Cinta Pada Istri Urakan - Bab 323 Perjodohan Asing

Dengan begitu Fanny dipanggil berkumpul ke kediaman Gavin.

Dia masih bingung, perasaan ini seperti, belum bertemu pacar, tapi bertemu keluarga pacar dulu.

Semuanya bercanda ria menyuruh Jino keluar menjemput Fanny, Jino masih malu-malu.

Fanny kurus drastis, pada saat jumpa di depan pintu kediaman Gavin, mata Jino melebar, apa ini masih gadis kecil gemuk yang dulu? Jelas-jelas seorang wanita cantik.

Wajah Fanny memang sudah sangat cantik, waktu gemuk sangat lucu, setelah berolahraga berhasil kurus, menghilangkan wajah tembem, tubuhnya juga sangat langsing, wajahnya lebih cocok dengan badannya, keeleganan seluruhnya bertambah tidak sedikit.

Sebenarnya Jino juga sangat lama tidak berjumpa dengan Fanny, biasanya mereka hanya berkomunikasi dari handphone.

Dan juga, karena pekerjaan Jino, mereka juga tidak sering berkomunikasi.

Kali ini berjumpa dengan Fanny, dia juga sangat terkejut, seperti mendapatkan berlian.

"Kenapa? Tidak mengenalku?"

"Kenal, kenal," Jino sampai malu melihatnya, tapi juga tidak bisa menahan untuk tidak melihatnya, "Kamu kenapa berubah menjadi kurus begini?"

"Tidak suka ya? Tidak cantik ya?"

"Cantik, Justru.......Justru terlalu cantik."

Fanny mengatup bibirnya tersenyum kecil, mengulurkan tangannya: "Kalau begitu kedepannya mohon bantuannya, sayang."

Jino sangat gugup, menggosok celananya beberapa kali, baru mengulurkan tangannya menggandengnya.

Kedua orang ini sama-sama pertama kalinya berpacaran, juga cinta pertama masing-masing, masih tidak mengerti apapun, bergandengan tangan saja membuat telapak tangan mereka berkeringat.

Penjaga pintu melihat 2 orang itu terus berdiri di luar, tidak bisa menahan dan menanya, "Prajurit Jino, mau bawa pacar kamu masuk tidak?"

"Mau, mau," Wajah Jino memerah, dia tidak berani melihat Fanny, "Ayo, kita masuk."

Kedua anak muda ini bergandengan tangan masuk kedalam rumah, semua orang bersorak ria, Fanny sangat malu sampai tidak berani masuk, dia terus bersembunyi dibelakang Jino.

Laras langsung menarik Fanny, "Apa benar ini Fanny? Fanny tidak sepemalu kamu, cepat robek topengmu, tunjukkan wajah aslimu."

Fanny berkata marah: "Tuan Laras, jangan bilang lagi, aku memiliki banyak sekali aibmu, kamu mau coba?"

Laras langsung menutup mulutnya,berpura-pura menarik nafas, memohon dengan berlebihan, "Jangan, jangan dihadapan suamiku dan nenek, mohon ampuni aku, wonder woman Fanny."

"Pfftt...." Semua orang tertawa gaduh.

Weiner melihat Fanny beberapa kali, dengan menyesal berkata: "Jino, kalau aku tau gadis kecil gemuk secantik ini, aku tidak akan mengalah padamu."

Sonny juga ikut bercanda, "Benar, bukannya harus sesuai urutan dari umur? Kami berdua lebih tua saja masih belum ada kabar, malah yang paling kecil lepas dari single duluan."

Weiner menertawai dirinya, "Untung saja Jordan juga single, ditambah Anis juga, kita berempat sudah bisa jadi F4, menarik massa kemanapun kita pergi."

***(Boyband Taiwan yang terkenal dari film Meteor Garden)

Kediaman Gavin jarang-jarang seramai ini, semua orang dirumah tertawa bahagia.

Orang tua melihat orang muda di rumah, bercanda tawa dengan mereka, merasa dia sendiri seperti kembali muda lagi.

Pada saat semua orang bercanda tawa, dari luar kedatangan seseorang.

Begitu pintu terbuka, Vero tertegun berdiri didepan pintu.

Iya, dia sangat terkejut dengan apa yang dia lihat.

Di telepon nenek berkata seperti ini------" Vero, dada nenek sangat sesak, nenek tidak mau pergi ke rumah sakit."

"Bagaimana dengan Laras? Laras dirumah tidak?"

"Laras pergi ke sekolah, Gavin keluar dinas, tidak ada yang dirumah."

"Nenek, cepat panggil pelayan Dewa."

"Nenek ingin bertemu denganmu, selalu tidak bisa bertemu denganmu, takutnya nanti nenek tidak bisa bertemu denganmu lagi."

"Nenek, jangan berbicara seperti itu, nenek tunggu aku, aku segera kesana."

"Oke, nenek tunggu kamu."

Vero tidak berpikir panjang langsung datang kemari, hasilnya? Dia melihat nenek sedang berada diantara kumpulan orang muda, bahagia sekali, lembut dan hangat, wajahnya merah, mana ada selemah di telepon tadi?!

Dia tau, nenek berbohong agar dia bisa datang ke kediaman Gavin.

Begitu nenek tua melihat Vero, dia dengan riang menarik Vero kehadapan Sonny dan Weiner, walaupun tidak ada maksud jelas untuk memperkenalkan mereka, tapi sudah itu maksudnya.

"Ini adalah cucu sepupu perempuan, Vero Ridwansyah, seumuran dengan Gavin, hampir setara dengan kalian kan? Dia sangat hebat, pernah membuat film, sekarang buka restoran, dia juga pernah pergi ke beberapa negara."

Suasana menjadi tegang, seperti es membeku.

Yang ada disini selain nenek, Jino dan Fanny, sisanya sudah tau masa lalu Vero dan Sonny.

Nenek dengan ramah berkata lagi: "Kalian semua anak muda, banyak-banyak berbincang, Vero, nenek kenalkan padamu, ini Weiner, ini Sonny, mereka berdua masih single."

Vero: "......"

Sonny: "......"

Weiner: "......"

Laras terus mendorong Gavin, ingin Gavin menyelamatkan Vero.

Untuk menghilangkan kecanggungan, Weiner dengan sopan memberikan tempat, "Halo nona Vero, saya Weiner, sini, duduk disini, berbincang bersama yang lain."

Mereka memang sudah kenal, tapi masih berpura-pura baru kenal hari pertama, sangat aneh.

Tapi, nenek hanya mengira kalau Vero tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini, jadi, dia dengan berbaik hati menegur: "Vero, kamu selalu sendirian, mana boleh seperti ini, semua orang itu butuh teman, kamu sering-sering keluar, banyak-banyak bergaul dengan teman, tau ya?"

Vero yang duduk diantara Sonny dan Weiner, dia duduk seperti merasa ada jarum menusuk, dengan kaku membalas nenek, "Iya, aku mengerti nenek."

"Bukannya mau barbeque?" Laras mengingatkan tepat waktu, "Nenek, paman Dewa sudah mempersiapkan barang untuk barbeque di halaman, kita mulai?"

Weiner benar-benar hampir berteriak melompat, dengan semangat bangkit, "Barbeque ya, aku panggangkan untuk kalian semua."

Gavin juga datang membantu, dengan Laras berdua memapah nenek, sama-sama pergi keluar.

Jino dan Fanny juga ikut meramaikan.

Dalam waktu beberapa puluh detik saja, ruang tamu yang begitu besar, hanya tinggal Vero dan Sonny.

Sejak pertemuan yang tidak mengenakkan kemarin, Vero sangat sakit hati, setelah liburan kemerdekaan berakhir, langsung pergi ke Moroko, tinggal disana selama 20 hari.

Di Afrika banyak bencana, ada beberapa tempat ada keributan perang, keluarganya berusaha menegurnya, baru berhasil menyuruhnya pulang.

"Dengar-dengar kamu baru pulang?"

"Ehn."

"Oh, ...... Sudah sembuh?"

"Tidak akan mati."

"Oh." Sonny sangat canggung sampai tidak sanggup duduk lagi, "Aku kesana membantu dulu."

Di halaman, dedaunan pohon gingko besar mulai berubah menjadi warna kuning keemasan, tunggu setengah bulan lagi, semua daunnya akan berubah menjadi kuning emas.

Musim gugur angin sejuk, cuaca cerah, juga hangat, cuaca seperti ini paling cocok barbeque.

Awalnya semua orang mengira nenek tua tidak makan barbeque, tidak disangka dia bukan hanya makan barbeque, juga minum bir.

Nenek tua sebenarnya sangat fashionable, juga sangat bersedia mencoba hal-hal baru, menonton reality show, bermain games online, suka jalan-jalan, suka belanja, pikirannya juga lebih modern dari kebanyakan anak muda, walaupun umurnya sangat tua, tapi dia mempunyai jiwa yang muda, hidupnya lebih muda dari kebanyakan anak muda.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu