Cinta Pada Istri Urakan - Bab 272 Kamu Tidak Tahu Kalau Aku Raja Serigala?

Makan malam di kediaman Gavin sangat mewah hari ini, dapur mulai sibuk sejak jam 3 sore.

Ketika Laras pulang dari sekolah melihat ada makanan lezat diatas meja, jangankan air liur, biji matanya pun hampir jatuh.

“Hari ini hari apa?” dia bertanya pada pelayan.

Pelayan berkata : “Nona muda, Tuan muda pulang hari ini.”

“Kalau ini aku tahu, dia mengirimiku pesan, tapi juga tidak harus masak sebanyak ini ketika dia pulang kan?”

“Ini perintah nyonya besar.”

“……..” Laras menghela napas, melihat kearah meja, pertama ada telur hitam, sup kelamin sapi, tongseng kambing, iga sapi bakar, semuanya adalah menu besar, dan semuanya adalah bahan penambah nafsu birahi.

Dia sungguh mengobarkan semangatnya bulat-bulat, demi bisa menggendong cucu, nenek sangat bersungguh-sungguh.

Dia mendadak ada perasaan bersalah, orang tua sudah tulus berusaha keras, tapi mereka masih diam-diam menunda kehamilan.

“Laras sudah kembali?”

Suara nenek terdengar dari dalam, Laras lekas merespon, “Iya nek, aku pulang, saat aku naik mobil, dia bilang sudah berangkat, mungkin sudah setengah perjalanan.”

Nenek menarik Laras, pelan-pelan memanggilnya dan berkata: “Nenek sudah siapkan barang bagus untukmu malam hari ini, kamu setelah makan segera mandi, barangnya ada di rak kamar mandi, ingat ambil ya.”

“Barang bagus apa?”

Nenek hanya tertawa dan tidak berkata, “Kamu lihat akan tahu, harus dipakai, oke, berjanjilah pada nenek.”

“Hah, makanan bukan ?”

“Bukan, sudah jangan menebak, kamu lihat dulu nanti akan tahu, barang yang baik untukmu dan Gavin.”

Laras dalam hati berpikir, tidak lain tidak bukan sesuatu yang bermanfaat untuk kehamilan, mungkin permintaan anak dan sejenisnya yang nenek dapatkan dari berdoa di kuil.

“Baiklah baiklah, aku pasti memakainya, sesuatu yang sudah nenek siapkan pasti barang yang bagus, terimakasih nenek.”

“Baiklah, nenek sangat menyukaimu.”

Tidak lama kemudian, mobil Gavin memasuki halaman kediaman Gavin.

Laras berdiri di pintu menatapnya, ketika Gavin mendekat, dia segera melompat naik ke pinggangnya.

“Hei……tambah berat sekali…..” Gavin memeluk pahanya, dengan sengaja membungkuk dan terus-terusan memeluk tubuhnya.

Laras mengangkat bibir mungilnya dan berkata: “Iya, memangnya kenapa kalau aku gendut? Kenapa begitu melebih-lebihkan ?”

Gavin berpura-pura sekuat tenaga mengangkat pinggangnya, mengerutkan alisnya dan berkata: “Kira-kira bertambah 5 kilo!”

Laras dengan keras membantah: “Mana ada 5 kilo, hanya bertambah 2 kilo, 2 kilo, hanya dua kilo!”

Gavin tertawa terbahak-bahak menggodanya.

Laras turun dari badannya dan menariknya masuk ruangan, tidak boleh dia sendiri yang menghabiskan sup buatan nenek, dia juga harus mencicipinya.

“Nenek, Gavin sudah pulang, sudah bisa mulai makan.”

Di meja makan, Gavin akhirnya mengerti senyum Laras yang penuh semangat tadi, hidangan besar yang ada dimeja, dua pertiga hidangan adalah tugasnya.

Dibawah meja, dia menggunakan kakinya untuk menginjak kaki Laras, dengan pelan berkata: “Pantas saja kamu bertambah gendut.”

Nenek mendengarnya langsung memotong pembicaraan: “Gendut sedikit bagus lah, lebih banyak kolagen, daging akan lebih padat, bukankah tanganmu akan lebih terasa enak saat memegangnya?”

Sewaktu nenek berbicara, kedua alisnya terangkat, seperti sedang mengisyaratkan kepadanya.

Gavin juga tidak dapat berkata apa-apa lagi, dengan terus terang, “Nenek, sekali bicara langsung mesum, sebagai orang tua tidak baik kamu mengajarkan yang buruk.”

Nenek tertawa, “Baiklah baiklah, aku tidak bicara lagi, setelah kamu habiskan sup penambah nafsu ini aku akan diam.”

Gavin : “……”

Laras tidak menahannya, hanya tertawa terkekek-kekek.

“Kamu juga jangan tertawa, ini milikmu, tidak dihabiskan tidak boleh pergi dari meja.”

Laras : “……”

Gavin akhirnya berkata: “Nenek, makan malam terlalu banyak akan mempengaruhi pencernaan, lagi pula makan terlalu kenyang tidak efektif untuk berolah raga.”

Nenek sudah tahu bahwa dia akan berbicara seperti ini, dia tersenyum menjawab , “Setelah makan, kalian berdua keluar jalan-jalan untuk relaksasi, tidak menyuruh kalian setelah makan langsung membuat anak.”

Gavin : “…..”

Laras : “……..”

Waktu makan malam yang panjang sudah berakhir, wanita tua itu ingin menonton Reallity show, dan pasangan muda bersiap untuk jalan-jalan keluar.

Malam awal musim gugur, angin yang sejuk, tercium aroma semerbak bunga, sangat cocok untuk berjalan-jalan.

Jalan yang ramai ini tidak menjadi sepi karena malam telah tiba, sampai dimalam hari, justru semakin bertambah ramai.

Gavin menarik Laras, berjalan perlahan disepanjang jalan ini.

Dia mengganti pakaian militernya, memakai kemeja putih dan celana bahan warna hitam.

Namun, sesederhana penampilannnya pun tidak bisa menutupi kepribadiannya yang ningrat.

Dibawah lampu, sosoknya yang tinggi tegak yang terlihat jelas diantara kerumunan orang, wajah tampan tak tertandingi yang menarik banyak perhatian orang.

Dia seperti cahaya, kemanapun dia pergi, tidak lepas dari pandangan orang-orang.

Dia seperti raja yang mengendalikan seluruh dunia, kepribadiannya yang tinggi dan terhormat, membuat orang yang lalu lalang hanya berani memandang, namun tidak berani mendekat.

Oleh karena itu, Laras juga menarik perhatian, bagaimanapun juga dia adalah satu-satunya orang yang berjalan disamping orang yang bercahaya.

Maka dari itu, Gavin enggan pergi ke tempat ramai, lebih suka berjalan di tempat yang lebih sep.

i“Pekerjaanmu sudah selesai semua hari ini? Jangan pergi pulang cuma untuk lembur.” Laras berbicara dengan lirih.

“Sudah tidak sibuk, aku tidak akan pernah bisa menyelesaikan semua pekerjaanku, aku masih mau hidup.”

Laras mendengarnya tidak tahan untuk mengejek, “Oh, Pak Gavin masih tahu tentang kehidupan, sangat langka.”

Gavin tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, pandangannya mengarah kepadanya dan berkata : “Kamu yang membuatku mengerti akan kehidupan.”

“…….” Heeh, merinding buat geli saja.

Tanpa menunggu bagaimana dia merespon, dia tiba-tiba merentangkan lengannya yang panjang, telapak tangan memeluk pinggangnya dan menariknya lebih dekat.

Dia membungkuk, menekuk kepalanya dan mendekat, bibir seksinya, menempelkan padanya.

Kebetulan tidak ada lampu dijalan ini, hanya ada cahaya bulan yang menemani, menariknya ketempat gelap dan menciumnya, sungguh ini adalah keinginannya.

“Menyebalkan.” Laras memandangnya dengan malu-malu.

“Nenek sekarang tinggal di rumah, sudah merepotkanmu, terimakasih juga sudah menemaninya.”

“Ada apa? Aku suka menemani nenek, nenek sangat lucu, dia memaksaku meminum suplemen itu setiap hari, aku luluh dan jadi gendut.”

Gavin tertawa, “Jangan khawatir, bukannya kita olahraga bersama malam hari sudah ok.”

“Binatang buas.”

“Yes.”

“…….Kamu tidak malu malah mengakuinya?”

“Kamu tidak tahu kalau aku raja serigala?”

“………” Baiklah, aku mempercaiyaimu.

Ketika keduanya sedang membicarakan masalah percintaan, tidak jauh tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing.

“Turun dari mobil, menyingkir kamu, Aku tidak tertarik padamu.” Itu adalah suara Tanu Dibyo, “Jadi, jangan sampai aku melihatmu lagi.”

Gavin dan Laras mengabaikan suara itu, itu di jalan dan dibawah lampu penerangan jalan, sehingga mereka bisa melihatnya, namun dia tidak bisa melihat mereka.

Seorang wanita cantik yang bertubuh seksi diusir Tanu turun dari mobil.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu