Cinta Pada Istri Urakan - Bab 391 Penyerangan Balik

Yana pernah seorang putri yang sangat sombong, setia dengan temannya, bersedia membantu temannya.

Hanya saja kesetiannya dipergunakan oleh Nadira, dia juga menjadi pion Nadira untuk melukai orang.

Kemudian dia diculik oleh penjahat Segitiga Emas, hal terburuk juga paling menderita dihidupnya, hidupnya juga berubah sejak itu.

Setelah diselamatkan, dia pernah mencoba bunuh diri, juga tidak ingin kembali ke sekolah.

Saat itu, Laras menyemangatinya juga mengajarinya, harus hidup demi diri sendiri, bahkan hidup untuk mereka yang memperdulikan kita.

Dia memberanikan untuk melangkah di sekolah untuk pertama kalinya, tapi disekitarnya selalu saja ada pandangan aneh yang melihatnya, mengomentarinya, membuatnya terganggu.

Dia tidak mau menjelaskan apapun, juga tidak mau memperlihatkan hal yang paling menyedihkannya kepada orang lain, hanya untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka.

Jadi, dia pindah, menjauh dari semua gangguan.

Pada saat Laras mandi, Yana sangat pengertian, pergi ke supermarket dibawah asrama membeli baju dan celana yang pas badan, juga meminjamkan bajunya kepada Laras.

"Kamu mau memakai bajuku kan?"

"Mana mungkin tidak mau, aku mau berterimakasih saja sudah tidak sempat."

Dalam sekejap Yana terharu tanpa alasan, ini adalah pengakuan dan rasa dekat yang tidak bisa dia dapatkan dari teman sekolah lainnya, dia semakin merasa kalau Laras adalah yang pantas diajak berteman.

"Sebenarnya aku juga tidak menutupi darimu, temanku apalagi teman asramaku dulu, semuanya takut aku terkena penyakit HIV, sifilis, atau sejenisnya, jadi semua barang yang pernah kusentuh, tidak akan mereka sentuh.

Laras tidak percaya, "Kalau begitu untuk apa mereka ke sekolah, kamu pergi ke kelas, udaranya juga yang sudah kamu hirup, kalau begitu tidak perlu tinggal dibumi lagi, udara kan bisa menyebar."

Yana merasa terhibur, "Kamu sangat lucu."

Laras menepuk punda Yana, menyemangatinya: "Asalkan kamu tidak mau, tidak ada orang yang bisa membuatmu sedih, jangan memperdulikan pandangan orang lain."

Yana mengangguk, "Aku tau, aku hanya tidak ingin membuat semua orang lelah, sudahlah, aku sekarang tinggal disini sangat nyaman."

Laras melihat sekitar, "Ehn, asrama 1 orang ini memang sangat nyaman."

Yana bertanya lagi: "Apa kamu tau siapa yang membuat ini semua? Adakah orang yang kamu curigai?"

Laras: "Tidak ada, Selama ini aku sangat tenang, tidak menyinggung siapapun."

Yana tiba-tiba berkata: "Nadira sudah kembali, kamu tau tidak?"

"Nadira sudah kembali?" Laras tidak menyangka, "Dia kapan kembali? Kamu ada bertemu dengannya?"

Yana: "Dia kembali waktu tahun baru, karena rumahku dan rumahnya ada di satu komplek, pada waktu tahun baru aku bertemu papa dan mamanya di komplek, tapi aku tidak melihatnya, tapi yang pasti mereka sekeluarga sudah kembali."

Laras erpikir, tindakan yang menginjaknya seperti ini, memang mirip dengan gaya Nadira.

Yana: "Laras, Nadira dulu sangat membencimu, dia di DO oleh sekolah, juga dipenjara setengah tahun, dia pasti menyalahkanmu, sekarang lebih membencimu lagi, kamu harus hati-hati."

Laras: "Kalau memang dia, maka mudah diselesaikan. Yana, kamu bisa memberitahuku rumahnya dimana?"

Yana: "Bisa."

-----

Kontroversi Laras disekolah masih terus berlanjut, Selain memposting diforum, orang fanatik itu juga memasang spanduk didepan pintu kantor kepala sekolah, kalau Laras harus dikeluarkan demi kebaikan sekolah.

Ketika satpam sekolah melihat kalau ada kelompok kecil sedang berkumpul dan membuat keributan, mereka akan menghentikannya, tapi begitu mereka melihat satpam datang, semuanya akan kabur.

Menghadapi perbuatan seperti ini, sekolah juga sangat tidak berdaya, yang pertama karena sekolah tidak berhak mencampuri masalah pribadi Laras , yang kedua kalau menghukum para siswa yang membuat keributan, takutnya akan menyebabkan pengaruh lebih besar.

Di dalam restoran hotpot, Laras mengajak Fanny dan Manda, mereka duduk bersama, tidak banyak bicara, hanya terus-menerus makan.

Mereka bertiga, Laras terjebak didalam kekerasan dan opini publik, Fanny masih belum keluar dari kesedihan karena kematian Jino, sedangkan Manda, merasa stres karena masalah gugatan ibunya dan juga Tanu, mereka bertiga masing-masing mempunyai pikiran sendiri, suasana hati mereka tidak begitu bagus.

Siapapun jangan meremehkan kekuatan bertarung gadis itu, minyak merah di dalam hotpot tidak berhenti mendidih dan mengepul, sepiring demi sepiring daging di meja makan, pelan-pelan menghilang."

"Hm....." Laras bersendawa, meletakkan sumpitnya, menghentikan pertarungannya, "Enak sekali."

Perutnya sudah kenyang, kekhawatiran dihatinya juga menghilang setengah.

"Fanny, kamu makan begitu banyak, hati-hati nanti kembali gemuk lagi."

Daging tersangkut di tenggorokan Fanny, tidak ditelan juga tidak dimuntahkan.

"Hehe, setelah siap makan dari restoran hotpot jalan pulang ke sekolah, agar bisa dicerna, jadi berjalan sampai besok pagi saja, hahahaha." Laras merasa lucu dengan perkataannya sendiri, sampai tidak bisa berhenti tertawa.

Fanny tidak melakukan hal setengah-setengah, mengangkat tangan kearah pelayan: "Tolong bawakan 3 piring gulungan daging sapi."

Laras mencubit perut kecil di pinggangnya, "Yah, ini sudah hamil 3 bulan, kalau makan lagi bisa 4 bulan jadinya."

Manda yang disamping juga tidak bisa menahan tawanya, "Fanny, apa kamu sedang menyerah terhadap dirimu sendiri?"

Fanny menampilkan wajahnya yang 'tidak apa-apa', dengan berterus terang mengungkit Jino, "Aku itu diet karena dia, dia saja sudah tidak ada lagi, aku mau diet apa lagi?"

Laras dan Manda saling memandang, sangat terkejut kalau Fanny sendiri akan mengungkitnya.

Fanny berkata lagi: "Aih, aku bersusah payah baru berhasil diet, belum bertemu beberapa kali dengannya, kalaupun bertemu bahkan waktu untuk menonton film saja tidak ada, kalian tau tidak, dia bahkan tidak berani menggandeng tanganku."

"Aku diet karena dia, tunggu kalau aku dapat pacar lagi, tau kalau aku dulu begitu gendut sekarang malah begitu kurus, bertanya kenapa mau diet, apa mau aku memberitahunya kalau aku diet demi pacarku yang pada saat itu?"

"Jadi, tidak apa-apalah, jangan bicarakan aku, coba bicarakan kamu tuan muda Laras, akhir-akhir ini masalahmu sudah menjadi sinetron keluarga, kamu tau tidak?"

Laras menarik nafas dalam, "Aku sudah mengundang penjahat."

Fanny: "Penjahat yang mana?"

Manda: "Kamu sudah hampir menjadi bunga sekolah dan sudah suci tanpa dosa, masih bisa mengundang penjahat?"

Laras tersenyum kecut, "Hehehe, bunga sekolah membuat orang iri."

Manda memutar matanya, mengoreksinya, "Poin penting yang kubilang adalah suci tanpa dosa, kamu setahun ini begitu merendah, menyinggung siapa?"

Menghadapi tatapan mereka berdua yang curiga, Laras dengan tenang berkata, "Kalau tidak meleset, penjahatnya adalah Nadira."

"Nadira Santoso?!" Manda dan Fanny bertanya bersamaan.

Manda: "Bukannya dia dipenjara?"

Laras: "Karena perilakunya baik jadi hukumannya dikurangi, hanya dipenjara setengah tahun, begitu dia keluar, keluarganya sudah pindah, tapi waktu tahun baru kembali lagi."

Fanny: "Tapi hanya dengan kemampuan Nadira itu, bisa membuat keributan sebesar ini?"

Laras melihat Fanny sambil mengangguk, "Itu poin pentingnya, aku merasa ada yang membantunya untuk mengerjaiku, tapi aku tidak akan duduk diam dan menunggu saja, kalau perlu aku membutuhkan bantuan kalian."

Fanny: "Tidak masalah."

Manda: "Beres, mau aku berbuat apa tinggal katakan saja."

Laras terseyum, "Baik, kalian tunggu informasi dariku saja."

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu