Cinta Pada Istri Urakan - Bab 31 Mengubah Persepsinya (1)

Angin bertiup, daun-daun kering yang menguning berguguran, Gavin berdiri sendiri di pinggir jalan, lalu dia menarik gadis yang dilindungi oleh Christian itu ke sampingnya, ekspresinya yang angkuh dan tatapan matanya yang dalam terlihat bagaikan dialah pemilik alam semesta ini, mempunyai kemampuan untuk menguasai dunia.

"Paman kedua...." Gavin mengangkat tangannya untuk memotong perkataan Christian, dia menghela napas dengan tidak berdaya lalu perlahan-lahan melepaskan cekalannya di pergelangan tangan Laras, lalu menaruhnya di pinggang Laras.

Sedangkan Laras saat ini juga tidak menolak kedekatannya dengan Gavin, dia meraih tangan besarnya lalu membuat pelukan mereka semakin mesra.

"Ini?....." Christian menatap mereka dengan bingung, dia memandang paman keduanya yang sedang memeluk Laras, lalu memandang Laras yang tiba-tiba menjadi penurut.

"Dia adalah bibi keduamu." Gavin mengucapkannya dengan biasa saja, sedangkan Christian merasa sangat tidak percaya sampai dia tidak mampu berkata apapun.

Jika dia tidak mendengarnya sendiri dari mulut paman keduanya, Christian tidak akan pernah bisa menyangka kalau mereka berdua mempunyai hubungan seperti itu.

Perlahan-lahan dia sadar kembali dari keterpanaannya, meskipun dia memakai kacamata hitam, tetapi tetap dapat terlihat keterkejutan dan rasa sakit di wajahnya, akhirnya dia mulai mempertanyakannya.

"Kapan?"

"Sudah hampir satu bulan."

"Maksudku, kapan kalian saling mengenal?"

"Juga hampir satu bulan."

"......" wajah Christian terlihat sangat sedih, Laras juga merasa sangat sakit, itu adalah rasa sakit yang tidak bisa dia kendalikan, sampai-sampai dia merasa tidak bisa bernapas.

Gavin tidak mengabaikan perasaan mereka berdua, akal sehatnya memberitahunya kalau hal ini bukan salah siapapun, jadi dia tetap mempertahankan ketenangan di wajahnya.

"Karena tidak ingin mempengaruhi studinya, jadi kami tidak mengumumkannya."

Christian selalu merasakan sebuah perasaan tertekan yang tidak terlihat saat menghadapi Gavin, jadi dia langsung bertanya kepada Laras, "Laras, kamu menikah secara sukarela atau dipaksa?"

Laras : "....."

Gavin : "Christian, pertanyaanmu sudah keterlaluan."

Tetapi Christian bagaikan tidak menyadari peringatan yang datang dari dewa neraka itu, dia lanjut bertanya : "Laras, kamu menikah dengan pria yang jauh lebih tua darimu dan baru saja kamu kenal, apakah kamu benar-benar tidak sedang mengalami kesulitan yang tidak bisa kamu beritahukan kepada siapapun?"

Dari kecil sampai besar, dia selalu kagum dan hormat kepada paman keduanya, bahkan dia selalu mendengarkan perkataan pamannya, karena perkataan yang diucapkan paman keduanya sama berwibawanya dengan identitasnya, dia tidak berani membangkang.

Tetapi saat ini, meskipun dia membahayakan nyawanya dia tetap harus bertanya, "Laras, sebenarnya kamu mempunyai kesulitan apa, bisakah kamu memberitahuku?"

Tubuh Laras saat ini menempel ke Gavin, jadi tentu saja dia bisa merasakan kemarahan yang keluar dari Gavin, saat Christian bertanya kepadanya, dia dapat merasakan ketegangan Gavin dengan sangat jelas, tangannya yang memeluk pinggangnya meremasnya dengan sangat kuat, itu adalah kemarahan yang ditahannya.

Itu adalah keponakannya, dia seharusnya merasa semakin sulit, Laras berpikir.

Laras mendongak dan berkata : "Aku jelek begini, paman keduamu begitu hebat, dia bersedia untuk menikahiku aku merasa sangat bahagia, kamu terlalu banyak berpikir."

Christian menarik napas dalam, matanya terasa bengkak dan sakit sampai dia merasa tidak tahan, "Kalau begitu kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal?"

Meskipun dia merasa sedikit tidak tega, tetapi Laras tetap menunjukkan wajah nyolotnya, lalu menertawakannya dengan wajah tidak peduli, "Hei, aku mana tahu kalau kamu diam-diam menyukaiku begitu lama."

"......" Christian benar-benar merasa terpukul, kepalan tangannya terlihat bergetar, bukan hanya keangkuhannya yang dihancurkan, tetapi juga harga dirinya.

Jika orang itu bukanlah pahlawan yang dia kagumi semenjak dia kecil, dia pasti akan terus bertanya sampai dia mengetahui kebenarannya, dia tidak percaya Laras mau menikah dengan orang yang baru saja dikenalnya.