Cinta Pada Istri Urakan - Bab 134 Aku Adalah Supir Yang Berpengalaman

Setelah pertarungan menakjubkan di pagi hari itu, Laras tidak berani menatap langsung ke mata Gavin, dari semenjak keluar dari rumah sampai ke mobil dan sepanjang perjalanan, dia tidak mengatakan sepatah katapun.

Gavin tahu kalau dia pasti merasa malu, jadi dia tidak menggodanya, dia hanya sebentar-sebentar melirik Laras dengan menggunakan ekor matanya, semakin dilihat dia semakin merasa Laras benar-benar sangat lucu.

Ketika sampai di persimpangan jalan, Laras dengan terkejut menyadari kalau ini bukanlah jalan menuju ke kediaman orang tua Gavin.

"Loh, bukannya kita mau pergi mengunjungi papa dan mama?" pagi ini Gavin berkata kalau ingin membawanya pergi mengunjungi orang tua, dia mengira kalau mereka akan pulang ke rumah keluarga Pradipta.

"Nanti saja baru ke rumah papa sama mama, tidak terlalu mendesak juga, kita pergi ke rumah Atmaja untuk melihat kakek."

Laras mengedipkan matanya, "Kenapa?" bukannya dia tidak mengerti, melainkan dia merasa sangat terkejut karena Gavin tanpa diduga berinisiatif untuk mengajaknya mengunjungi kakek, dari semenjak dia kembali sampai sekarang, dia bahkan belum menengok orang tuanya sendiri, namun sekarang malah mau pergi mengunjungi kakek terlebih dahulu.

Gavin berkata : "Aku tidak pernah secara resmi mengunjungi kakek, ini salahku, kebetulan sekarang aku ada waktu luang, beberapa waktu belakangan ini juga sudah terjadi beberapa perubahan kepada keluarga Atmaja, kita sebagai yang lebih muda sudah seharusnya pergi mengunjungi yang lebih tua, bukankah begitu?"

Laras menggeleng, kemudian segera mengangguk kembali, "Iya, iya, memang seharusnya begitu, hehe, terima kasih."

"Dasar bodoh, untuk apa berterima kasih segala."

Setelah itu Gavin memegang kemudi mobil dengan satu tangan, lalu mengulurkan tangannya yang satu lagi untuk menarik tangan Laras yang kecil, "Jangan pernah lagi mengucapkan terima kasih kepadaku, mengerti tidak?"

Telapak tangan Gavin yang lebar dan juga hangat membungkus seluruh tangannya yang kecil dan juga menghangatkan hatinya.

"Menyetir dengan fokus."

"Mobil matic kan tidak perlu mengganti gigi."

"Tapi tetap saja kamu harus memegang setir dengan kedua tanganmu."

Gavin berkata dengan wajah yang terlihat sombong : "Aku adalah supir yang berpengalaman!"

"........" baiklah, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya.

Mobil off road militer Gavin melaju di sepanjang jalan, mengikuti alamat yang diberikan oleh Manda, tidak lama kemudian mereka sampai di rumah yang sekarang ditempati oleh keluarga Atmaja.

Disini adalah daerah pinggiran kota Jakarta, sebenarnya ini mirip dengan daerah pedesaan, rumah-rumah yang ada disini semuanya hampir sama bentuknya.

Gavin memperlambat laju mobilnya dan melihat ke sekelilingnya, selain kolam ikan yang besar, tidak ada tanda apapun lagi.

"Lurus terus, setelah melewati jembatan belok ke kiri, setelah itu sudah sampai," Laras menunjuk jalan dan berkata, "Ini adalah rumah lama kakek dan nenekku, waktu kecil aku pernah ikut kakek dan nenek pulang kemari, sudah berlalu belasan tahun, namun kecuali jalan yang dulu dibuat dari batu sudah diaspal, yang lainnya tidak berubah sedikitpun."

Gavin mengemudikan mobilnya dengan stabil, "Lingkungannya cukup bagus." ini adalah satu-satunya kelebihan yang bisa dipikirkannya mengenai tempat ini.

Laras tertawa, "Iya, dulu nenek sering berkata kalau dia lebih suka berada di rumah lama, polusinya sedikit, langitnya biru, tapi bibi sangat tidak menyukai tempat ini, setelah mengatakan beberapa kali, akhirnya nenek tidak lagi mengungkit soal kembali ke rumah lama, nenek takut terjadi pertengkaran antara mertua dan menantu."

"Apakah kakek dan nenek memperlakukanmu dengan baik?"

"Baik, namun sayang sekali nenekku sudah lama meninggal."

Gavin menoleh dan menatapnya sekilas lalu bertanya : "Bagaimana nenek bisa meninggal?"

Wajah Laras yang sedikit tersenyum tiba-tiba tertutupi dengan kesedihan, dia tersenyum dengan wajah yang pucat dan juga tidak bertenaga, "Tengah malam terbangun lalu terpeleset, setelah itu nenek tidak bisa bangun lagi...... keesokan harinya kakeklah yang pertama kali menemukan tubuh nenek yang sudah mendingin....."

Gavin merasa sangat terkejut, pantas saja saat Laras mendengar ayahnya terpeleset dan terjatuh, di tengah malam musim dingin, dengan hanya mengenakan piyama dan sandal, dia langsung pergi ke rumah sakit dengan cemas, pantas saja saat itu dia terlihat begitu panik dan tidak berdaya.

Gavin merasa sedikit bersalah, dia mengelus rambutnya dan berkata : "Tidak apa-apa, nenek sudah berada di atas dan melindungi serta memberkati Laras kami, jika Laras kami melewati setiap harinya dengan bahagia, maka nenek juga akan merasa tenang."

Jantung Laras kembali dihantam oleh perkataan Gavin, ternyata dia juga bisa mengucapkan perkataan yang begitu hangat dan juga perhatian seperti ini.

Selama mereka berbicara, mobil off road Gavin sudah sampai di depan rumah kecil berlantai tiga.

Di sini ada sederetan rumah pedesaan yang mirip satu dengan yang lainnya, masing-masing rumah dikelilingi oleh dinding pembatas, kecuali dinding bagian luarnya yang terlihat sedikit jelek, sebenarnya rumah-rumah itu sangat mirip dengan villa di kota-kota besar, masih jauh lebih nyaman untuk ditinggali daripada di apartemen.

Tempat yang ditinggali Rama saat ini jelas sekali sudah direnovasi kembali, dinding luarnya terlihat jauh lebih baru dibandingkan dengan rumah tetangga-tetangga yang lain, bagian dalam dinding pembatas juga dibuat dengan indah, halaman orang lain digunakan untuk menjemur beras dan juga jagung, sedangkan halamannya ditanami dengan rumput dan juga bunga-bunga yang indah.

Meskipun perusahaan Atmaja sudah dinyatakan bangkrut, namun unta yang mati masih tetap lebih besar dibandingkan dengan kuda, jika dibandingkan dengan keluarga biasa lainnya, keluarga Atmaja bisa dibilang adalah keluarga kaya.

Mungkin karena mendengar suara mobil, Rama dan keluarganya keluar semua, Rama dan Nagita memapah kakek di kiri dan kanan kakek, Maira mengikuti mereka dari belakang.

Mereka semua berpakaian bagus, terlihat tidak ada bedanya dengan sebelumnya, terutama Maira, dia keluar dengan mengenakan mantel panjang kashmir dengan sepatu bot panjang.

Meskipun dengan berpakaian seperti itu terlihat lebih resmi, namun jika dibandingkan dengan lingkungan di sekitarnya, mereka terlihat sedikit aneh.

"Jenderal Gavin," Rama sangat bersemangat, suaranya terdengar sedikit terengah-engah, "Pagi-pagi sekali Manda berkata kalau kalian mau datang, karena itu kami menunggu kalian, aku tidak menyangka kalau kalian akan datang begitu cepat, kami juga tidak mempersiapkan apa-apa di dalam rumah, maafkan kami."

Saat seperti ini, tentu saja Nagita juga akan mengatakan sesuatu, "Benar sekali, rumah kami biasanya jarang menerima kedatangan tamu, jarang-jarang kalian bisa datang kemari, karena itu kalian tinggallah untuk makan dahulu, setelah itu baru pergi, kita pergi ke pertanian yang berada tidak jauh dari sini, aku berharap Jenderal Gavin tidak akan merasa keberatan."

"Tidak apa-apa," Gavin mengabaikan yang lainnya dan menatap kakek, "Kakek, maafkan aku karena sudah begitu lama tidak datang untuk menengok anda."

Setelah mengalami perubahan ini, yang terkena imbas paling besar mungkin adalah kakek, kesehatannya dari dulu memang sudah tidak begitu baik, sekarang tubuh dan mentalnya sudah tidak sebaik dulu, dia mengulurkan tangannya yang gemetar lalu satu tangannya menarik Laras, tangannya yang lain menarik Gavin, matanya yang keruh perlahan lahan menjadi basah, "Bagus sekali jika kalian bisa datang, itu sudah cukup."

Laras : "Kakek, dia baru saja pulang dinas, beberapa hari ini dia sedang cuti, jadi kami bisa datang untuk menjenguk kakek, bagaimana kesehatan kakek saat ini?"

Nagita sudah menjawabnya terlebih dahulu : "Kesehatan kakekmu sangat baik, tidak merasa sakit, selain itu bisa makan dan juga tidur dengan baik."

Rama : "Kita berbicara di dalam saja, jangan terus berdiri di luar."

"Baiklah," Gavin mengangguk lalu menoleh dan berkata kepada Laras, "Bantu aku untuk mengambil barang-barang yang ada di bagasi."

Laras bertanya dengan terkejut : "Kamu bahkan mempersiapkan barang-barang?"

"Omong kosong, bagaimana mungkin kita datang dengan tangan kosong."

Mereka berjalan ke belakang dan begitu bagasi mobil terbuka, Laras melihat bagasi belakang mobil yang luas terisi penuh dengan barang, semuanya adalah barang-barang bagus yang berkualitas tinggi.

Saat Laras baru saja ingin mengatakan sesuatu, Gavin sudah berkata terlebih dahulu : "Aku menyuruh kepala pelayan Dewa yang menyiapkannya, kamu jangan berlebihan seperti itu bisa tidak?"

"........"

"Cepat pindahkan barangnya."

Mata Nagita berbinar, dia seketika merasa sangat gembira, dia sudah satu bulan lebih tidak memakan sarang burung berkualitas tinggi seperti ini, kebetulan sekali Gavin mengirimkannya kemari, bagi dirinya yang sekarang ini, itu benar-benar adalah bantuan yang dibutuhkan olehnya.

Dia merasa gembira, namun juga merasa iri, pria yang begitu baik seperti ini kenapa bukan adalah menantunya?

Sambil memikirkannya, Nagita mengisyaratkan sesuatu kepada Maira lewat matanya, "Jenderal Gavin, biarkan Maira membantu kalian......pergilah, pergi...."

Maira yang sekarang sebenarnya merasa sangat rendah diri, keluarganya sudah bangkrut, jadi dia sudah bukan merupakan nona besar seperti sebelumnya, dia juga sudah merasakan perubahan perilaku orang-orang saat mengetahui keluarganya sudah bangkrut.

Dia juga ingin dapat melewati kesulitan yang dialaminya saat ini, tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga demi keluarga Atmaja.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu