Cinta Pada Istri Urakan - Bab 373 Percaya Atau Tidak Aku Akan Menggigitmu!

Setelah makan malam, nenek pergi tidur siang. Semua orang pergi ke ruang keluarga untuk beristirahat juga, tanpa menunggu lagi Gavin menarik Laras ke lantai 2.

Setelah naik, dia berbicara langsung ke inti: “Ini gelang yang diberikan oleh Christian?”

“Iya, ada apa?”

“Kenapa dia memberimu gelang? Memberikan orang yang lebih tua barang yang melekat dibadan, apa yang ingin dia lakukan?”

“….Kurangi pikiran gila itu, ini adalah hadiah dari dia, nenek juga ada.”

“Kenapa punya nenek bukan sebuah gelang?”

“…” Laras tidak bisa menjawab, “Katanya ini rekomendasi dari saran pemandu belanja.”

“Dan kamu percaya? Bisa jadi dia bertanya kepada pemandu belanja adalah hadiah untuk pacar.”

Laras memutar matanya, tidak ingin mempedulikannya.

“Lepas.” Perintah Gavin.

Laras merasa aneh, ini hanya sebuah gelang, kenapa sampai begini. Dia dan Christian juga tidak ada apa-apa. Dulu tidak ada, sekarang tidak ada, apalagi nanti tak akan ada.

Dia merasa kalau dia melepaskan sekarang, itu berarti sama dengan sedang membuktikan sesuatu.

Lihatlah mata dan nadanya, seperti sedang mengintograsi tahanan. (Penulis tercinta: Berarti kamu belum melihat Gavin saat mengintrograsi tahanan.)

“Aku tidak mau, aku suka, jadi aku akan memakainya.” Katanya dengan kuat dan menaikkan wajahnya, kedua tangannya juga memegangi pinggulnya, yang berarti dia menolak.

Gavin berkata: “Aku tidak ingin mengulangi untuk kedua kalinya”

Huft, Dia tidak sedang takut padanya, buat apa! Laras keras kepala menyembunyikan tangannya kebelakang dan berbelok, “Aku malas mempedulikanmu!”

Dia berjalan kedepan dan diikuti oleh Gavin, satu tangan menarik tangannya dan langsung melepas paksa gelang itu.

Gelangnya jatuh, manik-manik kristal jatuh ke lantai dan berguling-guling.

Laras terkejut dan marah, dimana ada orang seperti ini, sekali datang langsung mencari masalah. Lagi pula, mereka masih di masa bulan madu, tidak bisakah bersikap lembut padanya?

Sebenarnya, menurutnya mendaftarkan pernikahan mereka adalah suatu hal yang merepotkan, tunggu sampai mereka terdaftar dalam pernikahan barulah dia resmi menjadi Nyonya Pradipta.

Hubungan suami istri bukankah harus saling percaya?

Dia memelototi Gavin, dia luar biasa sedih, marah, takut, tentang kata-kata dan tindakannya, semua ekspresi tertulis di wajahnya.

Dan Gavin, sedikit merasa bersalah, dia hanya memiliki sedikit perasaan dihatinya, hanya ingin melepaskan gelang itu dari tangannya dan tidak disangka malah akan menjadi seburuk ini, gelangnya patah.

Tapi, dia masih, melindungi harga dirinya, bagaimana bisa berubah menjadi lembut disaat ini? Ini tidak pas dengan karakter laki-laki wibawa yang dia pegang.

Laras sangat marah, berbalik dan berlari kedalam kamar, menutup pintu dan menguncinya.

Gavin terpaku diam ditempat, baru kembali dan jadi seperti ini, hidup terlalu pahit.

Ini hanyalah sebuah masalah kecil di pernikahan baru, tapi bagaimana bisa menjadi seperti ini?

Gavin tidak mengerti, Laras apalagi, dia sangat marah sehingga dia terbaring diatas ranjangnya dan memukuli bantal.

Setelah memukul sekali, Dia buru-buru menginjak belakang pintu dan mendengar bagian luar. Huft, mari lihat kapan kamu akan mengetuk pintu.

Gavin hanya berjalan bolak balik didepan pintu, mari lihat kapan kamu akan membuka pintu.

Tidak tahu sudah berlalu berapa lama, Laras duduk dibalik pintu dan tertidur. Tiba-tiba dia terbangun dengan sepasang tangan yang kuat memegangnya.

“Aaa! “ Tunggu sampai dia bisa melihat jelas siapa yang datang, dia mengepalkan tangannya dan meninju dadanya, “Pecundang, baru kembali sudah membuatku marah, lepaskan aku, lepaskan !”

Gavin menaruhnya diatas kasur, saat dia ingin melawan, Gavin menekannya lebih kuat.

Laras membuka mulutnya yang kecil bersiap untuk menggigitnya, “Percaya atau tidak aku akan menggigitmu!”

Siapa yang tahu, Gavin bukan hanya tidak marah, dia malah tertawa, “Oke, ayolahh, mari gigit.”

“…” kata-kata ini kenapa terdengar salah ya.

Gavin kalo bilang ini pasti ini, angkat pelat pinggang dan mulai lepaskan sabuk, Laras terkejut dan memeluk bantal, diapun menyusut.

Tapi ribut tetaplah ribut, dengan cara ini, bau mesiu di antara mereka tidak begitu kuat. Sebaliknya, ada kasih sayang yang kuat di antara pasangan muda itu.

Terakhir Gavin melepas ikat pinggang dan melepas baju dan celananya, dia hanya ingin tidur saja, tapi kalo bisa tidur dengan memeluknya itu lebih baik lagi.

“Perjalanan hari ini, seperti mendaki gunung, pagi tadi baru kembali ke kamp, dan sekarang aku hanya ingin tidur.”

Laras mendengar itu, mulai merasa tidak enak, sepertinya lupa kenapa tadi marah.

“Makannya aku melihat kalian semua kenapa bermata panda, mereka juga sempat menguap waktu makan, kenapa kalian tidak bilang dari awal, kalo kalian beritahu dari awal nenek pasti menyuruh mereka cepat tidur.”

“Mereka sungkan, baru tiba dirumah langsung tidur, karena mereka rela menunggu jadi aku juga ikut mereka.”

“Nenek sudah memberitahuku, dia bilang kasus segitiga emas tidak perlu diselidiki lagi.

Gavin menarik nafas, “Iya, ini perintah atasan.”

“Jadi kalian menghukum diri kalian sendiri?”

Laras mengatakan sesuatu yang brilian dan menyodok langsung di hatinya. Suaranya tercekat, tapi dia masih harus berpura-pura santai. “Ada atau tidak, itu adalah latihan keseharian kami.”

“Kamu menangis?”

“Bicara sembarangan, aku hanya Lelah.”

Laras menatapnya, kedua tangannya memegang wajahnya, sudah terlihat sangat jelas olehnya bahwa ada air mata disitu, tapi dia masih tidak mengakuinya, “Denganku masih tidak bisa bicara?”

Gavin agak tertahan, memeluknya, mendekap dia erat didadanya, tidak mengizinkan dia melihat wajahnya yang sedang terluka.

Dia berbisik: “Jino meninggal sangat menyedihkan, tapi kita malah tidak melakukan apa-apa lagi, semua tim kecewa. Paus telah melakukan kontak dekat dengan polisi sebelumnya, dan sekarang polisi tidak mau memberi tahu kami apa pun tentang kasus ini. Kami menangkap Fadli dan Rama, Jino menyamar dengan lancar. Awalnya, kami memiliki banyak petunjuk untuk diperiksa dan memberikannya kepada polisi. Apa yang bisa dilakukan polisi? Prospek yang baik malah diputuskan."

"Tere Liye sangat licik, mau memeriksa dia juga sudah tidak bisa. Sekarang Tere Liye sudah mati. Darius dan Jenny bergabung. Mereka semua adalah anggota satuan tugas khusus sebelumnya. Polisi dapat menanganinya? Aku sudah bicara pada atasan berkali-kali, tapi tetap dibebas tugaskan. Aku tidak rela.“

Kata-kata Gavin ini, seakan tidak bisa menghentikan mobil. Dia juga hanya orang biasa, terluka bisa menangis, ada yang memancing dia akan marah.

Perintah militer itu seperti gunung. Di depan perintah militer, kekuatannya sendiri tampak sangat kecil.

"Jino diledakkan tanpa bisa dikenali. Segera setelah aku menutup mataku, aku ingat tangisan orang tuanya. Aku minta maaf untuk mereka. Laras, bisakah kamu menghargai perasaanku? Ketika Jino meninggal, aku malah menikah, melaksanakan reuni keluarga, sangat membahagiakan, bagaimana aku bisa melakukan ini?"

Laras melihat Gavin yang begitu tak berdaya untuk pertama kalinya. Dia menoleh dengan kencang dan menghiburnya: "Aku tahu, Jino sudah mati, aku juga sedih setengah mati, apalagi kalian. "

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu