Cinta Pada Istri Urakan - Bab 2 Pria dan Wanita Suka Padanya

Bab 2 Pria dan Wanita Suka Padanya

Di Univ Pelita Harapan, murid-murid jurusan keuangan, kelas 1 sedang mengikuti kelas aljabar, Laras sedang duduk, matanya melihat ke papan tulis, arah pandangannya mengikuti gurunya, tangannya memegang pulpen sebentar-sebentar menulis sesuatu, pura-pura mengerti.

"apakah semuanya sudah mendapatkan jawabannya?" guru Sutoyo melihat ke bawah sekilas, " Laras, jawabannya berapa?"

Laras tidak mendengarnya, dia masih saja melamun.

Di sekelilingnya sudah ada teman sekelasnya yang tertawa diam-diam, guru Gao berkata dengan lebih keras lagi, " Laras, Laras!"

"hadir!" Laras buru-buru berdiri di tempatnya.

"jawabannya berapa?"

Laras menundukkan kepalanya, melihat di buku catatannya penuh dengan tulisan "si bodoh", ekor matanya hanya bisa melihat ke sampingnya, dasar Christian Ridwansyah sialan, tidak membiarkannya melihat jawabannya.

Guru Sutoyo membenarkan letak kaca matanya, berkata dengan tegas : "matamu tidak usah melihat ke samping, lihat jawabanmu sendiri."

Laras mengangkat kepalanya, berkata dengan jelas : "Pak Sutoyo, saya tidak tahu."

"tidak tahu? Tadi saya menjelaskan dengan sangat detil, kau tidak dengar?"

"saya tidak mengerti."

"tidak mengerti? Apakah sesusah itu? Semuanya adalah yang paling dasar, saya bahkan sudah menjelaskannya berulang kali."

Laras langsung melotot ke arah guru Sutoyo dan berkata : "jika saya sudah mengerti maka anda tidak perlu bekerja lagi."

Teman-teman sekelas langsung tertawa terbahak-bahak.

Guru Sutoyo merasa kehilangan mukanya dan memukul meja, " Laras, dengan cara belajarmu yang seperti ini, kau masih ingin lulus ujian? Beberapa hari lagi akan ada ujian akhir, apakah kau masih bermimpi?"

Tiba-tiba Laras menumpukan badannya ke kiri, menjinjitkan kaki kanannya, satu tangannya dimasukkan ke dalam kantong celana, "memang cara belajar saya seperti ini, meskipun saya tidur setiap hari itu juga bukan urusanmu!" meskipun cara bicaranya bagaikan preman, tetapi wajahnya sangatlah tampan, tingkat ketampanannya tidak kalah dibandingkan dengan pria paling tampan di kelas mereka, Christian.

"Wuuuu wuuuu...." teman-teman sekelas bersorak bersama-sama sambil berteriak dan memukul meja, membuat guru Sutoyo sangatlah marah.

"jangan ribut, kau...." dia menunjuk kepada Laras, "setelah pulang kau panggil orang tuamu untuk datang ke kampus."

"tidak ada waktu!"

"jika tidak datang maka kau tidak boleh pulang."

"kebetulan, terima kasih guru Sutoyo sudah mau menerimaku."

"waaa waaa waaa..." teman-teman bersorak kembali.

---

Selesai pelajaran, Laras ditahan di kantor dosen, sebagai seorang mahasiswi, memanggil orang tua untuk datang ke kampus, bukankah itu terlalu memalukan, terlebih lagi dia tidak ada orang tua yang dapat dipanggil ke kampus.

Dapat dikatakan, di dalam kampus nama "tuan muda Atmaja" sudah terkenal, tidak suka belajar, tidak ada keahlian, suka bikin masalah, sering membantah, semua hal yang buruk sudah dilakukan, dia adalah jenis murid yang paling membuat guru-guru sakit kepala, sudah tidak mau belajar dengan benar, masih mempengaruhi murid lain untuk mengikuti jejaknya.

Jika bukan dikarenakan nama ayahnya --yang sudah belasan tahun tidak pernah ketemu-- sudah menyumbangkan gimnasium kepada kampus mereka, dia tidak berhak masuk ke kampus ini.

Kepala jurusan begitu melihat dia langsung sakit kepala, "kau berdiri yang benar, lepaskan antingmu."

Laras memiringkan badannya ke sisi yang lain, bertumpu menggunakan kaki yang satunya, "saya tidak mau, saya suka anting ini."

"kau lihat dirimu, seperti apa penampilanmu? Laki-laki bukan, perempuan juga bukan."

Laras memakai atasan kemeja kotak-kotak berwarna biru muda, bawahannya adalah celana panjang, ditambah dengan rambut pendeknya, dilihat dari jauh tidak ada bedanya dengan laki-laki, dilihat dari dekat bagaikan preman kelas 2, masih tidak ada bedanya dengan laki-laki.

"Kau adalah seorang perempuan, dapatkah kau sedikit bersikap sebagai seorang perempuan? Berdiri yang benar!"

Laras tetap menggoyangkan kakinya, menunjukkan sikap "saya maunya seperti ini, kau bisa apa", sikapnya sangat memalukan tetapi juga sangat keren.

"berapa nomor telepon ayahmu?"

"Tidak tahu."

"tidak tahu? Nomor telepon ayahmu sendiri kau tidak tahu?"

"hah, guru, bahkan ayah saya siapa saja saya tidak tahu."

Kepala jurusan marah dan sekaligus kasihan, anak jaman sekarang semakin susah diatur, "kalau begitu bagaimana dengan ibumu?"

"saya juga tidak tahu."

Kepala jurusan tidak tega untuk bertanya lagi, takut jika masih bertanya, dia menjawab "saya tidak punya ayah tidak punya ibu, tidak ada yang peduli", kepala jurusan tidak tega, berkata sambil menghela napas, "haiss, Laras, menurutmu apa yang harus kuperbuat kepadamu? Kau lihat nilaimu, apakah kau tidak ingin lulus? Kalau begitu sia-sia ayahmu menyumbangkan gimnasium.

Univ Pelita Harapan mengajar murid-muridny cukup keras, tidak peduli kalian masuk lewat jalur apa, tetapi jika murid sudah melakukan kesalahan yang berat atau nilainya sudah terlalu jelek, semuanya dikeluarkan, tetapi terhadap Laras, kepala jurusan benar-benar tidak berdaya.

Tiba-tiba Christian membawa setumpuk berkas masuk ke dalam kantor, sebagai wakil ketua perhimpunan murid, dia selalu adalah murid terbaik di mata semua orang, nilainya bagus, penampilannya baik, latar belakang keluarganya juga baik.

Laras memelototi dia dengan ganasnya, lihat orang kesusahan tidak mau menolong, tidak setia kawan! Dia berkata dengan santainya : "guru, anda tidak perlu berbicara lagi, apa yang ingin anda sampaikan saya sudah tahu semuanya, lain kali saya tidak akan membantah guru Sutoyo lagi, waktu pelajaran guru Sutoyo saya tidur saja, boleh kan?"

Kepala jurusan benar-benar tidak tahu harus berbuat apa terhadap dia, orang tuanya tidak peduli, dia juga tidak peduli, masa-masa pemberontakan anak ini agak sedikit keterlaluan, "kalau kau tetap seperti ini, saya juga tidak bisa mengaturmu lagi."

"itu lebih baik, saya tidak pernah meminta kalian untuk mengaturku." dia mengangkat kepalanya,menggigit bibir bawahnya, dalam satu tarikan napas merapikan poni yang menutupi alisnya, di dunia ini tidak ada yang bisa mengaturku, akupun tidak butuh kalian untuk mengaturku!

Setelah keluar dari kantor kepala jurusan, Laras bergegas mengejar Christian yang ada di depan.

Cahaya matahari terbenam menyinari kampus, Laras membawa tas sekolahnya di punggungnya, menginjak daun-daun yang berguguran sampai ke belakang Christian, dia menepuk bahu Christian, protes dengan suara yang besar, " Christian, kau sangat tidak setia kawan, tidak membiarkanku melihat jawabanmu."

Christian dengan tinggi 180 cm, jauh lebih tinggi dari Laras, dia tidak menundukkan kepalanya, hanya melirik sedikit ke arah Laras, bertanya dengan meremehkan : "kenapa aku harus membiarkan kau melihatnya?"

"kurang ajar, kau ingin memberontak?!" Laras sambil membuang tasnya ke tanah, sambil menginjak undakan di pinggir jalan, dia mengaitkan kedua tangannya ke leher Christian, lalu langsung melompat ke punggung Christian.

"turun!" Christian berteriak dengan kesal, tapi tidak berdaya karena Laras memeluk dia seperti gurita, tidak bisa dilepaskan sama sekali, " Laras, apakah zodiakmu plester untuk anjing?"

"benar sekali, bahkan aku adalah jenis plester yang sangat kuat."

Laras dan Christian adalah teman sekolah, meskipun saling meremehkan, mereka juga saling berhubungan baik begitu lama tanpa ada masalah satu sama lain.

Christian adalah laki-laki paling tampan di kampus, setiap hari bisa menerima surat cinta dari murid perempuan di kampus.

Kehidupan di kampus tidak sama dengan di SMA, kehidupan di kampus seperti miniatur dari kehidupan bermasyarakat, jarak antar jurusan bagaikan dibatasi oleh gunung, jadi banyak orang mengira bahwa "tuan muda Atmaja" yang terkenal itu adalah seorang laki-laki, Laras juga tidak pernah menjelaskannya.

Laras juga menerima banyak surat cinta, bedanya adalah setengah dari laki-laki, setengahnya lagi dari perempuan, jika menggunakan bahasanya, aku "tuan muda Qian" pesonaku tidak dapat ditolak laki-laki maupun perempuan.

Christian juga tidak sungguh-sungguh berusaha melepaskan diri darinya, jika ingin melepaskan dirinya, pasti bisa lepas, dia membungkukkan badannya, berkata dengan kesal : " Laras, kau jangan membuatku marah."

"kalau kau marah terus kenapa?" sepasang kakinya dikaitkan di pinggang Christian, tangannya memegang kerah bajunya, pipinya ditempelkan ke telinganya, waktu sedang berbicara dia menempel ke pipinya, "hahaha, Christian, ayo bilang, kalau membuatmu marah terus kenapa?"

Christian tiba-tiba diam, tangannya memegang tangan Laras, ingin melepaskan tangannya, juga sambil melindungi dia jangan sampai jatuh, dia menelengkan kepalanya, matanya yang memesona menatap ke sepasang mata Laras, "jika kau membuat aku marah, aku..."

" Laras, cepat kau turun!" Christian belum selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang perempuan yang hampir memecahkan gendang telinga Christian, dia mendongak dan melihatnya, di depannya ada seorang perempuan yang melihatnya dengan tajam, dibelakang perempuan itu ada sekelompok laki-laki dan perempuan.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu