Cinta Pada Istri Urakan - Bab 483 Bantuan Lain Tiba-Tiba Datang

Manager tamu bank sangat sopan juga dengan rendah hati membungkuk, tersenyum dan berkata: "Nona Atmaja, karena pagi ini kami melakukan pembaruan sistem, mungkin membutuhkan setengah jam, maaf membuatmu menunggu sebentar, membuang waktu berharga kamu, aku sangat minta maaf."

"Baik, tidak apa-apa."

Manager Fang masuk kedalam untuk mempersiapkan, Laras dengan sabar tunggu duduk di kursi VIP.

Tidak lama, Aaron ditemani oleh asistennya juga datang kesini, sambil berjalan, sambil menelepon, tampaknya sangat panik.

"Apa? Besok mau rapat, kamu sekarang baru memberitahuku tidak ada tempat, apa kamu sedang bercanda?"

"Manager Zhu, aku sudah berulang kali memastikan tempat denganmu, kamu selalu bilang tidak masalah, tiba-tiba kamu membuang badan mengatakan kalau lokasinya belum di koordinasi, kamu ingin memukul wajahku, atau sedang memukul wajah sendiri?"

"Aku tidak mau mendengar ini, dalam 10 menit kalau kamu tidak bisa menyelesaikannya, kamu simpan barangmu keluar saja."

Laras tidak pernah melihat Aaron semarah ini.

Dulu Aaron mengandalkan ada Gavin makanya bisa duduk tenang, tidak pernah bertanggung jawab atas manajemen perusahaan, setiap hari mengikuti pesta, setiap kali Laras bertemu Aaron, dia tampak sangat bahagia dan menikmati.

Sekarang, dia juga sudah dewasa, memakai setelan jas, juga diikat dengan dasi, dan juga ditemani asisten, saat memarahi orang juga tampak sangat serius, juga ada aura kepemimpinan.

"Eh, kebetulan sekali, kenapa kamu juga disini?" Aaron melihat Laras, langsung duduk di sebelahnya, "Kamu datang untuk mengurus sesuatu?"

"Iya, aku datang untuk mengambil barang."

"Kebetulan sekali, aku juga."

"Presdir Pradipta bercanda, datang kesini kalau bukan menyimpan barang, ya mengambil barang."

"Hehe, benar juga."

Aaron seperti sadar dan tidak memperhatikan waktu, mulutnya masih dengan pelan memarahi orang, "Masalah kecil saja pun tidak bisa dikerjakan dengan baik, masih berharap aku menyerahkan tugas penting untuknya? Mimpi saja!"

Aaron berkata kepada Asisten: "Manager Zhu takutnya tidak bisa menyelesaikannya, kamu coba pikir ada cara apa."

"Ah? Ini......" Mendadak sekali, asistennya gemetaran, tidak bisa menjawabnya.

"Orang tak guna, pergi sana, jangan sampai aku melihatmu."

Asistennya pergi keluar, sampai di sebelah mobil yang ada di tepi jalan, tapi juga tidak berani naik ke dalam mobil, hanya berdiri di sebelah pintu mobil merasakan angin dingin.

Laras melihat ke asisten yang kasihan di luar, lalu melihat Aaron, bertanya: "Ada apa?"

"Besok ada sebuah talkshow kecil, pembicaranya dulunya adalah guruku, tujuan utamanya untuk memberikan pelatihan kepada posisi senior yang ada di perusahaan, siapa tau hari ini tiba-tiba dia memberitahuku tidak ada tempat, malam ini guruku sudah sampai, lokasi di hotel masih belum dipastikan, bukankah ini sedang bercanda?!"

Otak Laras langsung berputar, lalu bertanya: "Kamu ada permintaan apa terhadap lokasi?"

"Tidak ada permintaan yang tinggi, siang hari ada satu sesi, sore hari ada satu sesi, setiap sesi ada 50-60 orang, menyediakan makan siang self-service, apakah permintaannya sangat tinggi?"

"Tidak tinggi, aku tidak hanya menyediakan makan siang self-service juga menyediakan makan malam self-service juga, dua kali snack dan minuman lokasinya bisa ditempati ratusan orang pasti cukup lebar, ditengahnya juga ada layar besar dan juga ada di daerah perkotaan bintang 5, apakah itu cukup?"

"Dimana?"

"Ruang VIP hotel Kailuo, besok seharian juga menyediakan menginap satu malam gratis."

Mata Aaron berbinar melihatnya, "Sungguh?"

"Tentu saja, tidak membohongimu, ini awalnya adalah lokasi untuk pertemuan rapat triwulan real estate Podomoro, akhir-akhir ini ada sedikit perubahan real estate Podomoro membatalkan kerja sama, tapi lokasinya sudah aku sewa, semuanya sudah kupersiapkan."

Aaron dengan tertawa mengulurkan tangannya, menggenggam erat tangan Laras, dengan berterima kasih berkata: "Kerabatku......"

Hati Laras diam-diam sangat senang, pada saat-saat kritis, ada jalan lain yang terbuka, pada saat Tuhan menutup satu jendela, pasti akan membukakan jendela lainnya untukmu.

Berita Romo sedang koma sudah tersebar luas di lingkarannya, tentu saja Aaron sudah tau, dia mengikuti alur percakapan mereka bertanya, "Sekarang ibu tirimu yang mengurus real estate Podomoro?"

"Benar, aku juga sangat terpengaruh."

"Tidak memikirkan denda pelanggaran kontrak juga mau menghancurkanmu?"

"Aku tidak akan kalah semudah itu, tindakan liciknya yang tidak menjaga perjanjian kontrak, pasti akan digigit balik."

"Apa butuh aku membantumu?"

Ini ada godaan yang sangat besar, ada begitu banyak orang mencari cara untuk bekerja sama dengan grup Gumaya, tapi kalau mereka bekerja sama, Laras khawatir hubungannya dengan keluarga Pradipta tidak akan selesai, apalagi hubungan dengan Gavin.

Aaron tau Laras sedang meragukan apa, dia sudah punya persiapan ketika datang kesini, sudah memikirkan sebuah alasan, "Kamu lihat ya, kita bisa bekerja sama sebagai sesama pengusaha, hanya sebuah kerja sama bisnis yang biasa, aku membantumu, juga mau lihat apakah kamu bisa membawakan keuntungan untukku. Kalau kita bekerja sama, bisa saling menyelesaikan masalah satu sama lain, kenapa tidak?"

Laras melihatnya, merasa kalau perkataannya ini sangat mempunyai maksud lain.

"Begini, aku mempunyai sebuah masalah, apa kamu mempunyai cara untuk membantuku menyelesaikannya."

"Katakan."

"Musim turis di daerah Humpre sedang sepi, kebetulan juga tahun ini ada beberapa resort baru sedang di buka di daerah pinggiran selatan, jumlah turis yang datang berkurang banyak, presentase orang yang masuk ke hotel Humpre juga lebih rendah daripada biasanya, apa kamu mempunyai cara?"

Laras sangat tenang, juga sangat diam, dia dengan lekat melihat Aaron, "Kamu yakin kamu sungguh bukan sengaja datang membantuku?"

"Apa maksudmu?"

"Kamu hari ini datang kesini, apakah juga tau kalau aku disini?"

Wajah Aaron penuh curiga, mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan catatan teleponnya, "Semalam aku membuat janji hari ini datang mengambil barang, bertemu denganmu disini adalah sebuah kebetulan."

Laras dengan tenang berkata: "Untuk setengah tahun kedepan aku ada beberapa acara, tapi hotel yang bekerja sama tiba-tiba berubah pikiran, lebih memilih membayar uang denda juga tidak mau bekerja sama denganku, sekarang aku ada acara tapi tidak ada lokasi."

Aaron mengangguk, "Oh, hotel mana yang begitu tidak memegang janji?"

"Hotel bisnis Jiahe , papaku ada saham, sekarang semuanya menurut pada Reni."

"Hotel Humpre dibandingkan dengan hotel bisnis Jiahe , bagaimana?"

"Tentu saja jauh lebih baik."

"Jadi apakah kamu berniat untuk bekerja sama?"

Laras menghela nafas berat, dilihat dari sudut pandang pengusaha, dia tidak mempunyai alasan untuk menolak, "Tapi, perusahaanku masih kecil, acara juga masih sedikit, aku tidak yakin bisa membawakan banyak keuntungan untukmu, bagaimana kalau malah membuatmu rugi?"

"Di dalam bisnis tidak ada kemenangan yang pasti, semua hal pasti ada resiko, apakah karena takut rugi, jadi tidak melakukannya?"

Laras menggeleng.

Aaron berkata lagi, "Kamu membantuku menyelesaikan masalah lokasi besok, kamu yang membantuku, anggap saja imbalannya aku kontrak kerja sama denganmu selama setahun, lokasi di hotel Humpre untuk sepanjang tahun, harga menguntungkan, saling menguntungkan, sama-sama menghasilkan uang, bagaimana?"

Laras menarik nafas dalam, dengan kuat menjabat tangannya, dengan serius berkata: "Baik, senang bekerja sama denganmu."

Saat ini, manager Fang dengan sopan datang kemari: "Nona Atmaja, sudah boleh mengurus surat."

Laras tersenyum segan, "Manager Fang, aku tidak perlu mengambilnya lagi, sudah merepotkanmu, terimakasih."

Manager Fang masih tetap tersenyum, sikapnya sangat rendah hati, "Tidak apa-apa, lain kali kalau ada perlu, setiap saat bisa meneleponku."

"Baik, terimakasih, kalau begitu aku pergi dulu."

"Sama-sama, hati-hati."

Laras menghela nafas, dengan pelan berkata kepada Aaron: "Aku langsung pulang ke kantor mempersiapkan kontrak, sebelum pulang kerja pasti akan mengantarkan padamu."

Ini sungguh disaat dalam kesusahan, bantuan lain tiba-tiba datang.

Aaron memberi gestur jari “OK.”

Melihat Laras sudah berjalan jauh, dia baru berdiri dengan santai, melihat manager bank yang sudah menunggu lama, dia dengan merasa bersalah berkata: "Ah, aku juga tidak perlu mengambil barang, aku pergi dulu, bye."

Manager bank Aaron adalah seorang wanita cantik, wajahnya berubah sesaat, lalu tersenyum lagi dan membungkuk: "Selamat jalan presdir Pradipta, sampai jumpa lain kali."

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu