Cinta Pada Istri Urakan - Bab 575 Tuan Laras Muncul (2)

Laras adalah seorang yang aktif, ini masalah Gavin, dan dia menjadi lebih tertarik, sore harinya dia mengundang Miva Nian untuk bertemu.

“Nyonya Nian, sedang dikantor?”

“Iya Presdir Atmaja, tiba-tiba sekali meneleponku di waktu kosong ini, ada apa?”

“Tidak tidak, kami hari ini libur, aku ada barang yang mau kuantarkan ke kamu, spesial untuk customer, sore nanti aku datang mengirimkan padamu bisa?”

“Presdir Atmaja, baik sekali.”

“Jangan panggil Presdir Atmaja, seperti kita tidak akrab saja, panggil nama saja.”

“Kalau begitu jangan panggil aku Nyonya Nian juga, sama-sama panggil nama saja, Laras.”

“Oke, oke, kalo begitu aku datang mencarimu sekarang ya.”

“Silahkan.”

Studio baru Tintin selesai didirikan, aturannya masih belum jelas. Banyak karyawan luar daerah kembali kekota asalnya lebih awal, hanya menyisakan beberapa karyawan lokal seperti Miva Nian yang tetap tinggal.

Hari terakir masuk kerja, semua orang kehilangan semangat bekerja mereka.

Laras dengan beberapa makanan yang sedap, disini lebih sepi dari yang dia bayangkan, dan makanan yang dia bawa terlalu banyak.

“Laras, masuk kekantorku saja.” Miva Nian memanggilnya dari pintu.

Laras mengangguk, “Kalian makan yang banyak ya, aku membelinya lebih jadi jangan sampai membuangnya.”

“Baik, terimakasih Presdir Atmaja.”

Laras melambaikan tangan ke yang lain dan mengikuti Miva Nian kekantor.

“Duduklah, mau minum apa?”

“Tidak usah, aku sudah kembung, tidak ingin minum lagi.” Laras mengambil sebuah kotak dari tasnya. “ini, untukmu.”

Kotaknya semakin kecil pasti harga didalamnya semakin mahal, Miva Nian mengambil dengan sangat penasaran, saat membuka dan melihatnya, itu adalah sebotol parfum, apalagi merk parfum ini saat mahal, kecil tapi begitu mahal.

Miva Nian sangat senang dan berkata: “Kamu terlalu baik, yang lainnya kebanyakan akan mengirimkan kartu member supermarket, bagaimana bisa kamu mengirimkan parfum mahal?”

“Kamu kan klien lama dan teman lamaku, dari Rumah Layar sampai sekarang, itu semua berkat bantuan kalian aku bisa ada hari ini, Ambillah, sedikit terimakasihku.”

“Kalo begitu terimakasih.”

“Kamu mau coba gak, ini baunya sangat wangi, bisa mengangkat semangat kerja juga, kalo saat kencan bisa meningkatkan pesona.”

“Semangat apa?”

“ya itu, aku sudah memakainya, benar-benar sangat bagus makannya kuberikan padamu, sini aku bantu.”

Berbicara, lalu Laras mengambil parfum itu keluar dari tempatnya, disemprotkan sekali, “bagaimana?”

Miva Nian menarik nafas, aroma wewangian samar-samar keluar, sangat menyegarkan, dan sangat nyaman, “iya, aromanya tidak terlalu menyengat, sangat ringan. Aku suka sekalii, terimakasih.”

Laras melihat sekeliling, kantor Miva Nian lebih kecil dari kantornya, duduk dan mengamati.

Dia tahu, kantor Miva Nian di Rumah Layar berukuran lebih dari dua puluh meter persegi. Tapi aku juga tidak paham bagaimana perasaannya saat pindah kedalam ruangan sekecil biji kacang hijau ini.

“Bagaimana ruang kerja kalian? Kalo dibanding dengan yang di Rumah Layar?”

Miva Nian menggelengkan kepala, “Capek, capek sekali, dulu di Rumah Layar cuman mengurus satu artis, setiap orang melakukan pekerjaannya masing-masing, yang penting menyelesaikan satu hal dengan baik, kalo sekarang semuanya harus dikerjakan, hal hal yang sepele itu menyebalkan.”

“Kalo Juno?”

“Juno bertanggungjawab untuk urusan lapangan, dia berlari sepanjang hari dengan Tintin, aku mengurusi dalam, jangan tanya seberapa repotnya, mereka bagian berbicara, tapi aku yang membereskannya.”

Laras menghela nafas, sangat memahami situasinya dan berkata: “memang benar, sebenarnya aku juga sama, perusahaanku baru saja berdiri, semua masalah harus aku yang menyelesaikannya, repot banget.”

Jika kebaikan sebelumnya hanya sebuah kesopanan, sekarang keduanya benar-benar saling bersimpati.

Miva Nian membuka hatinya sepenuhnya untuk Laras, penuh sampai tumpah.

Setelah beberapa saat, Miva Nian menguap, kelopak matanya hampir tidak bisa dibuka lagi, “Yah, sampai disini saja ya, aku sudah mengantuk.”

Belum selesai Laras berbicara, Miva Nian benar-benar mengantuk.

Hei, obat yang diberikan Anis ini sangat bagus.

Laras mendorong dorong Miva Nian, dengan suara kecil memanggilnya, “Miva, Miva?”

Miva Nian bersandar di sandaran kursi, menyandarkan kepalanya, menutup matanya, mulutnya terbuka sedikit, dan tertidur sangat pulas.

Wanita itu paling memperhatikan citranya, jika dia bisa tidur dengan buruk dan tenang, berarti dia benar-benar tertidur.

Laras langsung berjalan kepintu, langsung mengunci pintu dan berjalan di samping Miva Nian, memindahkannya dengan kursinya kesamping.

Studio Tintin tidak memilik staff yang lengkap, Miva Nian bukan hanya mengurusi masalah internal, tapi juga mengurusi keuangan.

Untungnya, Laras paham sedikit.

Ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal ini, detak jantungnya sangat cepat sehingga tangannya gemetar saat dia mengklik mouse.

Apa yang disebut dengan hati seorang pencuri, dia bisa merasakannya.

Dengan cepat dia bisa menemukan file tempat akun disimpan, tapi folder itu terkunci.

Dia menghela nafas, mengeluarkan flashdisk yang ada dikantongnya.

Dalam flashdisk ini ada perangkat lunak membuka folder otomatis, dan bisa langsung membuat file tercopy ke flashdisk, dan bisa terbuka otomatis.

Butuh waktu 2 menit untuk mengcopy, Laras menahan nafas, menatap progress itu tanpa berkedip, dan berkata tanpa suara: “cepat, cepat, cepat…..”

Saat ini, lengan Miva Nian yang bertumpu dikursi tiba-tiba terjatuh, Laras hampir takut, kakinyapun jatuh ketanah.

Dia merasakan keringat dingin ditubuhnya, ada keringat mengalir dari pelipis.

Selesai disalin, flashdisknya keluar secara otomatis, dia segera melepaskan flashdisk dan memasukannya dalam saku lalu menutup file itu.

Laras menarik nafas dalam-dalam, menghilangkan kegugupannya. Dia berdiri dan memindahkan Miva Nian keposisi semula, lalu berdiri menunggu komputer kembali mematikan layarnya.

Dalam waktu yang singkat, Laras merasa satu abad sudah berlalu. Bayangkan Gavin yang menyamar untuk misi rahasia, seberapa kuatnya mereka?!

Dia berjalan ke pintu dan membuka kunci, lalu duduk ditempat semula. Dia melihat jam, hanya lewat 7 menit.

“Miva? Miva?”

Miva Nian terbangun karena dorongan, matanya terbuka, bahkan diapun malu pada dirinya sendiri, “ya ampun maaf, ternyata aku ketiduran. Aduh, kemarin tidak tidur sepanjang malam.”

Laras menunjukan ekspresi paham dan tersenyum, “Tidak apa, aku cuman takut kalau kamu tidur begini bisa demam, sebentar lagi jam pulang kerja, mau aku antar pulang?”

“wah, sangat merepotkan.”

“Gakpapa, sekarang orang-orang sudah pulang untuk merayakan tahun baru, jadi dijalan pasti sepi.”

“Oke, kalau begitu maaf ya merepotkanmu.”

“Tidak apa.”

Malam hari, Laras kembali kekediaman Gavin. Weiner sudah berada disana menunggu, barang ini jika diberikan langsung kepada Gavin terlalu terus terang, dia dengan Anis, Hendro, semua terkena murka Gavin yang sangat dahsyat.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu