Cinta Pada Istri Urakan - Bab 701 Berekspetasi Terlalu Tinggi Justru Menimbulkan Kekecewaan Yang Lebih Dalam

Ketika Gavin pulang sudah tengah malam, melihat Laras berguling-guling di atas kasur, Gavin sambil membuka baju, sambil bertanya: “Kangen banget sama aku? Apabila aku tidak pulang kamu tidak tidur?”

Laras menggunakan satu tangan untuk menopang kepala, dan dia sama sekali tidak merasa ngantuk, “ TINA Jewelry mengirim undangan kepada ku, mereka melewati pengujian dari ku,

aku akan mengikuti lelang eksekusi yang akan dilaksanakan pada hari sabtu, apakah itu terdengar keren?”

Gavin tertegun, kemudian dia duduk di atas kasur, kasur tersebut jelas menurun, Gavin mendekati Laras, memajukan wajahnya mendekati wajah Laras, “Sudah larut malam dan kamu belum bisa tidur, hanya karena memikirkan hal ini ?”

“Hal ini sangat penting bagiku.”

“Apakah kamu sudah memutuskan untuk pergi?”

“Tentu saja, menurutmu aku sedang bergurau? Aku sedang serius.”

Gavin menundukkan kepala dan menyatukan dahinya dengan dahi Laras, menyangga kepalanya dengan lengan, tidak mengatakan apapun bibirnya langsung menyapu bibir Laras.

Laras mendorong dia, bergumam: “Apa maksudmu? Aku sudah menjawab, akan tetapi kamu tidak melanjuti, memancing rasa penasaran.”

Gavin baring di atas kasur, menyembunyikan dirinya dibalik selimut, memeluk Laras dengan erat, menghembuskan nafas dan berkata: “Aku hanya khawatir kamu berekspektasi terlalu tinggi, justru bisa menimbulkan kekecewaan yang lebih dalam.”

Laras melingkari pinggangnya, seluruh badannya jatuh ke dalam pelukannya, kini dia memiliki karir yang begitu sukses, keluarga yang harmonis, satu-satunya kekhawatiran dan penyesalannya adalah ibunya.

Sekian banyak tahun, ibunya pasti sudah memiliki keluarga baru, apabila dia bisa bertemu lagi dengan ibunya, dia tidak minta ibunya harus mengenali dia, cukup melihat ibunya dari kejauhan saja, mengetahui kabar terbaru saja, sudah cukup.

Dia juga tidak ingin mengganggu kehidupan ibunya, dia hanya ingin melihat ibunya sekali saja, sekali saja.

Berbicara tentang kecewa, Gavin tidak ingin menjatuhkan ekspektasinya, “Kamu harus mempersiapkan mental, aku menyuruh Hendro untuk menyelidiki hal ini, dalam waktu dekat atau dalam waktu satu bulan ini, tidak ada yang orang bernama Eli atau seumur dan memiliki identitas yang sama dengan ibumu masuk ke imigrasi.

“Mengenai perusahaan TINA Jewelry ini Hendro sendiri juga mendapatkan beberapa informasi internal, perusahaan tersebut didirikan oleh sekelompok warga Amerika, pendiri Perusahaan TINA Jewelry bernama Eli Murtina, akan tetapi dia adalah Indonesia-Amerika, warga negara Amerika serikat, bukan warga negara Inggris.”

Laras merasa sangat bimbang, belum sempat mewujudkan harapannya, sudah menghadapi kekecewaan, di dunia ini ada begitu banyak orang yang bernama Eli, dia mengandalkan sebuah nama yang sama untuk mencari, itu hanya sebuah lamunan.

Lagian, apabila dia adalah warga negara Inggris, mungkin masih bisa berfikir ke arah sana, karena sekeluarga kakek imigrasi ke inggris, apabila tidak ada halangan, ibunya mungkin sudah pergi ke Inggris.

Akan tetapi Eli adalah warga Amerika, perusahaan ini juga merupakan perusahaan asal Amerika Serikat, perbedaannya sangat jauh.

Laras memeluk seperseribu harapan, menduga dan berkata: “Akan tetapi kamu juga pernah mengatakan bahwa, ada record ibuku pergi ke Inggris, kemungkinan setelah ibuku pergi ke negara Inggris, ketemu dengan pria Amerika, dan menikah dengan dia, menurutmu apakah dia kemungkinan menjadi warga negara Amerika Serikat?”’

“Imigrasi harus menyerahkan berkas permohonan, kantor imigrasi sama sekali tidak ada berkas permohonan imigrasi ibumu, saat sekarang ibumu masih warga negara kita, masih terdaftar di kartu keluarga Atmaja. Jika mengatakan bahwa ibumu adalah warga negara Inggris, kemungkinan keluarganya memiliki wewenang yang tinggi dan menggunakan cara-cara lain, akan tetapi jika mengatakan bahwa dia menjadi warga negara Amerika Serikat, menurut aku itu adalah hal yang mustahil. “

Memadamkan rasa semangat Laras seketika seluruh tubuhnya terasa dingin, dia mengerucutkan bibir dan mengomel, “Meremehkan aku seperti itu? Mungkin orang lain tidak mengetahui, apakah kamu juga tidak mengetahui?”

Mendengarkan suara yang rawan hati, Gavin langsung membujuknya dan menciumnya, “Baiklah baiklah, aku tidak membahas lagi, apabila sudah mengirim undangan, kamu pergi melihat, dan juga menambah wawasan, Aaron juga akan pergi, biar dia yang membawamu.”

“Iya, seperti ini dong.”

“Baiklah, jangan memikirkan lagi, kalau mikirin lagi sudah subuh.”

“Aku tahu aku tahu, aku juga sudah ngantuk, mari tidur.”

Gavin tidak setuju lagi, “Kamu membuat aku menjadi semangat, setelah itu bilang kamu sudah ngantuk dan ingin tidur, apa maksudmu ini? Apakah kamu sengaja ngerjain aku?”

Laras mengetahui apa yang ada di dalam pikirannya, Pria, hal-hal yang ada di dalam pikiran pria ketika sudah malam hari adalah hal-hal yang mengenai tubuh bagian bawah, Laras membalikkan badan membelakangi dia, menguap, dan mengelak: “Sudah larut malam, jika masih belum tidur, sebentar lagi sudah pagi.”

Posisi yang seperti ini, sama sekali tidak menghalang Gavin untuk melakukan hal tersebut, dia langsung menembak dan berkata dengan tegas: “Meskipun sudah pagi juga harus melakukan hal tersebut, jiwa muda ku penuh dengan semangat, kamu menyuruh aku lampiaskan kemana?”

Laras tidak tahu harus berkata apa, biasanya hal-hal seperti ini, apabila dia menginginkannya, Laras pasti tidak bisa menghindarinya.

Gavin menggigit telinganya dan berkata: “Istriku tercinta, kamu tidak perlu bergerak, serahkan semua pada suamimu, kamu pasti akan sangat menikmatinya.”

“Diam, jangan sembarangan berkata, merusak kesan kalem.”

“Kalem? Apa yang dimaksud dengan kalem? Aku tidak mengerti, kelebihan aku adalah menembak-nembak.”

“Kamu?? aduh, Gavin kamu makin parah, apakah pemimpinmu mengetahui bahwa kamu begitu tidak jelas?”

“Kenapa pemimpinku harus mengetahuinya? Cukup kamu yang mengetahui saja.”

Laras tidak tahu harus menjawab apa.

——

Keesokan hari, Cuaca mendung, tiba-tiba udara dingin membuat suhu udara bagian utara menurun hingga puluhan derajat, cuaca semalam sangat bagus, cuaca hari ini berubah menjadi sangat dingin, angin utara tajam seperti pisau, membuat wajahnya terasa sedikit perih.

Pohon ginkgo yang bertumbuh subur di halaman rumah kediaman Gavin, sebagian kecil daunnya sudah berubah menjadi kuning, dan ada juga sebagian warna daun sudah tidak hijau lagi.

Ketika Laras bangun, dia sudah tidak melihat bayangan Gavin, dia sudah terbiasa dengan kesendirian di pagi hari.

Pagi hari ini, tidak ada cahaya matahari, dan tanpa dia, Laras merasa tidak bersemangat.

Ditambah dengan Almora disaat yang tidak tepat menambah-nambah permasalahan, membuat dia merasa stress dan tertekan.

“Direktur Laras, gawat, foto-foto semalam Almora pergi ke pub dan mabuk diekspos oleh orang, menjadi trending topik, bagaimana ini?”

Baru saja bangun, orang dari studio langsung menelepon Laras minta bantuan.

Awalnya Laras masih ingin tidur di balik selimut lagi, dia terpaksa harus bangun, bahkan dia belum sempat sarapan, terburu-buru pergi ke kantor.

Di dalam studio, semua orang sedang menunggu Almora, Panpan adalah asisten Almora, dia berdiri di samping jendela, dan terus menelpon Almora.

Laras berkata dengan nada emosi: “Masih belum mengangkat telepon?”

Panpan merasa sangat cemas, berusaha menjelasin: “Aku tidak tahu bahwa semalam dia akan pergi ke pub untuk minum, apabila aku mengetahuinya pasti akan melarang dia pergi, jam segini mungkin dia masih belum bangun, sehingga dia tidak menjawab panggilan.”

Laras merasa sangat marah, benar-benar sangat marah, “Permasalahan sekarang adalah, jangan sampai ketika dia keluar dari hotel dalam kondisi mabuk dan dijepret oleh paparazi, kamu cepat pergi mencari dia ke tempat yang kemungkinan besar dia akan pergi.”

Panpan merasa sangat cemas dan gelisah, “Direktur Laras, baru dua hari aku kerja sebagai asisten Almora, aku, aku juga tidak tahu.”

Panpan adalah asisten Almora yang ketiga semenjak dia bergabung dengan entertainment, dalam jangka waktu satu bulan, mengganti tiga kali asisten, terhadap hal ini, Laras merasa sakit kepala.

“Hotel XX, Hotel XXX, dan juga Hotel XXXXX, segera pergi mencari dia, kalian bertiga berpencar mencari dia, segera, harus cepat,

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu