Cinta Pada Istri Urakan - Bab 806 Tidak Bisa Menahan Perasaan Terhadap Uang

806

Meskipun Sandra sudah berjanji kepada kakak sepupunya, tetapi, dalam hatinya masih ada keraguan.

Selain itu, dia meninggalkan sebuah niat, membawa pena rekaman bersamanya.

Sesampainya di rumah, dia mengurung dirinya sendiri di kamar, bersembunyi didalam selimut, mendengarkan satu per satu kata-kata kakak sepupunya.

Dia tidak pintar, reaksi juga tidak cepat, sebentar lagi otaknya akan kebingungan, tetapi, saat dia tenang sejenak, menganalisis dengan hati-hati, berpikir dengan dengan hati-hati, dia juga akan mengerti.

Kakak sepupu sendiri tidak ingin menyinggung Laras, menyingung keluarga Pradipta, jadi sengaja mendorongnya keluar untuk memprovokasi dan membuat Laras tidak senang.

Pada saat itu, ponselnya bergetar, itu adalah pemberitauan sms yang dikirim oleh kartu bank jika dana diterima.

Dia melihat, itu adalah uang yang dikirimkan oleh kakak sepupu.

“Wow ! “ dia langsung melompat dari tempat tidurnya, “ Wow! Wow! Wow! ”

100 miliar, kakak sepupu benar-benar mengirimkan uang 100 miliar.

100 miliar ini sudah cukup sebagai dana awal membuka toko baju pengantin, dia ingat ketika membuka toko baju pengantin pertama, dana awal hanya 40 miliar, dia mengambil 50 % dan mengeluarkan 20 miliar, kakak sepupu sudah mengeluarkan 16 miliar, Geni dan Taning mengeluarkan 4 miliar.

Tetapi sekarang, kakak sepupunya sangat murah hati, dalam satu nafas telah memberikannya 100 miliar, dan pesan pengirimnya adalah – hadiah.

Hadiah, sejumlah uang yang besar, kakak sepupu benar memberikan secara gratis kepadanya.

Untuk penuntutan yang tidak mencari hasil, untuk 100 miliar, itu sangat berharga.

Dia berpikir.

Ini, terdengar suara ketukan pintu kamar, itu adalah mama Sandra diluar mengetuk pintu, “Sandra? Sandra? Kamu sudah lama bersembunyi di kamar tidak keluar, sedang apa? Sudah mau makan malam, cepat keluar. “

“mama, masuk.”

mama Sandra membuka pintu masuk, Sandra bertanya langsung: “mama, perusahaan papa butuh berapa banyak uang baru bisa melewati krisis?”

“Kamu tidak perlu pusing papamu, masalah kamu sendiri saja sudah cukup sibuk.”

“Aku serius, butuh berapa banyak?”

“Aku tidak tahu secara spesifik, bagaimana bisa mendapatkan puluhan miliar.... hai, kamu tidak perlu khawatir, papamu bisa menyelesaikannya sendiri, papamu beberapa hari ini sedang berjalan ke bank, pergi bertemu teman, bisa mengumpulkan uang. “

Sandra tidak tega melihat papa kesana kemari, bertanya orang untuk meminjam uang, pasti susah diterima, menaruh harga diri dan postur pada posisi terendah, memohon kepada orang, dan masih harus melihat raut wajah mereka.

Tetapi, jika dia ada uang, bisa membantu papa melewati krisis, juga bisa membuka kembali toko baju pengantin, bukankah itu yang terbaik untuk keduanya ?

Tetapi yang harus dia lakukan, hanya mengalihkan ide dan perhatian Laras.

Sandra berpikir, merasa bahwa lebih hemat biaya daripada menjual aset, seperti yang dikatakan kakak sepupu, mereka adalah kakak beradik yang hubungannya sangat erat, dia juga tidak mungkin melukai dirinya, hanya ingin membantu saja.

Jadi urusan ini, Ariel sudah membantunya.

“mama, aku ada cara, jangan biarkan papa pergi memohon ke orang-orang lagi.”

“Apa?”

“Aku bilang aku ada cara, ayo, sambil makan sambil bicara.”

Sejak setelah Leli pergi, Manda ada beberapa waktu lebih mudah marah dan tersinggung dibandingkan sebelumnya.

Wulan hampir berusia dua tahun. Dia bisa berlari dan melompat. Rumah sudah tidak bisa menahan dia lagi. Setiap hari menangis mau pergi ke taman untuk menunggang kuda kayu.

Laras belakangan ini juga tidak sibuk bekerja, waktu sedikit bebas, dalam hal membawa anak-anak dia memiliki pengalaman, jadi sering kesana untuk menemaninya.

“Manda, hari ini Bonbon mencukur kepalanya saat bulan pertama, mari kita pergi lihat.”

“Baik.”

“Mmm, kalau begitu kamu bersiap-siap, setengah jam lagi aku akan tiba didepan rumahmu.”

“Baik.”

Laras menyetir mobil menjemput Manda dan Wulan, atas permintaannya yang kuat, Yuni dan Pandu tidak mengikutinya.

Gavin selalu gelisah tentang keterampilan mengemudinya, ingin menyuruh Pandu orang yang paling dipercaya dia untuk menjadi pengemudi pribadinya, tetapi dalam pandangan Laras, dia benar-benar tidak mau membiarkan orang lain menunggu.

Ditambah lagi, sekarang keamanan publik sangat baik, disiang hari dia juga sering keluar dan tidak ada masalah.

Yang paling penting, dia adalah seorang yang mencintai kebebasan, sepanjang hari diikuti dan dipandangi orang terus, dia akan merasa tidak nyaman.

Sesampainya di rumah Vero, kepala Bonbon sudah dicukur, seluruh tubuhnya berdaging, dengan sepasang mata besar yang cerdas melihat kesana kemari.

Laras mengendong Bonbon, berat, sangat lucu, “ Anak kecil setiap hari terus berubah, setelah mencukur kepalanya, sekarang tampak berbeda lagi..... kak Bon,kak Bon ? kamu terus melotot melihat aku, apakah kamu bisa melihat aku ?”

Anak yang baru 1 bulan, tatapannya masih sangat dangkal, dia hanya bisa melihat ada sebuah barang didepan matanya yang sedang berjalan sana sini, bola matanya juga ikut kesana sini.

“Bon ndut, jangan meloto melihat wanita cantik, mata pun tidak berkedip, tahu tidak?”

Vero tersenyum berkata : “Jangan memberikan anakku banyak nama panggilan, apa ituBon ndut, apakah kami sangat gemuk?”

“Ini masih belum gemuk kah? Kamu lihat, lengannya setebal milik Wulan."

Manda memeluk Wulan, “cepat lihat adik laki-laki, gemuk atau tidak?”

Wulan berkata dengan suara seperti anak-anak: "Bon ndut, sangat gemuk."

Kemudian, hal yang pasti datang, mulut Bon ndut, memuntahkan seteguk besar susu keluar.

Laras berteriak keras, “Wa.... kamu tidak senang kami katakan gemuk? Apakah kamu pikir dengan memuntahkan seteguk susu kamu akan sedikit lebih kurus? Mimpi!"

hanya memuntahkan susu tidak apa, segera setelah itu, wajah Bonbon memerah, ekspresi wajahnya seperti sangat menyakitkan, kemudian “puh” sebentar, ekspresinya kembali bahagia.

Laras yang sedang menggendong dia, meraba pantatnya yang terasa hangat, dia tidak tahu harus tertawa menangis, “Hei, kamu sudah memuntahkan susu lalu membuang kotoran, apakah kamu komplain denganku?”

Semua orang tertawa, bahkan Vero juga tertawa keras, “cepat berikan padaku, aiya Bonbon-ku yang patuh, yang kamu lakukan sudah sangat benar.”

Bibi menggendong anak, sudah makan kenyang, juga sudah membuang kotoran, juga sudah saatnya tidur.

Diruang tamu hanya tersisa mereka, Wulan duduk diatas tikar sambil bermain mainan, Bonbon baru satu bulan, mainan sudah sebanyak ini, sangat pas diberi ke Wulan untuk dimainkan.

Matahari hangat di musim dingin bersinar dari luar jendela, dan itu hanya menyinari area bermain Wulan di tengah ruang tamu. Gambar ini sangat hangat.

Ketiga wanita tersebut duduk diatas sofa, sambil melihat Wulan bermain, sambil bercakap-cakap.

Laras bertanya : “ Sonny sudah bekerja?”

Vero: “mmm, dia berkata lebih lelah di rumah menjaga anak dibandingkan bekerja, aku akan menghadiahinya dengan sebuah pukulan.”

Manda berkata dengan empati: “Jangan gitu, memang benar, kamu sudah melahirkan 1 bulan, sebentar lagi akan merasakan, menjaga anak lebih lelah dibandingkan dengan bekerja, sangat melelahkan.”

Laras menghibur mereka, “Tetapi menjaga anak sangat bahagia bukan? Prestasi apapun dipekerjaan tidak bisa dibandingkan dengan senyuman anak kepadamu, memanggilmu mama.”

“Ya.” Vero dan Manda bersama-sama menjawab.

Vero adalah seorang sutradara yang beruntung, saat pertama kali membuat film sudah mendapatkan penghargaan, meskipun berhenti beberapa tahun, tapi begitu kembali ia mendapatkan posisi tertinggi, apalagi ia juga menjadi populer bertemu dengan Suli dan Dao Minghe dua bintang populer.

Banyak yang berkata meskipun karya Vero tidak banyak, tetapi karya klasik, pemilihan skrip dan aktornya sangat tajam, sehingga semua orang menantikan hasil setelah begitu banyak waktu.

Bahkan Laras dan kawan-kawan, juga sangat menantikannya.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu