Cinta Pada Istri Urakan - Bab 456 Suami Bisa Dicari Lagi

Rumah sakit, Laras dan Fanny membawa buah tangan untuk menjenguk Manda.

Beberapa tahun Laras diluar negeri, Fanny dan Manda adalah teman yang terdekat dengannya.

Kamarnya adalah kamar suite, didalamnya ada kamar tidur, diluarnya ada ruang tamu, Manda baru melahirkan anak, masih istirahat di kamar tidur, Rendra selaku ayahnya lagi menjaganya, Allen dan Alexa diluar melayani saudara-saudara dan teman-teman yang datang menjenguk.

Melihat mereka, Laras terlihat lebih gelisah dalam pemikirannya, dia sudah memikirkan beberapa macam perasaaan dihatinya, tapi masih saja tidak bisa menghilangkan rasa gelisahnya.

"Paman, Tante." akhirnya dalam pemikirannya, dia memilih mengubah panggilan, sekarang dia bukan menantu Pradipta lagi, kalau memanggil paman pertama dan bibi pertama, mereka akan merasa canggung.

Allen mengangguk, melihat Laras dan tidak mengatakan apapun.

Beda dengan Allen, Alexa melihat Laras dengan penuh kesayangan, dia mengawasi Laras dan bertanya, "nak, Apa kabar?"

Perkataan Alexa yang lemah lembut membuat Laras merasakan kenyamanan, dan merasa gembira Manda mempunyai mertua perempuan ini, itu adalah keberuntungannya.

“Terima kasih perhatian bibi, aku baik.”

“Sepertinya kamu lebih kurus, satu orang membawa dua anak pasti susah ya?"

"Masih bisa, hehe."

“Dapat info satu anak laki-laki, satu anak perempuan?"

"Em."

"Laki-laki perempuan, bagus sekali, walaupun jadi ibu itu susah, tetapi melihat kedua anak, hati sudah puas."

Ini adalah perkataan yang penuh dengan kehangatan yang pertama kali dia dengar sewaktu pulang dari luar negeri, perkataan yang tanpa sindiran, tanpa ejekan, bagaikan sama-sama sebagai ibu.

Dia mengangguk dengan tersenyum, "Benar, mereka bahagia, aku juga bahagia."

Dengan sederhana mereka berbicara, setelah itu Laras dan Fanny masuk ke dalam menjenguk Manda.

Manda tidak seperti baru melahirkan anak, sangat gembira ingin menggendong anaknya, Mukanya dan pikirannya segar, tidak pucat .

Dan, karena kehamilannya membuat muka dia lebih bulat, saat ini kelihatan gemuk bahagia.

Rendra duduk disebelahnya, melihat bayi yang terbaring di tempat tidur, ingin menggendongnya, tapi tidak berani menggendongnya, sebentar-sebentar dia membalikkan muka ke Manda, penuh dengan cinta kasih.

Adegan seperti ini, Laras tidak ingin melihat, melihatnya membuat hatinya sedih, sedih terhadap diri sendiri di masa lalu.

Fanny bergaya tidak peduli, "Kasih aku lihat anak angkatku......aduh, bayi sekecil ini benar bayi perempuan kalian? Ada mutasi genetik kah?"

Mendengarnya, Rendra tidak suka, "Kamu tidak melihat ke ruangan sebelah, dokter sudah bilang, anak perempuanku adalah anak yang tercantik dikamar bersalin."

"Benar?"

Laras melihat ke bayi yang baru lahir, berkata: "Anak waktu lahir semuanya begini, ini benar sudah termasuk cantik, putih bersih, kamu tak pernah lihat waktu Nana dan Bobi lahir, hitam-hitam berkerut, kecil sekali, kelopak mata bengkak seperti ikan, mata tak bisa membuka, ada penyakit kuning, dulu tidak merasakan jelek, sekarang melihat foto kembali, aduh, jeleknya sampai aku tidak kenal."

Sesaat itu, bayi mengenggamkan tangannya, mengeliat, mengerutkan alis dan menguap, serasa sel seluruh tubuh menguap, membuat Fanny gembira sampai mulut terbuka, "Hahahaha, anak manis, dengar kata mama angkat gembira tidak? sudahlah sudahlah, diselidiki kamu termasuk anak cantik, cepat-cepat dewasa, mama angkat akan belikan baju yang cantik untukmu, bisakah?"

Dalam kesempatan ini Laras berkata: " Ibu Fanny, jangan cuma bicara saja, bisakah belikan baju untuk Nana yang kamu janjikan dulu?"

Fanny: "Hm, Manda coba kamu lihat, setelah jadi bos besar, sudah menjadi pemeras, gaji segitu pun mau dikuras, muka kapitalis

Laras: " Direktur Tiffany tidak puas dengan bonus akhir tahun?"

Fanny segera tertawa dan berkata: "Puas-puas, Bos Laras hebat, hidup Bos Laras."

Manda melihat mereka beradu mulut, sangat cemburu dengan mereka, "Ay, Mulai hamil aku berada dirumah terus, aku sudah bosan sekali, sekarang akhirnya melahirkan, kalian sana ada kekurangan wanita yang tugas buat teh di kantor?"

Fanny: "Kenapa, Penyiar besar ingin mengubah karir?"

Manda: "Kamu bos manajer investasi terkenal saja bisa mengubah karir, kenapa aku tidak bisa?"

Fanny menggeleng-gelengkan kepala, "Orang baik jangan memikirkan kepandaian dulu, aku sekarang hanya akuntan kecil, masih harus mendengarkan perintah Bos Laras."

Laras: "Jangan-jangan, menuang teh di kantor adalah pekerjaanku, jangan kalian merebutnya."

Diluar ada suara, sepertinya ada yang datang, Rendra melihat mereka bercanda gurau dengan gembira, berkata: "Aku keluar lihat, Manda, jangan terlalu capek ya."

"Iya lah."

Setelah Rendra pergi, Laras duduk di tempat dia, melihat bayi di keranjangnya,

memiliki perasaan yang tak terlukiskan.

Seseorang, setelah lahir sudah berada di jalur perhentiann orang.

"Apa nama anakmu?"

"Manman Pradipta, nama anakmu Bobi dan Nana, jadilah nama anakku Kiki, kehamilan kedua namanya Namnam, menjadi kelompok Bo Na Ma Na menjaring dunia.

***(Bo Na Ma Na = lagu terkenal KPOP Suju)***

Fanny menghampiri dan berkata: "Kalau begitu nanti anakku bernama Shinee, kita jadikan band.”

Laras tersenyum, "Lalu Exo, Goblin, Dududu, Blackpink."

Fanny kedengarannya salah, tapi tidak tahu salah dimana.

Manda mengerti, tertawa sampai mulut terbuka, "Hahahaha, Fanny adalah gadis single, dia tidak mengerti."

Sewaktu berbicara, pintu terbuka, "Cepat aku mau lihat anak."

Mendengarkan suara yang dikenalnya, Laras membalikkann kepala, tiba-tiba serasa menjadi batu.

Anna, ternyata dia, bukannya dia menemani papa di Hainan, kapan dia pulang?

Anna juga melihat Laras, tapi dia tidak sekaku dan canggung dibanding dengan Laras, segalanya seperti biasa.

Dia berjalan menuju tempat tidur, melihat anak bayi, membalikkan kepala berbicara dengan Alexa: "Kening tinggi hidung mancung, persis seperti Rendra sewaktu lahir, hoki besar."

Dia juga membalikkan kepala berbicara dengan Manda, "Muka Manda bagus, ada merasakan apa?"

"Aku baik, terimakasih perhatian bibi kedua."

Anna mengambil Amplop merah di tasnya, dan satu gelang emas, gelang disertai mutiara emas, sangat unik, "ini hadiah dariku, semoga anak bisa sehat, sejahtera dan bahagia."

"Terimakasih bibi kedua."

"Sama-sama, simpan baik-baik."

Setelah memberikan hadiah, Anna keluar, dalam waktu tidak sampai 3 menit, pandangannya tidak tertuju pada Laras, berbicara dengan biasanya seperti sama sekali tidak kenal sama Laras.

Laras tidak peduli, hanya kelakuannya tidak seperti Anna, segala emosionalnya terlihat dimukanya.

Fanny mendorong dia, "Wei, Bos Laras, orang lain biasa saja, kenapa mukamu masih masam?"

"Mana ada?! Laras membantahnya.

Diantara mereka berani mengatakan segalanya, Fanny hanya merasakan ketidakadilan, "Kamu jangan membantah, dimukamu ada tulisan"BERDUKA" masih mau bohongku?"

Dia melihat pintu sudah tertutup, dengan berani berkata: "Sudah 4 tahun, mereka bisa melepaskan diri kehilangan anak, kehilangan suami bisa dicari lagi, bukannya harusnya aku hidup lebih bahagia dari mereka?"

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu