Cinta Pada Istri Urakan - Bab 72 Siapa Yang Menelepon Terlebih Dahulu, Dialah Yang Seekor Anjing (2)

Bahkan dia rela memanggil kakak, Laras tertawa dan memakinya, "Dasar gadis busuk, cepat katakan, setelah itu gue mau makan."

Jadi Manda berkata dengan malu : "Apalagi kalau bukan soal paman pertamamu itu, dia sudah menyelamatkan nyawaku, menurutmu bukankah aku harus mengundangnya makan untuk berterima kasih kepadanya?"

"Harus, benar-benar harus, tenang saja, serahkan padaku."

"Terima kasih.....oh iya, tadi aku dengar ayah dan ibuku bilang mau mengadakan pesta untuk ulang tahun kakek yang ke 70, kamu pulang tidak?"

Laras melihat undangan yang ada di atas meja, dia sudah mendapatkan undangannya, tetapi dia masih ragu-ragu apakah dia harus menghadiri pestanya atau tidak.

"Saat kamu pulang untuk mengunjungi kakek waktu itu, dia merasa sangat gembira, kali ini kamu sudah lama tidak pulang, kakek seharian menyebut namamu, selain itu saat ini kita sedang libur, jika kamu tidak pulang, kakek pasti akan sangat sedih."

"Baiklah, baiklah, aku pergi deh, Gavin sedang pergi dinas, dia masih belum kembali, dia belum tentu bisa pergi."

"Yang penting kamu datang, kakek pasti akan merasa sangat gembira."

Setelah dia mematikan telepon, Laras menghela napas berat, sebenarnya dia tidak begitu membenci paman dan bibinya, jika bukan karena kekejaman mereka, maka dia juga tidak akan mungkin bisa menikah dengan Gavin, hanya saja setiap kali dia teringat akan hal itu, hatinya akan selalu terasa dingin.

Saat ini tiba-tiba ada pelayan yang melapor kepadanya, "Nyonya muda, tuan muda sudah kembali."

Mata Laras langsung bersinar, kabut yang menutupi hatinya hilang seketika, hatinya merasakan kegembiraan yang tak terkatakan, dia segera meletakkan sendoknya lalu berlari keluar.

Di luar sudah gelap, angin dingin yang menusuk kulit berhembus ke tubuhnya, tetapi meskipun demikian, hal itu tetap tidak bisa menghentikan semangat Laras yang berapi-api.

Dia bagaikan anak ayam yang sangat gembira, dia sama sekali tidak tahu dengan yang dinamakan dingin.

Kendaraan off-road militer yang besar dan gagah masuk ke dalam halaman, lalu berhenti tepat di depan pintu gerbang, pintu mobil terbuka lalu Gavin yang mengenakan seragam militer keluar dari mobil dengan kerennya.

Di tengah angin malam yang dingin, mata Gavin terus menatap gadis kecil yang sedang berlari menyambutnya itu dengan tatapan mata yang berkobar, lalu dia sedikit berjongkok dan membuka kedua tangannya lebar-lebar, menggunakan postur yang paling besar untuk menyambut Laras.

Laras langsung melompat masuk ke dalam pelukan Gavin, kedua tangannya memeluk leher Gavin, lalu dia melingkarkan kedua kakinya dengan kuat di pinggang Gavin.

Karena Laras tiba-tiba melompat dengan sangat cepat, Gavin secara refleks mundur selangkah, lalu dia berseru, "My God, berat sekali, kamu sudah hampir menjadi babi yah."

Laras terkekeh dan berkata, "Aku adalah babi yang imut, terima kasih atas pujian dari tuan besar."

Gavin memelototinya, dia sedang berterima kasih atau menyindirnya? Tetapi, bibirnya dari tadi tidak berhenti tersenyum, begitu menundukkan kepala, dia langsung mencium bibirnya, bibir kecil ini selalu terasa begitu manis.

Cuacanya benar-benar sangat dingin, mereka berdua saling berhadap-hadapan, Gavin memeluknya dengan erat dan segera berlari masuk ke dalam rumah.

Kepala pelayan Dewa dan para pelayan yang lainnya melihatnya dengan terpana, bukankah ini adalah tuan muda mereka?

"Apakah kamu sudah makan?"

"Belum."

"Kalau begitu kebetulan, aku juga baru saja mulai makan. Kenapa kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu kalau kamu mau pulang?"

"Aku mau memberikanmu sebuah kejutan, kamu senang tidak dengan kejutannya?"

"Hahaha, senang senang senang."

Para pelayan segera mengambilkan sepiring nasi yang masih panas, lalu bagian dapur juga segera menambahkan beberapa macam masakan.

Gavin terlihat sangat lelah, dia sekarang agak hitaman, juga kurusan, tetapi tidak peduli perubahannya seperti apa, pesonanya tetap tidak berkurang sedikitpun, Laras menatapnya sambil menggigit ujung sendoknya, lalu tersenyum dengan bodohnya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu