Cinta Pada Istri Urakan - Bab 212 Dia Tidak Ingin Memaafkan Jenny

Kantor Pusat Pasukan Khusus Serigala, ruangan rapat.

Bantuan penolongan Gunung Sumbing kali ini, atasan memberikan seluruh pasukan khusus serigala pernyataan positif dan apresiasi penuh.

Pada saat bencana terjadi pasukan khusus langsung melakukan pertolongan, dan juga tetap waktu menolong 7 orang yang tertindih, menyelamatkan nyawa masyarakat banyak, ini adalah pertolongan paling sukses.

Gavin mendapatkan penghargaan untuk kesekian kalinya, dengan persetujuan komisi militer, dan juga ketua komisi militer menandatangani perintah untuk memegang jabatan, dia secara resmi naik pangkat dari mayor ke jendral mayor, dari posisi wakil militer menjadi posisi militer penuh.

Didalam pasukan, naik pangkat dari mayor ke jendral benar-benar sulit, banyak orang yang kandas sampai jabatan mayor, tapi dia dalam beberapa tahun singkat saja bisa naik jabatan dari mayor ke jenderal, baginya ini adalah penegasan terbaik dari usahanya.

Jordan juga naik jabatan di waktu yang sama, dia resmi naik pangkat menjadi wakil ketua pasukan khusus, menjadi letnan kolonel.

Pada saat Gavin dinas, Jordanlah yang memimpin pasukan khusus, kenaikan pangkat kali ini, juga sebuah penegasan dan penghargaan untuknya.

Dan juga beberapa nama tentara yang melakukannya sangat bagus, juga diberi penghargaan kelas II atau penghargaan kelas III.

Ini adalah kebanggaan seluruh tim.

Gavin yang barusan mengantarkan atasan dengan senang hati, langsung berubah peran, dengan wajah suram berkata, "Semua berkumpul di ruang rapat, rapat."

Beberapa ketua pasukan berteriak dalam hati, masih saja iblis dingin yang menakutkan.

Baru saja duduk, Gavin langsung memarahi Jordan, "Bukannya aku sudah bilang sementara jangan beri Jenny tugas dulu? Kamu menganggap omonganku seperti radio?"

"......" Jordan menunduk, ingin menjelaskan, tapi malah tidak bisa membantah.

Jordan yang baru saja naik pangkat, menduduki status mayor belum 5 menit, sudah langsung kena marah.

Tapi dia juga tau, kalau Gavin benar-benar ingin menyalahkan, maka tidak akan menaikkan jabatannya, terlebih memarahinya disaat upacara pengangkatan jabatan selesai.

"Jordan, kamu tau tidak kalau ini namanya ketidaktaatan pada perintah militer? Hal ini bisa jadi besar ataupun kecil, kalau aku menginvestigasinya apa kamu masih bisa duduk disini?"

Tidak hanya Jordan, semua orang yang ada di ruang rapat, tidak berani bersuara.

"Bicara!"

Jordan baru membuka suara: "Dia pernah belajar psikologi, dia mengajukan ikut tim medis ke area bencana untuk memberikan bimbingan jiwa kepada murid lokal sana, aku merasa tidak ada salahnya jadi langsung menyetujuinya."

Gavin dengan suara kuat bertanya:"Kenapa kamu tidak bertanya padaku? Kamu ini mengabaikan atasan, mengabaikan perintah militer!"

Jordan menundukkan kepalanya, "Benar, salahku."

"Kamu jangan mengira karena dia adikmu kamu jadi bisa mengabaikan perintah militer, kalau kamu tidak mengesampingkan hubungan pribadimu itu, kamu hanya akan bisa menjadi mayor, tidak akan naik pangkat selamanya!"

Jordan menundukkan kepalanya mengaku salah, tapi dalam hatinya malah tidak mengerti.

Orang lain juga begitu.

Bukannya hanya sebuah penugasan kecil, lagipula Jenny juga tidak memiliki tugas lain, kenapa tidak membolehkan dia pergi? Mengapa bos sampai marah besar?

Tepat ketika semua orang sedang bertanya-tanya, Gavin melihat Weiner, berkata: "Weiner, coba ceritakan sekali lagi dengan jelas yang kamu dan Jenny alami pada saat turun kebawah reruntuhan."

Weiner: "Bos, aku ada tulis di dalam laporan."

Gavin: "Aku mau kamu ceritakan sekali lagi didepan semua orang."

Weiner terdiam, tampaknya kejadian ini tidak sederhana, dia duduk tegak, mulai menceritakan dengan akurat kejadian yang terjadi pada hari itu.

"...... Pada saat itu kakak ipar ditindih dibawah beton yang runtuh, tidak dapat ditarik keluar, kalau atasnya kosong, masih ada harapan untuk diselamatkan, sayangnya diatas semua padat, saat itu pinggang dan tungkai bawah kakak ipar tertindih, sudah mati rasa, kamu......"

"Sebentar," Gavin memotong kalimat Weiner disini, bertanya, "Kamu ada memastikan diatas beton padat semua? Kamu memastikan sendiri?"

Weiner: "Tidak, saat itu aku merangkak dilubang goa, pinggangku tidak bisa masuk, Jenny yang masuk periksa. Aku ingat dengan jelas, kalau dilihat atas itu lobang besar, aku sengaja bertanya padanya, dia bilang hanya beberapa centimeter dari luar yang kosong, kebanyakan adalah padat."

Gavin menggunakan jarinya menunjuk desktop, dia tidak ingin memaafkan Jenny, tidak peduli dia ada disini atau tidak.

"Dengan kata lain, hanya Jenny yang bilang kalau balok yang menimpa badan Laras, atasnya padat, benarkan?"

Weiner mengangguk, "Benar."

Sonni dengan pelan bertanya, "Kalau memang padat, sudah pasti tidak bisa diselamatkan, lalu bos bagaimana menyelamatkan kakak ipar?"

Semua orang kebingungan, walaupun bos kuat, tapi bagaimana pun juga manusia biasa, bagaimana mungkin daging dan darah bisa bersaing dengan semen baja?

Gavin dengan santai berkata: "Damar, putarkan videonya."

"Baik!"

Itu adalah sebuah video yang dia rekam sendiri, sebuah kamera kecil di saku dadanya merekam seluruh adegan penolongan.

Dia bekerja keras untuk menggali batu lubang gua, setelah masuk, dia berdiri, kamera di saku dadanya dengan jelas memperlihatkan rahasia diatas beton itu.

"Kosong!" Weiner berkata dengan terkejut, "Aku lihat sepertinya kosong, Jenny ngotot bilang......"

Saat sadar dimana permasalahannya, Weiner terdiam.

Yang lain juga terkejut.

Orang yang berada disini semuanya adalah orang yang sudah mengalaminya sendiri, keadaan pada saat itu memang sangat berbahaya, tetapi, kalau bukan karena Jenny berbohong, mereka semua akan melakukan semua kesempatan yang bisa menyelamatkan kaka ipar, bukan hanya terdiam melihatnya hidup-hidup tertindih, lebih baik mati daripada hidup.

Kalau bukan karena Jenny, pada saat itu mengatakan kalau diatas balok itu padat semua, orang tidak dapat diselamatkan, Jordan juga tidak akan memerintahkan untuk bubar.

Saat ini, ekspresi diwajah Jordan sangat berantakan, terkejut, marah, kecewa, sakit hati, semua emosi tertulis diwajahnya.

Pantas saja sejak pulang dari gunung Sumbing, Jenny selalu basa-basi bertanya bos ada berkata apa-apa tidak.

Pantas saja dia bisa pergi meminta maaf kepada Laras sendirinya, dia yang begitu sombong, selalu meremehkan Laras, kali ini malah pergi minta maaf sendiri.

Pantas saja dia mengajukan untuk pergi dinas, takut suatu hari pasti akan terbongkar, malu menghadapi semua orang.

Videonya masih lanjut, karena diatas balok kosong, jadi Gavin menggunakan kekuatannya sendiri mengangkat balok, Laras baru bisa merangkak keluar.

Dan juga perlakuan Gavin juga dari wajahnya sudah dipastikan, orang, bisa diselamatkan.

Jenny karena cemburu, mengabaikan keselamatan nyawa masyarakat, melanggar moral sebagai tentara, terlebih mengabaikan disiplin dan nama baik pasukan, dia tidak berhak menjadi anggota serigala, terlebih tidak berhak menjadi seorang tentara.

Gavin dengan wajah dingin, dengan berat berkata: "Semua gambar yang tertangkap kamera akan diunggah ke kantor pusat pada waktu sebenarnya, cepat lambat atasan akan mengetahui hal ini, jadi, aku sendiri memberitahu kepada Pak Reno Sutedja."

Dia melihat Jordan, berkata lagi, "Peraturan militer bukan hanya tentang perasaan manusia, semua orang mempunyai perasaan, tapi perasaan pribadi ini harus tau digunakan dimana."

"Pak Reno Sutedja karena mengingat bagaimana kontribusi Senior Wijaya kepada negara, juga mengingat semua kontribusi yang pernah diberikan Jenny kepada pasukan, setuju kalau akan diselesaikan di internal pasukan khusus kita sendiri, tidak akan dipublikasikan keluar."

Saat ini semua orang juga tersadar, beberapa tentara yang telah bertempur mendapatkan penghargaan, tetapi hanya Jenny yang tidak dapat.

Jordan juga sangat mengerti, sekalinya hal ini dibongkar oleh orang yang berniat jahat, diributkan secara besar-besaran, Jenny pasti akan mendapatkan hukuman, kalau hukuman ringan melalaikan tugas, beratnya ada kesengajaan ingin membunuh, dan juga keluarga Wijaya pasti akan terkena imbas juga, yang paling langsung adalah dia yang sebagai kakak.

Tentara pada saat kenaikan pangkat, akan memeriksa latar belakang, mempunyai seorang adik kandung yang mengabaikan disiplin militer juga sengaja ingin membunuh orang, karir militernya pasti akan berakhir.

Hanya memikirkan keseriusan kejadian ini, keringat dingin Jordan bercucuran.

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu