Cinta Pada Istri Urakan - Bab 185 Harus Membawanya Pulang Dengan Selamat

Gavin menggeleng dengan tidak berdaya, sebenarnya dia sedikit takut jika kedua kakak beradik ini berkumpul bersama, mereka selalu melakukan hal gila dan membuat orang sakit kepala.

Namun dia dapat melihat jika Laras dan Manda bersama, Laras akan menjadi dirinya sendiri dan sangat bahagia.

Jika Laras bahagia, maka dia juga akan merasa bahagia.

Akhirnya saat peluit tanda untuk berkumpul yang dibunyikan oleh ketua tim berbunyi, Laras dan Manda melambaikan tangan dan mengucapkan selamat tinggal kepada Gavin.

Semua orang melewati pemeriksaan keamanan dengan tertib, Gavin berdiri dan melihat Laras melewati pemeriksaan keamanan dari kejauhan.

Setelah semua rombongan tim sudah masuk ke dalam, barulah Jiang Xiaohe yang berada di bagian paling belakang menyapa Gavin.

"Jenderal Gavin." Jiang Xiaohe dengan hormat memberikannya hormat ala militer.

Gavin juga memberikannya hormat ala militer dengan serius.

"Tugas yang harus kamu lakukan kali ini hanyalah menjelajah dan juga mencari informasi, jangan sampai bertindak gegabah dan membuat musuh curiga."

"Aku mengerti, bos, aku pribadi juga lebih mempercayai kalau Darius sudah mengorbankan dirinya." Wajah Jiang Xiaohe terlihat muram, dia sedikit sulit untuk menerima mengenai hal yang belum lama ini Gavin beritahukan padanya.

Gavin menepuk pundaknya dan berkata : "Kita juga bisa berpikir seperti ini, mungkin saja dia sedang secara tidak langsung berusaha menyelamatkan negara."

Jiang Xiaohe tidak begitu optimis dengan hal ini, "Selama bertahun-tahun dia tidak menghubungi kita, gerakan-gerakan yang paman keempat dan yang lainnya lakukan juga menunjukkan kalau di belakang mereka ada orang berpengaruh yang memberikan arahan kepada mereka, meskipun dia masih adalah orang kita, apa yang sudah dia lakukan ini bertentangan dengan hukum militer kita."

"Tidak usah berpikir macam-macam, mungkin saja orang berpengaruh yang berada di belakang paman keempat bukanlah Darius, kita saja yang sudah berpikir terlalu banyak. Sebelumnya Laras pernah menjadi target paman keempat, di perjalanannya kali ini, aku ingin kamu membawanya kembali dengan selamat."

Jiang Xiaohe menaikkan sudut bibirnya lalu tertawa sambil berkata : "Bos tenang saja, aku Jiang Xiaohe menggunakan nyawaku untuk menjamin kalau aku pasti akan melindungi kakak ipar dengan baik, di saat yang bersamaan juga menyelesaikan tugasku dalam mencari informasi."

"Baik."

--------

Saat sampai di sana, langit sudah gelap, seluruh tim merasa sangat kelelahan.

Dari Jakarta sampai di Da Qing Shan naik pesawat memakan waktu 2 jam, naik bis lagi membutuhkan waktu sepuluh jam, kemudian harus berjalan lagi selama 3 jam.

Selama prosesnya itu ada beberapa mahasiswa yang mabuk darat karena tidak cukup istirahat namun langsung melakukan perjalanan ini, jadi ada yang pingsan karena kelelahan, begitu sampai di tempat tujuan mereka langsung diinfus.

Begitu mereka sampai, gunung Da Qing Shan ini sudah langsung mengintimidasi mereka.

Tempat mereka tinggal adalah sebuah sekolah dasar satu-satunya di sana, itu adalah sekolah yang disumbangkan oleh beberapa orang yang peduli beberapa tahun yang lalu, namun karena beberapa alasan, muridnya semakin lama semakin sedikit, gurunya juga semakin lama semakin sedikit.

Sekolahnya hampir bisa dibilang kosong.

Karena terlalu miskin, banyak anak muda di Da Qing Shan ini yang harus bekerja di luar, jadi di rumah hanya ada orang tua dan anak kecil.

Keluarga yang memiliki orang tua yang sedikit lebih kuat, anak-anaknya dapat hidup dengan sedikit lebih baik, ada makanan untuk dimakan, ada pakaian untuk dipakai dan juga bisa belajar.

Namun jika memiliki orang tua yang kesehatannya tidak baik, anak-anak di keluarga itu dari kecil saja sudah harus bekerja untuk membiayai keluarganya, jangankan belajar, bahkan makan saja susah.

Sudah tidak ada guru yang bersedia datang ke sekolah yang besar ini, anak-anak yang mampu untuk bersekolah itu juga menjadi tidak bisa bersekolah lagi.

Laras dan Manda berbaring di atas ranjang dan merasa kalau kaki mereka sudah mati rasa.

Terlebih Manda yang dari kecil sudah terbiasa hidup mewah, saat dia naik bis dan memuntahkan semua cairan kuning yang ada di perutnya, dia langsung menyesal sudah datang kemari.

"Hais, dari awal harusnya aku mendengarkan perkataan orang tua untuk tidak datang kemari."

"Kita sudah terlanjur datang juga, lagipula hanya 1 bulan, tahan saja, jika kamu kembali sekarang, bukankah ayah dan ibumu akan merendahkanmu?"

"Laras, apakah kamu mendengar apa yang diucapkan oleh ketua tim, sekolah ini hanya memiliki 12 orang murid, sekolah sebesar ini ternyata hanya memiliki murid sesedikit itu."

"Emm, besok baru kita bicarakan lagi saja, sekarang aku sangat ngantuk."

"Aku juga, tidurlah."

Keesokan harinya, satu-satunya guru yang ada di sini, yang juga merupakan kepala sekolah memimpin kedua belas orang murid itu untuk mengadakan upacara penyambutan yang sederhana untuk para relawan.

Anak-anak ini ada yang masih kecil ada yang sudah besar, semuanya mengenakan seragam baru yang sama namun tidak pas dengan tubuh mereka, kedua mata mereka menyinarkan tatapan mata yang sederhana dan polos, senyuman di wajah mereka terlihat penuh dengan ketulusan.

Para relawan ini membawakan seragam, buku-buku baru dan juga beberapa peralatan menulis untuk anak-anak itu

Laras membagikan seluruh makanan kecil yang dibawanya kepada anak-anak itu.

Dibandingkan seragam, buku dan juga peralatan menulis, makanan kecil Laras lebih disambut dengan hangat oleh mereka, mereka semua seketika itu juga langsung mengingat ibu guru Laras yang dikuncir ekor kuda dan juga wajahnya paling cantik ini.

Kegiatan kali ini sangat tidak mudah untuk diadakan.

Agar semua anak-anak dapat sebisa mungkin mendapatkan pengajaran, kepala sekolah aktif menghubungi semua kepala keluarga, dia pergi ke setiap rumah untuk memberitahu mereka, berusaha keras untuk membujuk setiap keluarga untuk mengirim anak-anak yang masih berada di dalam usia sekolah untuk datang ke sekolah.

Namun tetap ada banyak anak-anak yang tidak bisa ikut berpartisipasi, jumlah anak-anak yang berpartisipasi jauh lebih sedikit dari yang sudah direncanakan.

Alasan mengapa mengadakan kegiatan ini saat sedang liburan musim panas adalah untuk mendapatkan banyak mahasiswa yang tidak profesional untuk mengajar, karena sangat sedikit guru yang bersedia untuk melepaskan penghasilan yang cukup besar dengan mengajar di summer camp untuk datang kemari sebagai tenaga kerja gratis.

Sekarang ada lebih banyak relawan yang datang kemari untuk membantu daripada orang yang membutuhkan bantuan.

Hal ini menjadi sedikit canggung.

Kepala sekolah bersalaman dengan ketua tim dengan sangat bersemangat, dia berkata : "Aku benar-benar berterima kasih kepada kalian semua, untuk sementara aku menyerahkan anak-anak ini kepada kalian, aku masih akan pergi ke dalam desa untuk sebisa mungkin memanggil anak-anak untuk datang bersekolah."

12 orang murid itu sudah mengganti seragam mereka dengan seragam yang pas untuk mereka, mereka duduk di kelas yang bahkan setengahnya saja tidak terisi penuh, namun mereka semua sangat bersemangat dan belajar dengan sungguh-sungguh.

Karena ada lebih banyak relawan, jadi beberapa relawan mahasiswa S2 diatur untuk memberikan pengajaran, Laras dan yang lainnya yang adalah mahasiswa S1 diberikan pekerjaan yang lain.

Laras dan Manda diatur untuk ikut dengan kepala sekolah ke dalam desa, Jiang Xiaohe yang bertugas untuk melindungi ikut dengan mereka.

Tim kecil yang beranggotakan empat orang ini langsung berangkat setelah makan siang.

Manda berbisik kepada Laras : "Xiao Wu dan beberapa pria yang lain diberikan tugas untuk memotong rumput, rumput itu bahkan lebih tinggi daripada orang, untung saja kita tidak usah pergi ke sana. Kita melakukan kunjungan ke rumah-rumah, ada makanan, ada minuman, bagus sekali bukan."

Sayangnya kebahagiaan yang diam-diam Manda rasakan ini pada 2 jam kemudian sudah hilang sepenuhnya.

Karena mereka sudah berjalan 2 jam namun baru sampai di rumah siswa pertama.

Kepala sekolah malah berkata kalau ini adalah rumah pertama yang paling dekat dengan sekolah.

Manda merasa ingin menangis, hatinya semakin merasa menyesal.

Itu adalah rumah yang sangat sederhana, dinding yang terbuat dari batu bata dan lumpur, jendela yang ditempelkan dengan kertas dan juga pintu yang terbuat dari kayu, menurut persepsi mereka, rumah seperti ini hanya ada di masyarakat kuno dulu atau di dalam museum sebagai benda peninggalan bersejarah.

Laras dan Manda saling memandang, mereka sangat tercengang.

Kepala sekolah memperkenalkan : "Murid ini bernama He Xiaocui, dia adalah siswa terbaik di sekolah dasar Da Qing Shan ini, orang tuanya bekerja di luar sepanjang tahun, belum lama ini neneknya meninggal, dia masih mempunyai seorang kakek yang hanya bisa berbaring di atas ranjang dan juga seorang adik laki-laki, jadi dia tidak bisa pergi ke sekolah."

"Akan tetapi gadis kecil ini sangat pintar dan juga sangat ingin belajar, benar-benar sangat disayangkan jika dia melepaskan sekolahnya begitu saja. Aku pernah berpikir, jika bisa membantunya mengatasi persoalan kakek dan juga adiknya, maka dia bisa datang ke sekolah."

"Anak-anak ini sangat kasihan sekali, menurut kalian di tempat semiskin dan seterpencil ini, jika tidak belajar, mana mungkin ada jalan keluar untuk mereka?"

Mereka berjalan ke depan pintu, sebelum sempat membuka pintunya, mereka langsung mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumah.

"Kamu pergi ke sekolah, cepat pergi!"

"Aku tidak mau pergi, Xiao Ming akan sembarangan berlari, jika dia berlari keluar lalu tidak kembali lagi bagaimana?"

"Kunci pintunya, jika masih tidak bisa, kamu ikat Xiao Ming, tidak peduli bagaimanapun, kamu harus pergi ke sekolah."

"Kakek, aku tidak mau pergi, aku tidak tenang meninggalkan kalian."

"Gadis bodoh, memangnya kamu ingin selamanya berada di gunung ini? Kakek hanya bisa menemani kalian beberapa tahun lagi, nanti meskipun kamu bisa keluar dari gunung ini, bagaimana kamu bisa bertahan hidup jika tidak memiliki keterampilan?"

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu