan hal ini di rumah, aku akan membawa dia keluar dan memberi taunya besok pagi, juga untuk tidak membuat kakek dan nenek khawatir. Untuk kakek dan nenek, ayah jelaskanlah dengan baik, terutama nenek, nenek selalu sangat memanjakannya, jangan biarkan dia terlalu sedih”

Musa pun mengganguk, “Hanya itu cara satu-satunya”

Setelah percakapan yang serius,mereka beralih ke topik yang lebih ringan, sudut-sudut bibir Dirga mulai terangkat membentuk senyuman dan dia berkata pada ayahnya “Aku tadi sudah bertemu Yuka, dia sudah setuju untuk menikah denganku, ayah. Aku benar-benar sudah tidak ingin meminta apapun lagi, aku merasa yang diberikan Tuhan padaku sudah cukup banyak”

Kabar ini juga membuat Musa sangat bahagia, ekspresi mendung diwajahnya akhirnya menghilang sedikit, “Hal-hal ini memang seharusnya milikmu. Selamat,Nak. Haruskah aku menyiapkan beberapa barang untuk mengunjungi Dokter Ona ?”

“Tidak usah terlalu bergegas, Yuka belum tamat, terlebih lagi Dokter Ona juga sama sekali tidak pernah membuat pernyataan. Apalagi setelah muncul rumor ini, prasangka buruk terhadapku juga bertambah.”

“Benar juga, selesaikanlah satu per satu.”

Setelah melihat jam, Dirga takut jika lebih malam lagi Amanda akan tertidur, “Ayah, aku akan keatas untuk berbincang sejenak dengan Amanda, kamu istirahatlah lebih awal.”

“Baiklah.”

Saat ini, Amanda sedang berada di kamarnya dengan hati yang gelisah, beberapa hari ini, Dirga berangkat dan pulang kerja seperti biasanya, tidak ada yang berbeda. Akan tetapi, Amanda merasa bahwa sorot mata Dirga terhadapnya berubah.

Setiap Amanda berkata ingin keluar,Nenek selalu khawatir dan ingin mengikutinya. Maka dari itu, dia hanya bisa berdiam di rumah.

Sejak diperingati oleh Laras, Amanda selalu merasa gelisah. Karena Laras telah mengetahui hal ini, maka cepat atau lambat Dirga pasti akan tahu. Haruskah dia mengaku? Akan tetapi, bagaimana dia harus membereskan kekacauan ini? Bagaimana ia memulihkan nama baik keluarga Ayubi dan karir Dirga?

Dia pikir, Dirga pasti tidak akan memaafkannya.

Disaat dia sedang merasa tidak nyaman, terdengar pintu kamar diketuk, kemudian terdengar sapaan Dirga, “Amanda, apakah kamu sudah tidur?”

Sesaat, ia merasa panik, dan untuk pertama kalinya, ia ingin menghindar dari Dirga.

“Aku tahu kamu belum tidur, bolehkah aku masuk?”

Amanda menghela nafas dengan tak berdaya, hanya bisa membukakan pintu sendiri, “Ada apa? Aku baru saja mau tidur.”

“Hanya ingin mengatakan sesuatu. Apakah besok kamu punya waktu luang?”

Amanda tersenyum dan berkata “Aku hanya berada di rumah dan tidak mengerjakan apapun setiap hari. Mungkin aku adalah orang yang tersenggang, ada apa?”

“Baiklah,” Dirga mengangguk, “Kalau begitu, aku akan mentraktirmu makan diluar.”

Amanda semakin panik, sampai senyumannya pun menjadi tidak alami, “Ah,mentraktirku? Hanya kita berdua?”

“Benar.”

“Bagaimana kalau kita ajak juga kakek dan nenek? Akhir-akhir ini karena aku mereka jarang keluar rumah, sekalian ajak mereka untuk jalan-jalan besok?”

Dirga menggeleng kepala, “Hanya kita berdua, aku mau berbicara denganmu”

Entah kenapa, melihat wajah Dirga yang tersenyum tenang, dia tiba-tiba merinding. Amanda hanya bisa mengangguk tidak jelas dan mundur secara perlahan, sesaat sebelum pintu tertutup, Amanda mengepalkan gigi, membuka pintu kembali dan memanggilnya, “Dirga.”

Dirga yang baru saja berbalik, terdiam, berbalik kembali dan melihat Amanda dengan tatapan bertanya.

Amanda menghela nafas panjang, daripada ia diekspos oleh Dirga, lebih baik dia mengaku, siapa tahu dia dapat memberi tahu Dirga kalau dia telah sadar akan kesalahannya.

Dirga melihat Amanda yang ragu-ragu, langsung berkata “Jika tidak ada hal lain, aku akan kembali ke kamar.”

“Akulah yang menyebarkan rumor itu.” Amanda berterus terang.

Dirga tidak terkejut. Bagaimanapun, semakin tenang dirinya, Amanda menjadi semakin panik. Amanda menghampiri dan menariknya kedalam kamar, “Bicaralah dalam kamar.”

Setelah masuk dan menutup pintu kamar, Amanda langsung mengakui segalanya dengan detil.

Akhirnya, Amanda dengan berlinang air mata berkata “Aku iri padanya, atas dasar apa dia bisa memiliki cintamu? Atas dasar apa dia pantas dijaga olehmu? Sekarang setelah nama baikmu jelek, bukankah dia meninggalkanmu? Tapi kamu masih saja tergila-gila padanya, dia tidak pantas.”

Untuk saat ini, Dirga percaya padanya. Setidaknya, semua yang ia akui sesuai dengan informasi yang Dirga tahu.

“Aku telah menemanimu bertahun-tahun, Yuka baru saja mengenalmu dan ia sudah ingin memilikimu sepenuhnya, jangan harap Dirga. Aku tau kau tidak mungkin rela melihatku mati, aku juga begini karena terpaksa, karena sudah tidak ada jalan lain lagi. Aku tidak peduli jika karirmu tidak membaik, aku juga tidak peduli apa apa pandangan otang lain tentang dirimu, kita pergi dari sini, hanya kita berdua, kemanapun boleh, aku tidak peduli, aku hanya ingin bersamamu, aku juga tidak masalah jika kita berkeliling dunia seperti dulu, aku tidak peduli, aku benar-benar tidak peduli.”

“Aku peduli” Dirga akhirnya mematahkan omongan Amanda karena tidak tahan.

Amanda pun menyetujui, “Baiklah, kita tidak usah pergi, kita tinggal disini bersama Kakek dan Nenek, aku akan membantumu menjaga tempat kerjamu, aku bisa melakukan segalanya, jika tidak bisa,aku akan belajar, aku akan menemanimu, aku ingin menemanimu selama-lamanya.”

Dirga menghembuskan nafas, dengan tenang berkata “ Yuka sudah menyetujui lamaran pernikahanku, saat situasi membaik, ayahku akan mengunjungi keluarganya, diskusi untuk pernikahan kita juga bukan hal yang jauh lagi.”

“Ini…” Amanda terlalu terkejut untuk berkata, disaat yang sama hatinya merasakan sakit yang bertubi-tubi.

“ Yuka selama ini tidak pernah bimbang. Tentang hal ini, dia tidak pernah mengatakan apapun. Sekarang setelah kamu mengaku, aku sebagai kakakmu otomatis akan membantumu mengatasi hal ini, ini adalah langkah terbesar yang dapat kulakukan untukmu, dan juga hal terakhir yang akan kulakukan demi kamu.”

Amanda tidak percaya dengan apa yang didengarnya, “Apa maksudmu?”

Setelah hal ini, Dirga juga tidak ingin menyembunyikan apa-apa lagi, dia pun berterus terang “Untung saja kamu tidak melakukan apa-apa terhadap kakek dan nenek maka aku baru melepasmu begitu saja. Jika kamu berani menyentuh mereka, maka aku pun akan menggunakan cara yang 100 kali lipat lebih kejam untuk membalasmu.”

Di dahi Amanda mulai terbentuk lapisan keringat halus, “Aku, aku tidak melakukannya. Apakah Laras yang memberitahumu?” Emosi Amanda tiba-tiba memuncak, “Dia memfitnahku, dia sedang berusaha menghancurkan hubungan kita. Laras sedang membantu Yuka ”

“Tidak ada yang memberitahuku, aku mendapatkan informasi ini sendiri dan bahkan mengecek kebenarannya tiga kali.”

Amanda pun terhantam oleh kenyataan bahwa ia telah kalah telak.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu