Cinta Pada Istri Urakan - Bab 40 Ciuman Paksa (1)

Alasan mengapa masa muda disertai dengan rasa sakit, itu karena adanya penyesalan.

Mengingat masa lalu, adegan-adegan yang menyenangkan, lucu serta mengesalkan itu terus diputar di benak Laras, seolah enggan meninggalkannya.

Saat SMA, waktu mereka menjadi teman sebangku, mereka berdua adalah murid yang cukup terkenal di sekolah, Christian adalah idola seluruh sekolah, sedangkan Laras sebaliknya adalah murid yang terkenal bermasalah.

"Hei, pinjamin aku kertas ujianmu, aku mau salin."

"Hei, guru udah bahas sampai di mana?"

"Hei, kue yang diberikan oleh gadis tercantik di kelas 2 itu kasih ke aku saja, aku bantu kamu habiskan."

"Christian, kamu jangan meremehkanku terus, seolah-olah aku bersedia duduk denganmu saja, huh, jangan melewati garis ini!"

Setiap adegan yang dulu pernah dialami oleh mereka berdua bagaikan film yang begitu jernih dan hidup, terus-menerus diputar di benak Laras.

"Apakah kamu masih ingat sebelum ujian masuk perguruan tinggi, aku pernah berkata kepadamu kalau aku ingin mengatakan sesuatu setelah selesai ujian?"

Laras terlihat terkejut, dia berusaha mengingatnya kembali, "Memangnya pernah?"

Christian akhirnya menoleh dan menatapnya, ini juga merupakan pertama kalinya dia berani menoleh dan berhadapan muka dengannya, ucapannya mengandung sedikit kemarahan : "Waktu celanamu menjadi merah itu."

"......" dia bisa tidak mengingat ucapannya, karena biar bagaimanapun juga dia sudah mengucapkan banyak hal, itu wajar jika dia melupakannya, tetapi soal celananya yang menjadi merah karena terkena darah, itu hanya terjadi satu kali, dia tidak akan pernah melupakannya seumur hidupnya.

Di suatu malam menjelang ujian masuk perguruan tinggi, di saat mereka sedang belajar, saat itu sudah hampir waktunya bubaran kelas, tiba-tiba Laras merasakan sakit di perut bawahnya, setelah itu dia merasakan sesuatu yang hangat mengalir keluar.

Dia datang bulan, bulannya benar-benar pintar memilih waktu untuk datang.

Laras telungkup di atas meja dan menahannya dengan diam-diam, dia ingin menunggu rasa sakitnya berlalu barulah dia pergi.

Dia terus menunggu sampai selesai pelajaran, setelah itu, murid-murid satu persatu meninggalkan kelas.

"Hei, kenapa kamu masih belum pergi?" Laras merasa sedikit panik, juga sedikit kesal, celananya pasti sudah berlumuran darah, dia ingin segera pergi setelah semua murid yang lain sudah pergi.

Christian menutup kertas ujiannya, dia tidak menatapnya, hanya bertanya dengan dingin : "Mau ditutupi tidak?"

"Hah?"

Christian meliriknya sebentar dengan menggunakan ekor matanya, hanya sebentar saja, lalu dia segera mengalihkan pandangannya kembali, "Jaketku lebih panjang, mau meminjamnya tidak?"

"......" Laras langsung mengerti maksud perkataanya, wajahnya memerah seketika, "Boleh, terima kasih."

Christian bangkit berdiri, matanya tidak pernah menatapnya, lalu dia berkata dengan dingin : "Tidak perlu berterima kasih, hanya saja Laras, setelah ujian berakhir, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu."

"Hah? tidak bisa mengatakannya sekarang saja?"

"Emm."

"......" terserah kamu sajalah, yang penting kamu senang.

Tetapi setelah ujian selesai, tetap tidak ada kabar dari Christian, akhirnya pelan-pelan Laras juga melupakan tentang hal ini.

"Sepertinya.... memang ada hal yang seperti itu," Laras samar-samar mengingatnya, lalu dia bertanya, "Kalau begitu kenapa kamu sesudahnya tidak pernah mencariku?"

Christian tertawa dengan pahit, "Begitu selesai ujian, aku langsung pergi mencarimu, tetapi kamu sedang mencarikan pasangan untukku, bahkan kamu berjanji kepada gadis itu akan memanggilku keluar untuk berkencan dengannya."

".......hehe." Laras merasa canggung, sepertinya memang pernah terjadi hal seperti itu.

Gadis itu adalah gadis tercantik di kelas 2, Laras pernah beberapa kali memakan kue darinya, karena dia sudah memakan kuenya maka dia merasa harus membantunya, gadis itu ingin mengajak Christian menonton film, jadi dia meminta tolong kepadanya, Laras tentu saja tidak dapat menolak.

Sehingga dia langsung membual, "Tidak masalah, kebetulan Christian ada urusan yang ingin dibicarakan denganku, setelah dia menghubungiku, aku akan menghubungimu, kita akan pergi bersama-sama, saat sampai di sana aku akan mencari alasan lalu pergi dari sana."

Saat itu dia benar-benar bertindak bagaikan seorang mak comblang, memberikan gadis itu banyak ide dan masukan, dia memberitahukan gadis itu segala kebiasaan dan hobi Christian, benar-benar berusaha untuk menjodohkan mereka.

Christian kebetulan melihat adegan ini, dia merasa sangat marah, dan kemarahan tuan muda yang angkuh ini memakan waktu selama liburan sekolah, termasuk setelah mereka masuk universitas dan kemudian menjadi teman sekelas, dia tetap mempertahankan keangkuhan dan sikap dinginnya, dia selalu tidak mempedulikannya.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu