Cinta Pada Istri Urakan - Bab 408 Gadis Yang Baik Hati Pasti Akan Beruntung

Rendra menyetir mobilnya sampai ke sekolah, dia menelepon Manda, tapi Manda sudah memblokir nomornya, tampak dia sungguh ingin putus hubungan dengannya.

Asrama perempuan juga tidak mengizinkannya masuk, di bawah ketidak berdayaannya, dia hanya bisa meminta pertolongan kepada Laras.

"Halo, abang?" Ketika menjawab panggilan Rendra, Laras sedang menemani nenek di ruang tamu menonton reality show, dia sangat terkejut.

"Apa sekarang sedang ada waktu? Bantu aku."

"Ada, ada, bantu apa?"

"Kamu bantu aku panggil Manda, jangan bilang aku, aku takut dia tidak mau turun menemuiku, dia sudah memblokir nomorku."

Laras lebih terkejut lagi, tapi dia tidak bertanya apapun langsung menyetujuinya, "Baiklah."

Oleh karena itu, dia menelepon Manda, "Halo, kamu sudah tidur belum?"

"Belum, kenapa?"

"Aku sedang bad mood, temani aku keluar makan ya?"

"Kenapa?"

"Gara-gara Gavin si kurang ajar itu, pergi begitu lama sedikit kabar pun tidak ada, hari ini moodku tiba-tiba tidak bagus, ingin cari makan, kamu turun temani aku ya?"

"Kamu sekarang dimana?"

"Di depan pintu sekolah, kupastikan sebelum pintu di kunci kulepaskan kamu pulang, boleh tidak?"

"Baiklah."

"Ehn, aku tunggu di depan pintu, cepat keluar."

Setelah menutup telepon, nenek dengan penasaran bertanya, Laras merasa kalau kejadian ini juga tidak bisa ditutupi lagi, lalu menceritakan dengan detail tentang Rendra dan Manda berpacaran lalu putus.

"Nenek, aku mengerti Manda, dia bukan orang yang mata duitan, juga tidak tau kenapa dia harus melakukan ini."

Nenek juga orang yang berpengalaman, dia menebak: "Apa menantu pertamaku keberatan dengan kejadian keluarga Manda?"

"Tidak seharusnya, bibi juga sangat menyukai Manda, bibi tau tentang mereka berdua, aku tidak pernah mendengar kalau dia tidak menyetujuinya."

"Pasti ada salah paham disini, aku telepon coba tanyakan."

Nenek langsung menelepon ke menantu pertamanya.

Alexa yang disana juga sudah tau yang sebenarnya, Marsel yang jujur padanya kalau dia meminjam nama Alexa menyuruh Manda meninggalkan Rendra.

Dia juga sangat marah, pesta ulang tahun Marsel belum selesai dia sudah langsung pergi.

Nenek langsung berkata terang-terangan: "Apakah Rendra sedang berpacaran dengan Manda?"

"Iya, ma, tapi akhir-akhir ini mereka sedang ribut karena sedikit salah paham."

"Salah paham apa?

"Ini semua karena adik iparku yang kepo, bertindak sendiri, meminjam namaku menyuruh Manda meninggalkan Rendra, Rendra takut kalau kejadian keluarga Atmaja akan mempengaruhi Rendra, dia langsung percaya, tapi dilihat dari sini, Manda sungguh tulus kepada Rendra kita. Sekarang Rendra sudah pergi mencari Manda, semoga bisa menyelesaikan kesalahpahaman ini."

Nenek begitu mendengar, langsung marah, "Rama adalah Rama, Manda adalah Manda, hukuman Rama saja belum ditetapkan, bagaimana boleh dia menetapkan kesalahan Manda dulu? Lagipula, kalaupun Rama benar-benar bersalah, itu juga Rama, apa hubungannya dengan Manda?!"

"Benar, aku juga berkata seperti itu, ini karena adik iparku itu ingin mencocokkan Rendra dengan Ariel."

"Kualitas Ariel baru ada masalah, kita keluarga Pradipta tidak kekurangan uang dan kekuasaan, yang kita inginkan adalah ketulusan, si Ariel terlalu licik, orang seperti ini masuk ke keluarga kita adalah bencana keluarga kita, mengerti tidak?"

"Ma, aku sekarang sudah mengerti, waktu itu saat Ariel meninggalkan Rendra demi karirnya, seharusnya aku sudah mengerti, aku yang terlalu ceroboh membuat adik iparku berkesempatan membuat salah paham ini."

"Baik, baguslah kalau kamu mengerti, kejadian keluarga Atmaja itu masalah kecil, kita tidak takut dengan itu, yang paling penting adalah hubungan mereka berdua, ketenaran dan kekayaan seberapa banyak tidak akan bisa membeli hubungan yang tulus, yang kita inginkan adalah kebahagiaan mereka."

Perkataan nenek membuat Alexa malu, walaupun Alexa tidak menentang Manda, tetapi dia khawatir karena kejadian keluarga Atmaja, takut kalau senior keluarga Pradipta tidak setuju, sekarang mendengar nenek berkata seperti itu, tidak sangka nenek yang sudah diumur sekarang ini, namun pikirkannya lebih teliti, dan juga lebih terbuka darinya.

"Ma, tidak tau Rendra disana bisa menjelaskan kepada Manda atau tidak, aku juga kesana lihat dulu."

"Benar, benar, kamu langsung kesana, Manda sudah cukup menderita, jangan membuatnya kesulitan lagi."

"Baik."

Setelah menutup telepon, Laras menggandeng lengan nenek, dengan manja bersender di bahu nenek, "Nenek, terimakasih sudah membantu Manda berbicara.'

"Hais, Manda si gadis ini nasibnya sungguh tidak baik, mempunyai orangtua kandung yang tidak bertanggung jawab, ditambah lagi orangtua angkat yang tidak bisa diandalkan, yang paling langka adalah, dia masih mempunyai hati yang baik, gadis yang baik hati pasti akan beruntung."

Mata Laras sedikit basah, nenek adalah senior yang paling masuk akal yang pernah dia temui.

----

Manda mengambil handphonenya dan langsung turun, kakinya masih menggunakan sandal.

Bulan Mei di kota Jakarta, pergantian musim semi dengan musim panas, pada siang hari sudah terasa panasnya musim panas, tetapi pada malam hari masih ada sejuknya musim semi.

Manda di kamar asrama tidak merasa dingin, begitu keluar, kakinya merasa sedikit dingin.

Tapi dia tidak memikirkan begitu banyak, Laras sedang menunggunya di bawah.

Setelah sampai di pintu sekolah, Manda baru tau kalau dia sudah tertipu, mau pergi makan adalah bohong, menipunya keluar baru sungguhan.

Dia terpaksa mengangkat wajahnya, "Semalam aku sudah berkata dengan sangat jelas, kalau kamu datang mencariku lagi, aku......aku akan meremehkanmu."

Rendra dengan lekat menatapnya, sepasang matanya terdaoat rasa tulus dan maaf yang mendalam, dia yang terlambat mengetahui kesulitannya, dia yang tidak menemaninya dan melindungi Manda, sebagai pacarnya, dia sangat tidak becus.

Manda tidak sanggup melihat pandangannya yang seperti itu, membalikkan badannya langsung pergi.

"Itu bukan maksud mamaku," Ucap Rendra, langsung mengatakan intinya, "Perkataan bibiku itu, semuanya bukan maksud mamaku, bibiku......melakukan permintaan Ariel, ingin mencocokkan aku dengan Ariel, maaf Manda, aku baru tau kejadian sebenarnya sekarang."

Manda membelakanginya, hatinya bergetar, badannya juga.

Kebenaran terungkap begini saja disaat dia tidak memiliki persiapan, sakit hatinya, kesulitannya, dan deritanya, tapi yang lebih banyak adalah ketakutan terhadap kondisi sekarang.

Dia takut karier Rendra akan terpengaruhi karenanya, juga takut Tanu akan melakukan hal tidak baik kepada Nagita dan Maira, dna juga saham Maira di Blue City International, Tanu pasti akan memikirkan cara untuk mengambilnya.

Dia bukan sendirian, dibelakangnya masih ada keluarga Atmaja, mana mungkin dia begitu egoisnya membebankan Rendra?

"Aku tidak tau kamu sedang berkata apa," Manda tidak membalikkan kepalanya, "Kamu adalah penipu, aku tidak percaya padamu."

"Jangan menentang maksud diri sendiri untuk mengatakan hal semacam ini untuk membuatku marah, aku tidak akan marah karena perkataanmu itu. Manda, kamu jangan takut, ada aku, bahkanpun langit runtuh, aku akan menopangnya untukmu."

Manda tau perkataan manis ini bukan untuk membujuknya, pada saat bencana di gunung Sumbing, saat atap rumah runtuh, dia sungguh dengan badannya menopang atap itu, membuatnya sedikitpun tidak terluka dan berhasil keluar dari reruntuhan.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu