Cinta Pada Istri Urakan - Bab 248 Kenapa Rupanya Kalau Tidak Ada Hubungan Darah?

Maira dirawat secara keseluruhan, keluarga tidak boleh mendekat.

Setelah disarankan semua orang, akhirnya Nagita bersedia untuk pulang kerumah, Manda menemaninya, Rama juga pulang kerumah.

Gavin bantu memfollow up penyakit Maira, sekarang keluarga Atmaja seperti istana pasir yang terpecah belah, dia akan bantu apa yang bisa dia bantu.

Ketika pulang ke rumah, hari mulai gelap.

Rendra duduk dikursi belakang, kursi rodanya dilipat dan diletakkan di bagasi.

Gavin mengendarai mobil pelan, bertanya: "Kapan boleh buka gips?"

"Minggu depan akan diperiksa lagi, ketika diperiksa nanti baru tau."

"Kamu dan Manda serius?"

"Ehn."

"Kalau kasus ini mendapatkan kemenangan sebagian, pengumuman akan segara dipublikasikan, nama kamu akan dibersihkan."

"kemenangan sebagian?" Rendra mengangkat alisnya, "Kenapa bukan kemenangan sepenuhnya?"

Gavin juga tidak bisa berbuat apa-apa, "Navi dan tuan Black sudah memberitahu semuanya, kejahatan Faturahman dan Gayus Tambunan berkaitan dengan grup Segitiga Emas, Navi bisa menggunakan status Lembu bisa bebas di kota Jakarta, memang benar karena bantuan dari Faturahman dan Gayus."

"Bagian ini adalah kemenangan kita, kasus ini sudah terlalu lama membuat orang khawatir, jadi atasan memutuskan untuk menyelesaikan kasus ini sesegera mungkin.“

Rendra dengan penasaran bertanya: "Dan juga?"

"Di antara 8 mayat itu tidak ada orang yang kita cari, mereka masih bersembunyi, maksud atasan, kalau memang tidak bisa menangkap mereka, maka mengusir mereka ke negara lain dulu, jangan sampai mereka berakar dinegara kita."

"Tidak ditangkap? Orang yang melakukan kejahatan besar tidak ditangkap?"

"Kamu jangan panik, ini juga termasuk asas manfaat, harus melakukan upaya yang gigih agar bisa berhasil."

"Apakah kalian ada pergerakan yang lain?"

Gavin tertawa, "Kalau itu tidak boleh memberitahumu, yang penting timmu akan membersihkan namamu, tunggu kabar baik saja."

Rendra tidak bertanya lagi, memikirkan status Manda, dia sangat khawatir.

Beberapa hari ini, mereka hampir tidak pernah berpisah, Mandra setiap hari mengoceh disebelahnya, dia suka mendengar Manda berbicara, suka melihatnya tertawa, tiba-tiba tidak bertemu dengannya, dia merasa hatinya kosong.

"Laras, status Manda apakah benar?"

Mengenai ini, Laras juga sangat terkejut, "Aku juga baru hari ini tau, bibi harusnya tidak akan membuat candaan seperti ini. Pantas saja dia tidak mau memberitahuku, juga bilang mau memikirkannya dulu, rupanya karena ini."

Idiot, tidak peduli kandung atau tidak, bukankah kita selalu teman baik? Kenapa rupanya kalau tidak ada hubungan darah?

Rendra sudah sampai rumah, bukan apartemennya, tapi rumah orang tuanya.

Yang pertama karena kondisinya yang sekarang tidak memungkinkan untuk tinggal sendirian, yang kedua juga ingin memberitahu orang tuanya tentang dia dan Manda.

"Istirahatlah, jangan berpikir terlalu banyak." Gavin menghiburnya dengan menepuk pundaknya pelan.

"Ehn, hati-hati dijalan."

"Tidak masalah."

Saat ini, langit sudah gelap, mereka belum makan malam.

"Sudahlah, saatnya dunia berdua, mau makan dimana?" Gavin masuk kedalam mobil bertanya.

Laras berpikir, lalu berkata: "Kak Maira mengalami kejadian seperti ini, aku jadi tidak nafsu."

"Tapi tetap harus makan, atau pulang ke rumah suruh bagian dapur masak?"

"Sudah, sudah, jam segini jangan merepotkan bagian dapur lagi, mereka sudah kembali."

"Jadi...... Mau makan mi rebus yang kumasak?"

Laras langsung menggeleng kepala, "TIDAK! Lebih baik aku pergi minum bir makan daging."

"Oke, berangkat"

Tidak lama, mobil Gavin tiba disebuah restoran bar daging panggang.

"Benar-benar mau minum bir? Bukankah kamu harus bawa mobil?"

"Kan ada supir pengganti."

"Tapi......"

"Jangan tapi lagi, Maira sudah sakit, kamu tidak makan tidak minum juga tidak ada gunanya, sebaliknya suamimu ini sudah setengah bulan makan biskuit, sekarang ingin makan yang enak."

"Baiklah, kasihan ya kamu."

Kedua orang ini bergandengan tangan masuk ke restoran daging panggang, sekarang ini memang waktunya ramai, kebanyakan perkumpulan orang muda, band ditempat bernyanyi dengan semangat, menyemarakkan seisi restoran.

Suasana seperti ini, membuat Laras sedikit santai.

Gavin sambil memanggang daging, sambil menegurnya, "Cepat makan, makan kenyang dulu baru bisa memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah."

"Masih ada cara apa? Kak Maira masih begitu muda sudah terkena penyakit seperti ini, kedepannya mau bagaimana?"

"Jangan panik, bukan penyakit berat, pasti bisa sembuh, mumpung panas, cepat makan ini."

Sulit menolak kebaikan Gavin, Laras mengambil sumpitnya dan mulai makan.

Saat makan, handphone Gavin berbunyi, begitu dia mengeluarkan dan melihat, rupanya telepon dari Anis Tata, "Sudah lihat, caranya sudah ada, halo."

Laras fokus melihat Gavin, dia tau kelompok medis Anis Tata adalah yang paling baik di rumah sakit militer, dia mahir di berbagai bidang, operasi bedah juga sangat bagus, juga bisa mengobati berbagai penyakit yang sulit, benar-benar seperti Doctor Strange.

"Bos, aku sudah lihat data penyakitnya, tidak parah, kebetulan meledak keluar, kalau tidak keluar masalah akan lebih parah. Menurut analisaku, kondisi seperti ini keluar jalan-jalan, refreshing, juga bisa sembuh, tenang saja."

"Benarkah? Jangan bohongi aku, ahli dari rumah sakit Sumber Waras bilang kalau sangat parah."

"Si ahli itu masih tidak bisa dibandingkan dengan asistenku, dengarkan saja aku, bawa dia untuk menenangkan pikirannya ke tempat lain, aku jamin dia akan sembuh tanpa obat."

"Baik, aku percaya padamu."

Setelah memutuskan panggilannya, Gavin meletakkan handphonenya dimeja, lalu memberitahu kepada Laras perkataan Anis tadi tanpa kurang sedikitpun.

"Begitu saja sudah bisa?"

"Kalau tidak bisa kamu pergi pukul dia saja."

Laras setengah percaya setengah tidak, kalau benar iya, maka tidak susah diurus.

Saat ini, layar handphone Gavin terkunci otomatis, lalu sebuah sketsa muncul, mata Laras yang tajam, mengambil handphonenya dan bertanya: "Pasang wallpaper yang bergambar? ...... Tapi juga bukan fotomu sendiri, siapa orang ini?"

Gavin memandang wallpaper handphonenya, suaranya berubah lebih berat, berkata: "Seorang penjahat besar, ini digambar berdasarkan ciri-ciri dari orang yang pernah berhubungan dengannya."

Dia diam-diam bersumpah, selama ular bisa ini belum tertangkap, dia tidak akan mengubah wallpapernya.

Laras mengambil handphonenya dan melihat, layarnya menggelap lagi, dia menyuruh Gavin meneranginya, melihat dengan jelas lagi.

"Kenapa, kamu kenal?" Gavin menanya iseng.

Semakin Laras lihat, dia merasa sangat familier, terus memikirkannya, "Jangan, kamu jangan ganggu aku dulu."

Dia mengambil handphonenya, sebentar melihatnya dari jauh, sebentar melihatnya dari dekat, terus memeriksa dengan teliti.

Gavin tidak berharap apapun, Laras mau lihat biarkan dia lihat.

"Aku sudah ingat," Laras tiba-tiba berteriak, lalu wajahnya tersenyum, "Tere Liye!"

"Tere Liye?" Gavin benar-benar terkejut, tidak disangka Laras bisa mengatakan namanya.

"Benar, Tere Liye," Semakin dia lihat, dia merasa semakin mirip, "Aku merasa kalau gambaran ini sangat familiar, bukannya ini Tere Liye si mesum tua itu?"

Begitu mengingat Tere Liye, Laras sangat marah, "Mesum tua ini, tidak tau sudah menyakiti berapa banyak gadis, sengaja memilih yang muda untuk dijebak. Tak disangka pamanku bekerja sama dengannya, sekarang sudah kena batunya, keluarga Atmaja dalam kondisi genting, membutuhkan pertolongannya, dia malah menghilang."

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu