Cinta Pada Istri Urakan - Bab 614 Aku Tidak Mempunyai Pengalaman Apa-Apa

Restoran di atas gedung, dinding kaca yang bergabung membuat dalam restoran sangat terang.

Empat mata yang tidak bisa menghindari, membuat Suli duduk berdiri tak bisa tenang, bahkan bernapas biasa saja berubah menjadi semacam sangat berat.

Aaron malah tidak menghindari untuk berhadapan dengannya, kalau memang sudah bertemu, dia sangat tidak sabar mau menunjukkan "kehidupan bahagia" sekarang dengan calon istri.

Makanan Aaron masih belum datang, Tasya memotong sepotong steak ke depan mulut Aaron, "Makan satu dulu, lembut sekali."

Aaron tidak mengecewakan niat baiknya, membukakan mulutnya.

"Bagaimana?"

"Enak."

Pada saat Tasya berbicara, badannya tanpa terasa selalu melengkat kepada Aaron, pada saat berbicara juga menggunakan nada sangat manja, di tubuh Aaron yang tinggi dan bidang, Tasya seperti gadis lucu kecil yang mentel dan manja, polos, baik hati, semua kata-kata yang bagus juga sangat cocok untuknya.

"Kamu sendiri juga makan banyak sedikit."

"Tidak, tidak, aku diet."

"Kamu kan tidak gemuk, untuk apa diet?"

"Kurus sedikit, biar bagus waktu memakai baju pengantin."

"......Oh." Aaron sedikit tidak ingin bekerjasama dengannya, Tasya terlalu pintar memamerkan kemesraan, dia tidak terbiasa.

Vero meletakkan pisau dan garpunya, sungguh tidak bisa makan lagi, bahkan sangat ingin muntah.

Laras juga merasa makanannya menjadi tidak berasa, satu meja yang penuh dengan makanan enak berubah menjadi tidak berasa.

Vero dan Laras tidak begitu mengenal Tasya, hanya mendengar dari mulut orang lain saja, bilang kalau nona muda besar keluarga Rope ini baik sekali, sangat berbakat, di umur 25 tahun tidak pernah menjalani hubungan cinta, tamat dari columbia university yang terkenal, juga belajar manajemen bisnis, kedepannya juga akan membantu karir Aaron, dalam segi apapun sangat cocok dengan Aaron.

Mereka bertemu orang asli Tasya pada saat pesta perayaan peringatan Gumaya yang ke 40, memang benar, Tasya seperti yang dikatakan seperti keluarganya, cantik dan dermawan, memang benar anak gadis kaya yang berpendidikan.

Pertemuan hari ini lagi, Tasya terus menjual keimutan, dan juga sengaja menyuruh Aaron datang, mereka terpaksa harus curiga dengan niatnya.

Kesan baik mereka yang tidak banyak pada Tasya, dalam sekejap langsung menghilang.

Tentu saja, itu adalah calon istri Aaron, mereka tidak berhak ikut campur.

Dibandingkan dengan Laras, status Vero untuk berbicara jauh lebih mudah, dia mendesak dengan samar, "Laras, Suli, cepat makan, setelah selesai makan kita masih harus beli makan, aku masih harus beli beberapa barang."

Menolehkan kepalanya, dia lalu dengan cepat berkata pada Aaron: "Nanti kamu bawa calon istrimu pergi berkencan, menonton film, pergi ke toko bridal, bagaimanapun jadinya." Makna tersiratnya adalah, jangan sampai dia bersama dengan kami.

Pelayan mengantarkan makanan Aaron, Aaron dengan rendah hati mengungkapkan terimakasih, lalu dengan tidak cepat dan tidak lambat mengambil pisau dan garpu, makan dengan diam.

Tasya hampir menempel ke badan Aaron, bahkan sedang makan saja harus menggandeng lengannya, dia dengan manja berkata: "Kakak pasti tidak suka aku ribut sekali bukan? Baiklah, kalau begitu aku nanti menempel dengan Aaron saja, juga mau pulang dengannya."

Aaron: "......"

Vero: "......" Cepat berikan tong sampah padaku, aku sangat ingin muntah.

Laras: "......" Tidak ada komentar.

"Ya Aaron? Pulang ke rumah nanti coba pakai kemejanya kasih aku lihat, cocok atau tidak."

Aaron menyetujui: "Baik."

Makan siang ini, semua orang hampir tidak begitu makan, duduk di sana sungguh sangat tersiksa dan lama, jadi sangat cepat sudah bubar.

Pada saat pergi, Vero dan Laras dengan bersamaan satu di kanan dan satu di kiri menggandeng Suli pergi, pergi dengan bersemangat.

Melihat mereka pergi, diam-diam Tasya menunjukkan senyuman kemenangan, Suli, mau berlomba denganku? Kamu masih tidak pantas!

"Aku nanti sore masih ada pekerjaan di kantor, harus pergi dulu."

"Ah? Bukankah kamu mau menemaniku?"

"Pekerjaan lebih penting, lain kali baru temani kamu lagi."

"Kalau begitu bagaimana dengan malam hari? Aku pergi ke rumahmu ya?"

"Aku tinggal dengan papa mamaku," Aaron menolak dengan lembut, "Tidak bisa."

"Mana ada hubungan, bukankah kita sudah tunangan? Paman dan bibi adalah orang yang sangat terbuka, tidak akan keberatan, lagipula, beberapa kali bibi menyuruhku pergi ke rumahmu."

Aaron terus mencari alasan, "Kalau begitu apa papa mamamu tidak khawatir?"

Tasya dengan malu-malu tersenyum, sambil menggeleng berkata: "Papa mamaku hanya khawatir aku tidak bisa memuaskanmu, aku tidak mempunyai pengalaman apa-apa, menyuruhku lebih sering bersamamu."

"......" Aaron tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, Tasya sudah mengatakan sampai seperti ini.

Pada saat dia merasa serba salah, telepon penyelamat berbunyi tepat waktu, dia langsung menepiskan tangan Tasyam berputar ke sebelah mengangkat telepon.

"Oh iya, oke, baik......baik, baik, aku segera kesana."

Aaron sangat panik, tidak sempat menjelaskan langsung terburu-buru pergi, sambil berjalan dan berkata: "Kantor ada hal rumit harus kuselesaikan, nanti kita bicarakan lagi, kamu sendiri pulang hati-hati."

"Eh, tunggu aku......" Tasya langsung mengambil tas dan kantong belanja, begitu membalikkan kepala, bayangan Aaron sudah menghilang.

"Kenapa juga tidak menungguku?!" Dia dengan kecewa menghentakkan kakinya.

Duduk di atas kursi, Tasya melihat posisi di sebrangnya, setelah menenangkan dirinya, dia harus mengakui, pandangan Aaron dari awal sampai akhir sedikitpun tidak beralih dari Suli, meskipun Aaron memutarkan kepala berbicara dengan Tasya, pandangannya juga memperhatikan Suli, di dalam matanya hanya ada Suli.

Dia manja terhadap Aaron, melakukan perbuatan yang intim kepadanya, meskipun dia bekerja sama, tapi tatapannya tetap memperhatikan Suli.

Ali pernah mencari tau, Aaron dan Suli benar-benar sudah tidak ada komunikasi lagi, kedua orang juga tidak berjumpa lagi, dari orang sangat dekat berubah menjadi orang asing, tapi dia tidak percaya, begitu melihat tatapan Aaron melihat Suli, dia langsung paham, di antara mereka pasti ada sesuatu.

Mandor dengan baik hati mengingatkan, "Nona muda besar, apakah piringnya sudah boleh dibersihkan?"

"Jangan ganggu aku!" Tasya tiba-tiba marah.

Mandor dan juga pelayan yang lainnya dengan gemetaran berdiri di sebelah, bernapas saja tidak berani.

Semakin Tasya pikirkan, semakin terganggu, tiba-tiba menarik telapak meja, dengan kuat menariknya.

Semua alat makan yang ada di atas meja terjatuh ke bawah lantai yang menimbulkan suara ribut, membuat beberapa pelayan terkejut sampai bersuara.

Meskipun seperti itu, tidak ada yang berani berbicara.

"Halo, Ali," Tasya merasa penderitaan sampai menangis, "Kamu dimana, cepat datang menjemputku."

Ali yang mendengar suara dia menangis dari telepon, hatinya langsung kusut, "Baik, aku segera datang, beritahu aku lokasimu sekarang."

"Aku di restoran bibi."

"Baik, 10 menit lagi sampai."

Ali bilang 10 menit, memang benar 10 menit saja sampai, kata-kata yang diucapkan memang janji yang tidak berubah, bagaimanapun dia pasti akan melakukannya.

Ini adalah pekerjaannya, juga permintaan kepada dirinya sendiri.

Ali sampai di restoran, Tasya duduk di lantai, sekelilingnya adalah tumpukan pecahan keramik, hatinya sakit sekali.

"Nona muda besar, apa yang terjadi?"

Perasaan Tasya yang baru saja tenang, waktu melihat Ali menjadi sedih lagi, "Huhuhu, aku mau pulang, bawa aku pulang......"

"Baik, baik, kamu berdiri, aku langsung bawa kamu pulang."

Kepala toko restoran, mandor, para pelayan, semuanya menghela napas lega, akhirnya mengantarkan tokoh penting ini pergi.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu