Cinta Pada Istri Urakan - Bab 740 Mempertanyakan Gavin

Tuan Han sudah tertidur di ruang istirahat kantor, tiba-tiba dibangunkan, bagaimana tidak satu kata 'kesal' mendeskripsikan perasaannya.

Kantor ketua, tidak ada tempat duduk, tidak ada teh panas, juga tidak ada wajah yang ramah, Gavin dan yang lainnya menunggu Tuan Han seperti itu selama setengah jam.

Tuan Han dengan lamban keluar dari ruang istirahat, begitu melihat Gavin, dia berdecih dingin, "Tamu langka, tengah malam begini jendral Pradipta datang mengunjungi, apa ada urusan apa?"

Pertanyaan penekanan ini, membuat orang yang mendengar merasakan rasa asing yang sangat dalam.

Gavin tidak menambah campuri perasaan yang lainnya, dengan tenang berkata: "Ketua Han, melepaskan Morales adalah maksud atasan bukan? Kenapa kamu mengabaikan perintah?"

Tuan Han menatapnya dengan lama, tatapan tajamnya langsung menyerang Gavin, "Dinas perpajakan melapor bahwa pembukuan perusahaan Jin sangat berantakan, bawahanku mendapatkan laporan langsung mengikuti mereka, menemukan bahwa dana yang tidak jelas pembukuan perusahaan Jin nominalnya sangat besar, hal ini sangat penting, yang terlibat juga sangat banyak, sekarang mempersilahkan presdir perusahaan Jin datang untuk diperiksa dan diinterogasi, formalitas lengkap, prosedur normal. Kamu tiba-tiba mengatakan atasan menyuruh melepaskan orang, atas dasar apa?"

Memang benar, jahe yang tua lebih pedas, perkataan Tuan Han begitu membuat Gavin kesal sampai tidak bisa mengatakan apa-apa, lagipula, kekuasaan dan aura Tuan Han tidak kalah kepada Gavin.

"Dan juga, kamu tiba-tiba tengah malam begini datang mengunjungi demi Morales, kalau begitu aku malah mau bertanya, orang pasukanmu, kamu dan kasus ini sedikitpun tidak berhubungan, kamu begitu berusaha mati-matian sibuk bekerja demi Morales, aku sangat curiga kamu sudah menerima keuntungan dari Morales, aku merasa ada keharusan menyuruh KPK menyelidikimu."

Jino yang mendengar sangat marah sampai bagian dalam tubuhnya terluka, tidak menjaga kesopanan dan keformalitas lagi, "Weh, si marga Han, kamu begini sangat keterlaluan!"

"Kamu ini siapa, aku berbicara dengan ketua atasanmu, apa boleh kamu ikut campuri?"

"Kamu......"

Yang menjadi prajurit tidak seberapa berpengalaman daripada yang di dalam pemerintahan, orang-orang yang di dalam pasukan adalah pria yang ramah dan patuh, begitu perintah menyuruh mereka kerjakan langsung mereka kerjakan adalah gaya mereka, sifat mereka sangat patuh, tidak seperti pejabat-pejabat itu, sifat mereka berlilitan tidak jelas, sebelah kiri berbicara kemoralan, sebelah kanan setumpuk rencana.

Aksara mandarin pejabat terdapat dua mulut, berdebat dengan pejabat adalah hal yang biasa, sama saja dengan tidak berguna.

Wajah Gavin suram, dia tidak ingin banyak berbicara dengan Tuan Han, bagaimana juga tugas mereka bersifat rahasia, tidak boleh dengan sembarangan membocorkan kepada setiap orang, meskipun ketua Sardi, juga setelah menandatangani untuk tetap merahasiakan baru dapat diberitahu.

Prosedur tidak salah, cara tidak salah, tapi saat dijalankan, bertemu dengan hambatan yang prosedur dan caranya dua-duanya tidak salah, sikapnya juga begitu keras, Gavin juga tidak bisa melakukan apa-apa.

Di bawah ketidakberdayaannya, Gavin dan yang lainnya hanya bisa menyudahinya.

Di dalam mobil, Jino akhirnya tidak bisa menahan penasarannya, bertanya: "Bos, si bangka tua Han itu kenapa seperti memakan bom?" Biasanya, siapapun selalu hormat kepada mereka, tapi hari ini, dia merasakan semacam penghinaan, apalagi ada orang yang begitu sombong dan tidak sopan kepada bos, dia semakin tidak mengerti.

Gavin menghela nafas dengan diam, "Hari ini tidak seharusnya datang, jelas sudah membuatnya kesal."

"Maksudnya?"

"Kalau tidak berjumpa denganku mungkin dia masih bisa baik-baik bicara, tapi bertemu denganku, dia menjadi seperti itu."

"Kenapa?"

"Aku juga tidak menyangka Tuan Han begitu pendendam, Damar, kamu masih ingat Domi ?"

Damar sedang menyetir, "Tentu saja ingat, dia bolos saat pelatihan, membuat seorang teman prajurit hampir kehilangan nyawa, kamu langsung memecatnya."

Gavin mengangguk, "Domi Han adalah anak dari Tuan Han, setelah Domi dipecat oleh pasukan khusus serigala, dia dipindahkan ke bagian investigasi kriminal, lalu pada saat bekerja diperiksa ada meminum alkohol, lalu dipecat lagi, Domi merasa malu, tidak bisa menerima kenyataan dan bunuh diri. Aku orang pertama yang memecat Domi, sedangkan ketua Sardi, kebetulan adalah orang kedua yang memecatnya, jadi Tuan Han sangat membenci kami."

Jino: "Kalau begitu pekerjaan selanjutnya bagaimana dilanjutkan? Aku juga sangat sulit melaksanakannya."

Gavin: "Sebarkan kabar angin, asalkan pembukuan jelas dan benar, Morales dipastikan tidak kenapa-kenapa."

Jino: "Apa bisa?"

Gavin: "Tidak bisa pun harus bisa, Tuan Han demi menghambat pekerjaanku dan ketua Sardi, bahkan perintah atasan pun bisa diabaikan, kalau begitu apa yang tidak berani dia lakukan?"

Jino: "Jadi dia mengabaikan perintah atasan, apa tidak akan ada masalah?"

Gavin: "Dia bisa ada masalah apa, bukannya tidak mau melepaskan, hanya ditunda 2 hari saja."

Jino: "Kalau begitu bagaimana kalau dalam dua hari ini mereka mendapatkan bukti kejahatan Morales?"

Gavin melihat Jino sebentar, mengangkat tangannya dan menyentil kepalanya, "Orang kita, memeriksa siang dan malam, berganti shift mengikuti, juga tidak mendapatkan apa-apa, apa dia bisa mendapatkannya?"

Jino: "Oh, mengerti, tujuan menyebarkan kabar angin, untuk membuat perusahaan Jin tenang, tidak perlu melarikan uang, tidak perlu dipindahkan, bisa lanjut diam-diam melakukan kejahatan."

Gavin: "Akhirnya mengerti juga."

------

Karena Morales ditahan, Eli akhirnya bisa bertemu anak perempuannya lagi.

Hari itu, Laras kebetulan sedang di kantor, tiba-tiba mendapatkan telepon tante Maina, mengajaknya siang nanti makan di bawah kantin, dia dengan senang hati menyetujuinya.

Siang hari, di tengah tempat duduk yang penuh di kantin, kalau bukan karena sudah memesan tempat, sama sekali tidak ada tempat duduk.

" Laras, disini." Maina berdiri dan melambaikan tangan kearahnya.

Laras mengikuti sumber suara dan melihat ke ara sana, melihat di hadapan tante Maina, ada mamanya duduk disana, dia melangkahkan kakinya langsung berlari kesana."

"Mama, tante Maina." Laras dengan natural duduk disebelah Eli.

Cahaya matahari di siang hari sangat cerah, tapi wajah mama sedikitpun tidak cerah, Laras melihat saja sudah tau, hari ini wajah mama tidak sebaik waktu hari pelelangan itu.

Eli memeluk putrinya, saat ini, akhirnya dia tersenyum, " Laras, mama sangat rindu padamu, siang dan malam merindukanmu, bagaimana denganmu? Apa kamu merindukan mama?"

"Tentu saja rindu, mama, bagaimana dengan kesehatan mama?"

"Tidak apa-apa, hanya saja fisik sudah berkurang saja." Eli mengalihkan topik pembicaraan, "Mama ingat waktu kecil kamu paling suka makan sirloin tomat, hari ini sengaja memesannya, tidak tau apakah kamu masih suka makan atau tidak."

"Suka, tentu aja suka, tapi pasti tidak seenak buatan mama, kapan bisa makan sirloin tomat buatan mama lagi?"

Wajah Eli penuh harapan, "Benar ingin makan?"

"Ehn."

"Kalau begitu lain kali, Maina bisa bantu aku rencanakan?"

Maina dengan tersenyum berkata: "Tidak masalah, pergi ke rumahku saja, apa perlu bantu kamu persiapkan bahannya?"

Eli : "Tidak perlu, asalkan pinjam tempatmu untuk dipakai saja sudah bisa."

Laras sungguh tidak mengerti kenapa mama selalu menjaga jarak dengannya, bahkan rumah saja tidak boleh pergi, harus meminjam rumah teman, dia beberapa kali sampai tidak bisa menahan rasa penasaran untuk bertanya, tapi melihat tatapan menghentikan yang diberikan tante Maina, dia masih menahannya juga.

Baginya, bisa bersama dengan mama yang sudah lama hilang sudah sangat bahagia, hal lainnya boleh diundur.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu